Perlu mencetak petani milenial sebanyak-banyaknya di Papua agar daerah ini menjadi food estate yang bisa menjadi lumbung pangan yang signifikan bagi Indonesia. Perusahaan besar yang beroperasi di Papua perlu berpartisipasi untuk mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan.
Berdasarkan laporan Badan Pangan Nasional, ada 10 kabupaten yang memiliki ketahanan pangan terendah secara nasional pada 2021. Seluruh kabupaten tersebut terletak di Tanah Papua, yakni Nduga, Intan Jaya, Mamberamo Tengah, Puncak, Lanny Jaya, Puncak Jaya, Yahukimo, Yalimo, Dogiyai, dan Mamberamo Raya.
Santi menegaskan pentingnya mencontoh program intensifikasi penanaman pangan lokal di Papua oleh TNI yang terus menggalakkan perkebunan Hipere milik warga. TNI mendorong agar setiap kelompok tani di setiap kampung memiliki lahan pertanian Hipere yang luas.
Sekadar catatan, selama ini teknik budidaya Hipere masih dilakukan masyarakat setempat dengan cara tradisional yang diwariskan nenek moyang turun temurun. Petani menanam ubi jalar pada tumpukan-tumpukan tanah berbentuk gundukan tunggal yang lebih dikenal dengan cuming.Â
Di atas cuming ditanam bibit ubi jalar. Cara ini sangat rentan terhadap bencana kekeringan ekstrem. Namun jika diterapkan teknologi pengairan yang tepat, maka hasilnya bisa optimal.
Varietas yang ditanam petani umumnya adalah varietas lokal (Ngelaleke), disamping itu juga petani sudah mengadopsi varietas Papua Solossa, Papua Patippi dan Cangkuang. Varietas ini merupakan hasil kerjasama Balitkabi, BPTP Papua dan ACIAR.
Melihat prospek pertanian pembudidayaan tanaman Hipere ini, maka anggota Babinsa di setiap Koramil juga diberi tugas untuk melakukan pendampingan kepada petani yang berada di wilayah binaannya.Â
Pendampingan ini juga bertujuan untuk meningkatkan keanekaragaman bahan pangan di wilayah binaan Koramil. Apalagi program pertanian masih menjadi yang terdepan dalam kegiatan Babinsa.
Perlu pengembangan sistem irigasi suplemen atau irigasi tetes untuk tanaman Hipere, yakni teknologi yang diperlukan sebagai pelengkap apabila curah hujan tidak mencukupi untuk mengkompensasikan kehilangan air tanaman yang disebabkan oleh evapotranspirasi.Â
Irigasi suplemen bertujuan untuk memberikan air yang dibutuhkan tanaman pada waktu, volume dan interval yang tepat.