Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Hakteknas, Daya Ungkit Kebudayaan dan Teknologi Tepat Guna

10 Agustus 2023   08:12 Diperbarui: 10 Agustus 2023   10:38 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat N250. (Kompas.com/Putra Prima Perdana)

Hari kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) diperingati setiap 10 Agustus. Peringatan Hakteknas ke-28 Tahun 2023 diwarnai dengan kondisi rakyat Indonesia yang sangat membutuhkan teknologi dan inovasi tepat guna untuk mengatasi berbagai krisis. Antara lain ancaman krisis pangan, krisis air bersih, krisis kebudayaan, krisis ketenagakerjaan dan lain-lain.

Hakteknas merupakan salah satu hari bersejarah nasional yang menjadi simbol kebangkitan teknologi Indonesia. Ditandai dengan peristiwa penerbangan perdana pesawat buatan anak bangsa yakni pesawat N-250 Gatotkaca pada 10 Agustus 1995 di Lapangan terbang Husein Sastranegara Bandung.

Membahas Hakteknas tidak bisa terlepas dengan kiprah Presiden RI ketiga BJ. Habibie bersama dengan para kadernya yang notabene adalah sumber daya manusia teknologi nasional. BJ Habibie pada akhir hayatnya justru menaruh perhatian yang sangat besar terhadap masalah kebudayaan, kesenian dan bahasa. 

Bapak BJ.Habibie dalam penampilan yang santai menjelaskan tentang kebudayaan, pendidikan, kesenian dan lingkungan (Dok Santi Diansari Hargianto)
Bapak BJ.Habibie dalam penampilan yang santai menjelaskan tentang kebudayaan, pendidikan, kesenian dan lingkungan (Dok Santi Diansari Hargianto)

Terkait dengan bahasa, BJ. Habibie punya pandangan sendiri mengenai bahasa Indonesia. Ketika kuliah di Jerman pada 1955-1965 selalu menekankan bahwa bahasa Indonesia adalah kunci dari perkembangan peradaban. 

Menurutnya, dengan adanya Bahasa Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi yang tadinya terbatas karena banyak menggunakan bahasa dan istilah-istilah asing, bisa diwariskan dengan cara yang lebih mudah kepada generasi selanjutnya.

Habibie memiliki prinsip bahwa perjuangan adalah sebuah kerja kolektif yang mendukung berkembangnya peradaban Indonesia. Perjuangan dari keilmuan bahasa, teknologi, dan perjuangan dengan senjata semuanya adalah satu kesatuan. Bahasa menjadi bagian pengikat yang tak terelakan.

Setelah usai menjabat Presiden RI, BJ Habibie tidak berkecimpung dalam pemerintahan hingga akhir hayatnya namun masih tetap berpikir keras tentang pengembangan SDM terbarukan dan masalah kebudayaan. 

Untuk itu diadakan festival budaya Habibie dan juga dokumentasi perjalanan hidup Habibie lewat film dan buku. Bahkan beliau telah menyelenggarakan Festival Habibie yang menggelar hasil-hasil karyanya juga bertempat di museum, yakni Museum Nasional atau Museum Gajah.

Berdiskusi dengan Bapak BJ Habibie tentang karya seni patung yang ada di kediamannya ( dok Santi Diansari Hargianto )
Berdiskusi dengan Bapak BJ Habibie tentang karya seni patung yang ada di kediamannya ( dok Santi Diansari Hargianto )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun