Yakni, pertama strategi dengan melakukan rekayasa dan rancang bangun secara mandiri. Contohnya adalah proyek nasional N219, R80 dan N245. Kedua, strategi dengan melakukan rekayasa dan rancang bangun, modal bersama dengan mitra, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Ketiga, yaitu strategi mengundang mitra dari negara yang menguasai teknologi tinggi untuk berinvestasi dan memindahkan kompetensi teknologi tingginya ke Indonesia. Strategi nomor tiga ini ikut terlibat dalam pengembangan teknologi tinggi dunia dalam strategic partnership.
Pada saat ini merupakan momentum menjadikan Indonesia bagian dari supply chain industri penerbangan dunia. Dengan itu menjadikan SDM Indonesia tidak hanya ter-upgrade dengan know-how terkini dalam inovasi sekaligus juga bisa mewujudkan pekerjaan outsourcing engineering teknologi tinggi masuk ke tanah air. Semua itu bisa mendorong terwujudnya ekosistem klaster industri dirgantara di dalam negeri yang memiliki pondasi yang kuat.
Indonesia merupakan satu dari sedikit negara yang memiliki SDM terbaik di industri kedirgantaraan. Lebih dari itu, para ahli di bidang dirgantara tidak cuma berkarir di dalam negeri melainkan juga terlibat langsung dalam berbagai proses pengerjaan pembuatan pesawat terbang baik di Airbus maupun Boeing. Ini adalah kekuatan nyata SDM Indonesia di industri dirgantara sekaligus menjadi key success factor yang utama. (TS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H