Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Transformasi Wisata Vulkanologi

10 Januari 2024   12:32 Diperbarui: 10 Januari 2024   12:36 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teater dan Museum Wisata Vulkanologi di Gunung Kelud (Foto Dhimas Pradhana ) 

Transformasi Wisata Vulkanologi 

Ada hikmah besar atas terpojoknya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Barat akibat tragedi tewasnya 24 pendaki akibat erupsi Gunung Marapi (3/12/2023). 

Jenis wisata vulkanologi prospeknya cukup bagus asalkan penyelenggara dan wisatawan mengenal gunung api dengan baik. Saat muncul tanda-tanda bahaya, mitigasi risiko seharusnya lebih ketat, termasuk pengawasan yang intensif dan pertimbangan izin dengan mempertimbangkan tingkat risiko.

Erupsi merupakan pemandangan paling menarik dan indah ketika mendaki gunung yaitu melihat atraksi gunung api saat meletus sambil menjaga keselamatan diri. Berbasis mitigasi bencana, geowisata erupsi itu juga harus dilengkapi dengan berbagai kesiapan pihak pengelola. Misalnya jalur evakuasi dan mitigasi bencana perlu diperjelas, dan peta bahaya bencana gunung api harus diperbarui.

Perlu transformasi wisata Vulkanologi yang dilengkapi dengan platform digital yang cerdas berbasis geospasial dan aspek augmented reality. Dengan platform ini wisatawan dan pendaki gunung bisa mendalami perilaku gunung berapi dalam berbagai case atau peristiwa.Seperti mekanisme erupsi, peta geologi tiga dimensi lereng hingga puncak gunung. Kondisi Gunung berapi yang dalam kondisi.

Bentuk transformasi yang tepat adalah dibuatnya gedung teater dan museum seperti yang ada di Gunung Kelud Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Namun, yang ada di Gunung Kelud perlu dimodernisasi dengan teknologi terkini seperti memakai teknologi virtual reality. Juga perlunya drone untuk menyajikan video real time kepada wisatawan yang bisa menunjukkan bagian-bagian gunung berapi langsusng pada hari kunjungan itu.Juga dilengkapi dengan platform digital.

Teater dan Museum Wisata Vulkanologi di Gunung Kelud (Foto Dhimas Pradhana ) 
Teater dan Museum Wisata Vulkanologi di Gunung Kelud (Foto Dhimas Pradhana ) 

Museum Gunung Kelud adalah museum khusus yang memberikan informasi geologi tentang Gunung Kelud. Di dalam museum, pengunjung diberi tontonan berupa film dokumenter yang menampilkan keindahan Gunung Kelud dan bencana letusannya. Bangunan teater dan museum bersebelahan dengan pintu masuk Taman Wisata Gunung Kelud.

Sebaiknya platform tidak sekedar berbentuk website atau aplikasi yang bersifat database ilmiah semata. Tetapi merupakan sistem informasi yang cerdas berbasis geospasial dan aspek augmented reality. Contoh platform yang sangat ideal yang patut dicontoh adalah milik Smithsonian. Smithsonian telah merancang platform Global Volcanism Program yang memanfaatkan Google Earth sebagai sistem informasi gunung berapi yang ada di seluruh dunia dengan profil dan keunikannya masing-masing.

Selama ini pemantauan aktivitas gunung berapi dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah, seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Badan Geologi, dan Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pemantauan dapat memberikan rekomendasi apakah kawasan itu masih boleh untuk wisata atau harus ditutup total. 

Teknologi pemantauan menggunakan bermacam sensor. Seperti sensor yang diletakkan di darat seperti titik-titik GPS geodinamika, metode sinar laser ke sejumlah reflektor yang ditempatkan di puncak gunung. Juga dengan menggunakan sensor pendeteksi gas dan temperatur, penginderaan jauh dengan menggunakan drone dan satelit, hingga pemantauan getaran gempa tremor.

Peristiwa erupsi gunung berapi justru menjadi daya tarik wisatawan lokal hingga mancanegara. Letusan gunung berapi yang sebenarnya merupakan bencana alam kini justru menjadi daya tarik para wisatawan. Bahkan biro perjalanan atau agen wisata mendapat permintaan paket wisata erupsi gunung berapi.

Gedung teater sebagai bentuk transformasi wisata vulkanologi (Sumber : Massod )
Gedung teater sebagai bentuk transformasi wisata vulkanologi (Sumber : Massod )
Pengalaman menunjukkan bahwa ketika Gunung Merapi mengalami erupsi, banyak turis yang berdatangan ke Yogya ingin melihat fenomena alam tersebut. Bahkan meskipun Gunung Bromo di Jawa Timur mengalami erupsi dengan menyemburkan abu dan gerimis, pelancong justru terus berdatangan. Mobil-mobil dengan plat nomor dari luar Probolinggo terus berdatangan dan memadati jalanan Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura.

Perlu antisipasi terkait erupsi gunung berapi yang menyangkut destinasi wisata dengan aspek luasnya.Khususnya dengan mekanisme mitigasi destinasi wisata yang letaknya di pelosok pedesaan di kaki gunung berapi itu. Apalagi banyak wisatawan asing justru ingin mengamati aktivitas vulkano. Mereka justru menjadikan event wisata erupsi gunung berapi yang merupakan kejadian langka.

Perlu antisipasi yang baik terkait dengan ancaman bencana alam dan kondisi darurat pada destinasi wisata. Mengingat banyak destinasi secara geografis terletak pada kawasan yang rentan bencana alam namun sulit dijangkau transportasi. Apalagi infrastruktur jalan menuju destinasi juga terancam terputus.
Dibutuhkan platform digital terkait dengan antisipasi atau mitigasi destinasi pariwisata erupsi gunung. Mengingat banyak destinasi yang secara geografis terletak pada kawasan rentan bencana alam. Perlu manajemen risiko bencana untuk sektor pariwisata yang berbentuk platform atau aplikasi digital. Manajemen risiko ini memerlukan peta tematik kebencanaan sebagai informasi kebencanaan spasial yang bisa diakses secara online.

Peta tematik kebencanaan ini juga merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pariwisata. Dari peta tematik kebencanaan tersebut bisa dimanfaatkan badan kebencanaan tingkat lokal hingga nasional. Serta para pengusaha pariwisata di daerah dalam menyusun kegiatannya sehingga sesuai dengan rencana aksi mitigasi bencana.

Selama ini eksistensi data spasial yang sudah dibangun oleh pemerintah pusat dan daerah ternyata belum optimal. Karena masih sulit diterapkan menjadi solusi praktis untuk usaha mitigasi destinasi pariwisata.

Pengertian data spasial secara sederhana dapat diartikan sebagai data yang memiliki referensi keruangan atau geografi. Setiap bagian dari data tersebut selain memberikan gambaran tentang suatu fenomena, juga dapat memberikan informasi mengenai lokasi dan juga persebaran dari fenomena tersebut dalam suatu ruang atau wilayah. Apabila dikaitkan dengan cara penyajian data, maka peta merupakan bentuk atau cara penyajian data spasial yang paling efektif.

Erupsi gunung berapi, seperti misalnya Gunung Marapi, Gunung Kelud, Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Semeru, Gunung Agung dan lain-lain membutuhkan mitigasi yang menyangkut penyiapan kedokteran wisata. Bahkan masyarakat pariwisata Indonesia menyatakan bahwa sebetulnya wisatawan mancanegara (wisman) justru banyak yang tertarik mengunjungi objek wisata yang dalam kondisi status bahaya. Seperti wisata gunung berapi yang sedang aktif.
Masalah utama yang paling mendasari adalah kekhawatiran penyelenggara terhadap keselamatan wisatawan. Dimasa mendatang pemerintah daerah sebaiknya menyiapkan kedokteran wisata sebaik-baiknya. Penataan kedokteran wisata di daerah sangat tergantung pemahaman dan kemampuan para pemangku kepentingan pariwisata dalam penanggulangan bencana. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun