Sudah saatnya pasar Kosambi, Pasar Baru dan pasar yang lain ditransformasikan menjadi sentra kerajinan,kuliner dan industri kreatif di Kota Bandung. Pasar Kosambi bisa menjadi bursa kuliner khas dari berbagai daerah di Jawa Barat maupun dari daerah lain. Karena letak Pasar Kosambi yang sangat strategis, maka tempat itu bisa menjadi semacam pameran kerajinan atau handicraft trade fair yang berlangsung sepanjang tahun. Tidak seperti pameran The Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) yang hanya berlangsung beberapa minggu dalam setahun.
saatnya pasar dan mall menjadi sentra kios berbasis komunitas anak muda. Perlu strategi komunikasi dan acara kebudayaan yang berbasis lokalitas. Ada contoh menarik terkait dengan usaha transformasi pusat perbelanjaan yang dulu sepi dan menjadi sarang hantu, kini mulai bergairah karena anak-anak muda mau datang dan membuat kerumunan. Contoh menarik itu adalah The Hallway Space atau Hallway . Lokasinya di lantai dua Pasar Kosambi, ada Hallway yang di dalamnya ada aneka ragam produk industri kreatif mulai fesyen, kuliner, musik, kerajinan tangan, hingga otomotif. Lantai dua dan lantai diatasnya bertahun-tahun dalam kondisi sepi. Kiosnya sebagian besar tutup.
Namun dengan adanya Hallway yang merupakan ruang kreatif warga seluas 1.400 meter persegi dan diproyeksikan untuk 500 kios, masyarakat khususnya kaum remaja memiliki wahana baru yang mengasyikkan. Beberapa tenant telah mendapat perhatian publik antara lain Anti Class, milik Ujang Rahmat atau Gebeg. Sebagai, seniman yang malang melintang sejak era 90-an, Gebeg merasa senang Kota Bandung memiliki satu ruang kreatif seperti Hallway.
Eksistensi Kosambi handicraft trade center perlu dikembangkan, diharapkan menjadi solusi jitu untuk mengatasi serbuan kerajinan impor. Apalagi pada saat ini masyarakat Jawa Barat sudah diserbu oleh produk kerajinan dari luar negeri, khususnya dari Tiongkok. Produk-produk yang dijajakan di pasar Kosambi antara lain aneka jajanan, busana, perhiasan, seni dekoratif, aksesori, barang keramik, gerabah, souvenir kerajinan tangan dan peralatan rumah tangga.
Untuk memperkuat positioning pasar Kosambi menjadi destinasi wisata dibutuhkan acara kebudayaan. Pentingnya pameran yang berbasis kebudayaan yang menekankan industri kreatif dan mengutamakan produk lokal. Serta mengembalikan kodrat pameran yang tidak hanya pameran dagang semata, tapi lebih menekankan pada aspek kebudayaan dan pengembangan industri kreatif. Apalagi pada saat ini kondisi Indonesia tengah mengalami banjir kerajinan impor khususnya dari Tiongkok. Sehingga perlu momentum untuk membangkitkan usaha kerajinan lokal.
Perlu memberikan pengetahuan praktis terkait desain industri kepada para pengrajin dan pedagang pasar. Peran strategis desain industri adalah menciptakan dan menerapkan solusi desain terhadap permasalahan yang timbul terkait dengan mutu dan daya saing. Pada prinsipnya, desain industri adalah kolaborasi antara teknologi produksi dengan seni. Desainer industri mempelajari fungsi praktis dan bentuk serta relasi antara produk dengan penggunanya. Melihat tren industri kreatif global, pentingnya menumbuhkan aktivitas produksi kriya di Jawa Barat yang menghasilkan barang seni dan kerajinan sehingga unggul dari sisi perdagangan.
Saatnya menumbuhkan pasar perdagangan barang seni dan budaya di Kota Bandung yang melibatkan sektor UMKM. Peran UMKM hendaknya tidak hanya memproduksi tetapi juga bisa memperdagangkan barang seni yang berbasis konsep desain dan proses produksi yang baik.
Pasar Kosambi juga bisa menjadi sentra pameran dan pemasaran produk keramik dan gerabah. Pada saat ini permintaan produk kerajinan berbasis tanah liat atau keramik meningkat. Sentra kerajinan keramik seperti di Plered di Purwakarta perlu dibangkitkan usahanya dengan cara memberikan tempat pemasaran di mall-mal dan pasar.
Betapa ironisnya kondisi produk keramik lokal yang hingga kini masih susah masuk ke pusat perdagangan. Sementara keramik dari luar negeri dengan mudahnya bisa masuk bahkan sering mengadakan pameran. Kebijakan pemerintah dalam melindungi usaha kerajinan keramik sebaiknya difokuskan kepada terbentuknya barang seni keramik yang proses kreatifnya bernilai tambah tinggi. Fokus diatas melibatkan keramikus yang berorientasi kontemporer. Keramikus yang berkarya melalui proses penciptaan kekriyaan namun dengan duplikasi terbatas. (TS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H