Ancaman Sirekap
Banyak keluhan terkait dengan penggunaan Sirekap. Ada temuan dilapangan pada saat input hasil simulasi hitung cepat oleh petugas KPPS ditemukan pada menu tambah suara / edit perolehan hasil masing-masing Calon Presiden / Wapres dari ketiga calon.
Menu input hasil suara yang bisa input / di edit hanya menu paslon 01 dan 03. sedangkan Kolom input menu Paslon 02 tidak bisa diedit pada saat simulasi oleh petugas dilapangan.Â
Diduga kolom edit suara Paslon 02 telah dikondisikan angka dan hasilnya di server Pusat KPU terbukti setelah diadakan/ dicoba berkali-kali diedit malah suara Paslon 02 bertambah.
Masalah ini perlu dituntaskan sebelum hari H pemungutan suara. Selain itu juga banyak kasus seperti sulit login. Selain itu, untuk mengunggah foto formulir C1 juga masih sulit.Â
Padahal, petugas telah mencobanya hingga tiga kali, hasilnya tidak juga keluar. Pembacaan hasil formulir C1 juga kerap tidak sesuai. Ia mencontohkan, angka 69 kerap terbaca menjadi menjadi 64. Karakter angka 1 menjadi 7, karakter angka 3 menjadi 8 dan sebagainya.
Keamanan aplikasi Sirekap masih rawan. Meskipun pihak KPU telah mengklaim bahwa pembangunan sistem Sirekap sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).Â
Namun public ragu, bahwa ketiga instansi tersebut bisa bersikap netral. Mengingat pimpinan ketiga instansi tersebut condong dan ada yang terang-terangan berpihak kepada capres/cawapres tertentu.
Sirekap juga sangat rentan terhadap serangan siber yang berpotensi menjadi ancaman terhadap keberlangsungan serta keamanan data yang ada di dalam Sirekap, antara lain, serangan DDoS (Distributed Denial of Service) yang akan membebani server.
Serangan itu bisa melumpuhkan server karena tidak bisa diakses sehingga anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) tidak bisa update hasil perhitungan suara.Â
Masalah lainnya adalah potensi serangan phising dan social engineering serta malware terhadap lebih dari 823.000 smartphone android milik anggota KPU dan KPPS yang mencoba mendapatkan akses ke aplikasi Sirekap.