Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Transformasi Wisata Vulkanologi

10 Januari 2024   12:32 Diperbarui: 10 Januari 2024   12:36 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teater dan Museum Wisata Vulkanologi di Gunung Kelud (Foto Dhimas Pradhana ) 

Teknologi pemantauan menggunakan bermacam sensor. Seperti sensor yang diletakkan di darat seperti titik-titik GPS geodinamika, metode sinar laser ke sejumlah reflektor yang ditempatkan di puncak gunung. Juga dengan menggunakan sensor pendeteksi gas dan temperatur, penginderaan jauh dengan menggunakan drone dan satelit, hingga pemantauan getaran gempa tremor.

Peristiwa erupsi gunung berapi justru menjadi daya tarik wisatawan lokal hingga mancanegara. Letusan gunung berapi yang sebenarnya merupakan bencana alam kini justru menjadi daya tarik para wisatawan. Bahkan biro perjalanan atau agen wisata mendapat permintaan paket wisata erupsi gunung berapi.

Gedung teater sebagai bentuk transformasi wisata vulkanologi (Sumber : Massod )
Gedung teater sebagai bentuk transformasi wisata vulkanologi (Sumber : Massod )
Pengalaman menunjukkan bahwa ketika Gunung Merapi mengalami erupsi, banyak turis yang berdatangan ke Yogya ingin melihat fenomena alam tersebut. Bahkan meskipun Gunung Bromo di Jawa Timur mengalami erupsi dengan menyemburkan abu dan gerimis, pelancong justru terus berdatangan. Mobil-mobil dengan plat nomor dari luar Probolinggo terus berdatangan dan memadati jalanan Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura.

Perlu antisipasi terkait erupsi gunung berapi yang menyangkut destinasi wisata dengan aspek luasnya.Khususnya dengan mekanisme mitigasi destinasi wisata yang letaknya di pelosok pedesaan di kaki gunung berapi itu. Apalagi banyak wisatawan asing justru ingin mengamati aktivitas vulkano. Mereka justru menjadikan event wisata erupsi gunung berapi yang merupakan kejadian langka.

Perlu antisipasi yang baik terkait dengan ancaman bencana alam dan kondisi darurat pada destinasi wisata. Mengingat banyak destinasi secara geografis terletak pada kawasan yang rentan bencana alam namun sulit dijangkau transportasi. Apalagi infrastruktur jalan menuju destinasi juga terancam terputus.
Dibutuhkan platform digital terkait dengan antisipasi atau mitigasi destinasi pariwisata erupsi gunung. Mengingat banyak destinasi yang secara geografis terletak pada kawasan rentan bencana alam. Perlu manajemen risiko bencana untuk sektor pariwisata yang berbentuk platform atau aplikasi digital. Manajemen risiko ini memerlukan peta tematik kebencanaan sebagai informasi kebencanaan spasial yang bisa diakses secara online.

Peta tematik kebencanaan ini juga merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pariwisata. Dari peta tematik kebencanaan tersebut bisa dimanfaatkan badan kebencanaan tingkat lokal hingga nasional. Serta para pengusaha pariwisata di daerah dalam menyusun kegiatannya sehingga sesuai dengan rencana aksi mitigasi bencana.

Selama ini eksistensi data spasial yang sudah dibangun oleh pemerintah pusat dan daerah ternyata belum optimal. Karena masih sulit diterapkan menjadi solusi praktis untuk usaha mitigasi destinasi pariwisata.

Pengertian data spasial secara sederhana dapat diartikan sebagai data yang memiliki referensi keruangan atau geografi. Setiap bagian dari data tersebut selain memberikan gambaran tentang suatu fenomena, juga dapat memberikan informasi mengenai lokasi dan juga persebaran dari fenomena tersebut dalam suatu ruang atau wilayah. Apabila dikaitkan dengan cara penyajian data, maka peta merupakan bentuk atau cara penyajian data spasial yang paling efektif.

Erupsi gunung berapi, seperti misalnya Gunung Marapi, Gunung Kelud, Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Semeru, Gunung Agung dan lain-lain membutuhkan mitigasi yang menyangkut penyiapan kedokteran wisata. Bahkan masyarakat pariwisata Indonesia menyatakan bahwa sebetulnya wisatawan mancanegara (wisman) justru banyak yang tertarik mengunjungi objek wisata yang dalam kondisi status bahaya. Seperti wisata gunung berapi yang sedang aktif.
Masalah utama yang paling mendasari adalah kekhawatiran penyelenggara terhadap keselamatan wisatawan. Dimasa mendatang pemerintah daerah sebaiknya menyiapkan kedokteran wisata sebaik-baiknya. Penataan kedokteran wisata di daerah sangat tergantung pemahaman dan kemampuan para pemangku kepentingan pariwisata dalam penanggulangan bencana. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun