Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Berdansa Ria, Apa yang Engkau Cari Wahai Budiman?

25 Agustus 2023   16:55 Diperbarui: 25 Agustus 2023   16:59 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budiman Sudjatmiko di Istana Kepresidenan (dok KOMPAS.com/DIAN ERIKA)

Berdansa Ria, Apa yang Engkau Cari Wahai Budiman ? 

Jagat politik di negeri ini memunculkan kelucuan. Tiada angin tiada badai, tiba-tiba politisi Budiman Sudjatmiko berdansa-dansi dengan bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto. Karuan saja Budiman secara resmi langsung dipecat oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Masih hangat dalam ingatan publik saat Taufik Kiemas mengulurkan tangan secara tulus kepada Budiman. Bang TK juga membantu proses pendidikannya serta memberi kesempatan kepadanya untuk masuk jajaran elit PDIP. Tak hanya itu Budiman juga diberi tiket emas untuk menjadi anggota DPR RI dua periode.

Budiman pasti tidak lupa bahwa Bu Megawati pernah menyerukan kepada elit partai agar tidak perlu ikut dansa-dansi politik. Karena kerja bersama mengatasi kondisi rakyat yang sarat masalah jauh lebih penting. Hal itu ditegaskan dalam rapat koordinasi kepala daerah PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Tak banyak yang mengerti bahwa Bu Megawati sejatinya punya bakat yang luar biasa dalam seni tari. Kalau sekedar dansa dansi itu sih sepele, karena jenis-jenis tarian yang dikuasainya jauh lebih dinamis dan memesona. Tak heran tempo dulu dia selalu tampil menari di hadapan tamu negara.

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memperagakan gerakan tari di depan acara Seskoal ( dok  korankota.com )
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memperagakan gerakan tari di depan acara Seskoal ( dok  korankota.com )

"Stop dansa dansi terkait dengan Pemilu 2024, semua mesti berkonsentrasi pada wilayah tugasnya masing-masing. Karena kerja di tengah rakyat itu sebagai kerja elektoral yang paling esensial,", begitu perintah tegas pimpinan tertinggi Partai Banteng . Namun entah kenapa Budiman jadi nyleneh, berani-beraninya menentang garis kebijakan partai.

Alasan utama Budiman Sudjatmiko dipecat, karena menyatakan dukungan untuk bacapres Prabowo Subianto. Pasalnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah menetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal capres yang diusung PDIP pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Keputusan Budiman Sudjatmiko mendukung Prabowo dianggap PDIP sebagai satu kategori pelanggaran berat.

Mencuatlah pertanyaan publik, apa yang engkau cari wahai Budiman ? Dalam suatu kesempatan ia berdalih bahwa yang dia cari adalah pemimpin strategik untuk masa depan Indonesia. "Negeri ini tidak lagi membutuhkan kepemimpinan popular", katanya. Bahkan menurutnya Presiden Jokowi juga sudah meninggalkan gaya kepemimpinan popular dan beralih kepada kepemimpinan strategik. Menurutnya Prabowo memiliki tipe kepemimpinan strategik.

Mungkin Budiman lupa, bahwa sebenarnya Profesor Megawati Soekarnoputri adalah pakarnya tentang kepemimpinan strategik. Kepemimpinan Strategik tidak bisa terlepas dengan nilai-nilai Pancasila. Demikian salah satu potongan orasi Megawati Soekarnoputri saat dikukuhkan menjadi Profesor Kehormatan Universitas Pertahanan (Unhan) RI. Pengukuhan dilakukan oleh Ketua Senat Universitas Pertahanan (Unhan) RI.

Penetapan Profesor Kehormatan terhadap Megawati tersebut tertuang dalam surat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nomor 33271/MPK.A/KP.05.00/2021. Terhitung mulai tanggal 1 Juni 2021 diangkat dalam jabatan Profesor dalam Ilmu Kepemimpinan Strategik.

Orasi Megawati juga menyinggung tentang disrupsi teknologi yang tengah melanda kehidupan bangsa. Itulah sebabnya Megawati yang juga menjadi dewan pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan tekanan menghadapi tantangan dunia dan disrupsi.

Orasi Megawati menyadarkaan seluruh bangsa bahwa Pancasila yang ditetapkan sebagai dasar negara merupakan visi besar kebangsaan. Dilain pihak kondisi dunia pada saat ini dilanda disrupsi segala lini kehidupan. Disrupsi yang diwarnai dengan bermacam inovasi teknologi langsung atau tidak langsung mempengaruhi ideologi negara dan nilai-nilai budaya bangsa.

Kepemimpinan strategik membutuhkan semangat dan nilai baru yang lebih relevan dengan perkembangan zaman. Dengan kepemimpinan strategik tatanan kemajuan bangsa bisa diwujudkan dengan catatan disertai mentalitas kerja keras dan terus menerus berpikir cerdas.

Betapa beratnya mewujudkan tatanan kemajuan Indonesia 2030. Menurut kaedah yang dianut internasional, Indonesia akan menjadi negara maju pada 2030 jika memiliki klasifikasi sebagai negara berpendapatan tinggi (High Income Country/HIC) dengan pendapatan perkapita 15 ribu dollar AS. Untuk itu dibutuhkan SDM bangsa yang mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang stabil tinggi dengan sumber pertumbuhan yaitu sektor manufaktur yang tangguh dan bernilai tambah tinggi.

Profesor Megawati diharapkan semakin intens memberikan arahan kepada BRIN demi cepatnya tatanan kemajuan bangsa. Sebagai catatan dasar hukum pembentukan BRIN adalah UU nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) sebagaimana telah diubah dalam UU nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.Dari segi struktur, BRIN diproyeksikan menjadi satu-satunya lembaga yang melakukan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan di pemerintah.

Pada prinsipnya BRIN dibentuk untuk menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan (Litbang Kirap) serta invensi dan inovasi nasional. BRIN memiliki peran mewujudkan sistem dimana riset itu saling terintegrasi. Selama ini ada begitu banyak badan riset, namun semuanya jalan masing-masing. Belum ada yang menjadi integrator dari hulu ke hilir.

Kepemimpinan nasional kedepan harus mampu melingkupi lintas bidang keilmuan, yang memiliki stamina tubuh dan kesehatan yang prima. Keringatnya sering bercucuran karena sibuk menyelesaikan problem solving yang aktual di lapangan. Dalam prodi kebudayaan tipologi sosok pemimpin di atas disebut poliglotisme. Dia tidak hanya mahir berwacana dalam bahasa ibu, tetapi juga piawai dalam pergaulan global untuk mengenalkan visinya kepada warga dunia.

Lantas, diantara ketiga bacapres yang ada, siapa yang lebih memiliki tipe poliglotisme ? Mari kita bertanya kepada rumput yang bergoyang. (TS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun