Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kota Dirgantara Riwayatmu Kini

22 Juli 2023   16:58 Diperbarui: 22 Juli 2023   16:59 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanggar pesawat CN-235 PT DI ( dok IABIE)

Menemukan kembali si anak hilang merupakan program yang tidak boleh ditunda-tunda lagi. Entry-point dari program tersebut adalah menyusun kembali portofolio potensi wisata teknologi yang ada di Jabar. Mulai dari wisata teknologi industri pesawat terbang, rekayasa elektronika, peluncuran roket,peneropongan bintang hingga ladang geothermal penghasil energi listrik. Semuanya membutuhkan promosi dan kemasan baru yang bisa mengundang wisatawan.

Pada waktu itu penulis melihat setiap harinya rata-rata puluhan bahkan pernah mencapai ratusan bus wisata mendatangi kawasan industri pesawat terbang di kota Bandung dalam rangka wisata teknologi yang berbentuk studi ekskursi dan lain-lainnya. Sampai-sampai IPTN ( sekarang PT DI ) sempat mendapat julukan "Industri Pariwisata Teknologi Nasional ". Dari rombongan tamu negara, mahasiswa, hingga kelompok pengajian ibu-ibu dari berbagai daerah berbondong-bondong mendatangi kawasan pabrik untuk melihat proses pembuatan pesawat terbang. Sejak peluncuran pesawat tipe CN-235 hingga first flight atau terbang perdana prototype pesawat hasil rancang bangun putra-putri Indonesia tipe N-250, IPTN telah dikunjungi jutaan wisatawan domestik maupun mancanegara. Setelah melakukan kunjungan ke IPTN pada umumnya mereka juga membelanjakan uangnya serta menyempatkan berkunjung ke berbagai obyek wisata alam yang tersebar di Jawa Barat.

Hanggar pesawat N-219 ( dok IABIE )
Hanggar pesawat N-219 ( dok IABIE )

Sarana Edukasi

Keberadaan IPTN pada saat itu benar-benar membawa berkah terhadap berbagai sektor dan jasa pariwisata. IPTN telah mengangkat citra wisata teknologi di Jabar yang tiada duanya. Sampai-sampai mahasiswa fakultas teknik yang ada di Indonesia telah menjadikan studi ekskursi ke IPTN sebagai acara wajib untuk mendukung studinya. Hal tersebut tidak berlebihan, karena berbagai proses teknologi dan industri bisa mereka saksikan di kawasan pabrik KP-II yang lokasinya membentang di sebelah utara Bandara Husein Sastranegara. KP-II merupakan kawasan pabrik yang layout hanggar dan capability of manufacturing-nya serupa dengan yang ada di perusahaan Boeing di Amerika Serikat.

Hanggar di KP-II yang membentang dari timur ke barat hingga lima kilometer di dalamnya merupakan lorong produksi pesawat terbang dan produk lainnya secara sistemik. Begitu masuk di pintu gerbang di ujung timur para pengunjung langsung memasuki hanggar yang berisi material bahan baku pembuatan pesawat terbang yang berupa aneka jenis aluminium alloys. Berbagai treatment material bisa dilihat di hanggar ini. Kemudian pengunjung berjalan ke arah barat menuju hanggar fabrikasi yang berisi mesin-mesin CNC, metal forming, bonding and composite, dan lain-lain. Berbagai komponen dan struktur pesawat dibuat disini. Terlihat unjuk kerja mesin CNC yang mampu memotong balok-balok alumunium menjadi komponen struktur pesawat. Kemudian komponen-komponen yang jumlahnya ratusan ribu item itu diintegrasikan dalam hanggar final assembly. Disamping hanggar fabrikasi terletak Gedung Pusat Teknologi yang merupakan "sarang" insinyur teknik penerbangan. Di gedung ini pengunjung bisa melihat desain struktur pesawat terbang dengan program komputer CATIA dan analisa kekuatan berbasis finite element model dengan NASTRAN. Selain itu juga bisa dilihat berbagai pengujian pesawat terbang baik ground test maupun flight test yang melibatkan berbagai sensor untuk mengetahui karakteristik beban dan performance pesawat terbang.

Di Belakang KP-II terdapat fasilitas uji terbang pesawat dan helikopter yang dikontrol oleh menara MOCR. Wisata teknologi pesawat terbang merupakan sarana edukasi yang bisa menggugah kemandirian bangsa.

Potensi wisata teknologi di Jawa Barat belum dipromosikan secara optimal. Sehingga masih banyak yang "tercecer" atau hanya diketahui oleh sedikit orang. Perlu menghidupkan kembali wisata udara di Bandung yang pada waktu lalu diselenggarakan oleh Fasida ( Federasi Aero Sport Indonesia Daerah ) dengan menggunakan pesawat kecil contohnya jenis Cessna 185, Cessna 172, 182, PZL Gelatik dan lain-lainnya. Dengan paket wisata itu kita bisa terbang melihat eksotisme kota Bandung dan sekitarnya dari udara. (*)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun