Langkah pengembangan BIJB mesti sinkron dengan induk usahanya yakni PT Angkasa Pura II yang berusaha menggenjot pendapatan non-aeronautika. Dengan demikian aktualisasi konsep airport city perlu segera dilakukan sepenuh hati. Tanpa harus merugikan secara sepihak Bandara Husein.
Karena dengan konsep ini maka bisnis baru di sekitarnya akan muncul. Dalam pengembangan airport city, tidak hanya dibangun terminal saja, namun juga area komersial disekitarnya. Seperti hotel, area perdagangan, industri kreatif dan budaya lokal, serta fasilitas rekreasi dan olahraga.
Konsep airport city mentransformasikan sebuah bandara yang dibangun jauh dari ibukota provinsi, lama kelamaan kegiatan kota dan bisnis mengikutinya, dan pada akhirnya bandara itu mirip sebuah kota dengan fasilitas pendukung di dalamnya. Beberapa bandara terkemuka di dunia seperti Changi, Incheon, KLIA, Hongkong dan Beijing berhasil mengembangkan bandaranya dengan konsep airport city, yang menyediakan berbagai fasilitas dan layanan seperti sebuah Central Business District (CBD).
Pengelola BIJB mestinya berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk mewujudkan visinya sebagai perusahaan pengelola bandar udara kelas dunia yang memberikan manfaat dan nilai tambah kepada stakeholders.
Beberapa kali proyek renovasi dan pengembangan Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung telah dilakukan. Sehingga merupakan pemborosan yang luar biasa jika bandara ini dimatikan.
Sejarah menyatakan bahwa lapangan terbang Husein Sastranegara merupakan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda dengan sebutan Lapangan Terbang Andir. Sesuai dengan nama daerah dimana lapangan terbang tersebut berada. Sedangkan Husein Sastranegara diambil dari nama seorang penerbang TNI AU yang gugur di Yogyakarta pada 1946. Sejak kemerdekaan RI, pengelolaannya diberikan kepada TNI AU dengan status lapangan terbang militer dengan sebutan Pangkalan Udara Utama Husein Sastranegara Bandung.
Renovasi bandara Husein Sastranegara telah beberapa kali dilakukan. Renovasi yang mencakup perluasan terminal penumpang dari 5 ribu meter persegi menjadi 17 ribu meter persegi. Dengan diperluasnya terminal, kapasitas tampung terminal juga meningkat menjadi 3,4 juta penumpang per tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H