Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membangun RPTRA yang Ergonomik dan Utamakan Mainan Lokal

23 Juli 2023   06:29 Diperbarui: 25 Juli 2023   09:51 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lomba permainan tradisional jukung atau gasing di Kota Banjarmasin ( sumber gambar : KOMPAS/JUMARTO YULIANUS)

Gerakan sangat berarti bagi salah satu industri kreatif lokal yakni pengrajin mainan anak. Produk mainan anak perlu perhatian khusus karena memiliki nilai ekonomi yang sangat prospektif. Terutama bagi industri mainan anak yang berbasis dan berbahan baku lokal serta bercorak tradisional.

Harian The Wall Street Journal menyatakan sebanyak 85 persen mainan anak yang dijual di pasar global diproduksi di Tiongkok. Sekedar catatan produk impor mainan anak dari Tiongkok ke Indonesia mencapai 398 juta dollar AS per tahun. 

Tiongkok berhasil mengekspor mainan ke AS senilai 19,4 miliar dollar AS. Di luar AS, pangsa pasar mainan Tiongkok di area Eropa berada di Belanda (3,2 miliar dollar AS) dan Inggris (2,9 miliar dollar AS).

Jika kemampuan desain dan relevansi tema produk mainan anak buatan Indonesia bermutu baik, maka punya kesempatan mengisi ceruk pasar global. 

Pemangku kepentingan perlu gerak cepat membangkitkan industri lokal mainan anak dengan berbagai insentif dan program perbaikan desain. 

UMKM sektor mainan anak dan alat peraga pendidikan perlu perhatian khusus karena hal ini bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Pemerintah diharapkan segera memberi insentif kepada UMKM yang memproduksi mainan supaya mereka bisa memperbaiki desain dan proses produksi. 

Agar produk mainan anak buatan Indonesia lebih relevan dengan kondisi kekinian dan produk yang ramah lingkungan. Perlu terus menerus melakukan kajian dan pengembangan produk mainan anak yang berbahan baku lokal seperti rotan dan bambu. 

Produk mainan rotan dan bambu bersifat ekonomi hijau, dari aspek desain dan produksi juga memiliki teknik pembuatan yang mudah dan cepat serta lebih ekonomis. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun