Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Berdansa Ria, Apa yang Engkau Cari Wahai Budiman?

25 Agustus 2023   16:55 Diperbarui: 25 Agustus 2023   16:59 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budiman Sudjatmiko di Istana Kepresidenan (dok KOMPAS.com/DIAN ERIKA)

Penetapan Profesor Kehormatan terhadap Megawati tersebut tertuang dalam surat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nomor 33271/MPK.A/KP.05.00/2021. Terhitung mulai tanggal 1 Juni 2021 diangkat dalam jabatan Profesor dalam Ilmu Kepemimpinan Strategik.

Orasi Megawati juga menyinggung tentang disrupsi teknologi yang tengah melanda kehidupan bangsa. Itulah sebabnya Megawati yang juga menjadi dewan pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan tekanan menghadapi tantangan dunia dan disrupsi.

Orasi Megawati menyadarkaan seluruh bangsa bahwa Pancasila yang ditetapkan sebagai dasar negara merupakan visi besar kebangsaan. Dilain pihak kondisi dunia pada saat ini dilanda disrupsi segala lini kehidupan. Disrupsi yang diwarnai dengan bermacam inovasi teknologi langsung atau tidak langsung mempengaruhi ideologi negara dan nilai-nilai budaya bangsa.

Kepemimpinan strategik membutuhkan semangat dan nilai baru yang lebih relevan dengan perkembangan zaman. Dengan kepemimpinan strategik tatanan kemajuan bangsa bisa diwujudkan dengan catatan disertai mentalitas kerja keras dan terus menerus berpikir cerdas.

Betapa beratnya mewujudkan tatanan kemajuan Indonesia 2030. Menurut kaedah yang dianut internasional, Indonesia akan menjadi negara maju pada 2030 jika memiliki klasifikasi sebagai negara berpendapatan tinggi (High Income Country/HIC) dengan pendapatan perkapita 15 ribu dollar AS. Untuk itu dibutuhkan SDM bangsa yang mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang stabil tinggi dengan sumber pertumbuhan yaitu sektor manufaktur yang tangguh dan bernilai tambah tinggi.

Profesor Megawati diharapkan semakin intens memberikan arahan kepada BRIN demi cepatnya tatanan kemajuan bangsa. Sebagai catatan dasar hukum pembentukan BRIN adalah UU nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) sebagaimana telah diubah dalam UU nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.Dari segi struktur, BRIN diproyeksikan menjadi satu-satunya lembaga yang melakukan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan di pemerintah.

Pada prinsipnya BRIN dibentuk untuk menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan (Litbang Kirap) serta invensi dan inovasi nasional. BRIN memiliki peran mewujudkan sistem dimana riset itu saling terintegrasi. Selama ini ada begitu banyak badan riset, namun semuanya jalan masing-masing. Belum ada yang menjadi integrator dari hulu ke hilir.

Kepemimpinan nasional kedepan harus mampu melingkupi lintas bidang keilmuan, yang memiliki stamina tubuh dan kesehatan yang prima. Keringatnya sering bercucuran karena sibuk menyelesaikan problem solving yang aktual di lapangan. Dalam prodi kebudayaan tipologi sosok pemimpin di atas disebut poliglotisme. Dia tidak hanya mahir berwacana dalam bahasa ibu, tetapi juga piawai dalam pergaulan global untuk mengenalkan visinya kepada warga dunia.

Lantas, diantara ketiga bacapres yang ada, siapa yang lebih memiliki tipe poliglotisme ? Mari kita bertanya kepada rumput yang bergoyang. (TS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun