Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengembangkan BIJB Kertajati Tanpa "Mematikan" Husein Sastranegara, Mungkinkah?

13 Juli 2023   15:26 Diperbarui: 13 Juli 2023   15:30 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Landas pacu Bandara Husein Sastranegara (dokumen pribadi/Totok Siswantara)

Mengembangkan BIJB Kertajati tanpa "Mematikan" Husein Sastranegara, Mungkinkah

Presiden Joko Widodo ingin agar Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati (BIJB Kertajati) bisa segera beroperasi penuh. Lebih lanjut Presiden meminta setelah ruas Jalan Tol Cisumdawu resmi dioperasikan penuh, maka bandara yang pembangunannya menghabiskan anggaran 25,4 triliun rupiah itu bisa beroperasi dengan baik.

Strategi pembangunan yang baik mestinya tidak mematikan infrastruktur yang sudah ada jika dibangun infrastruktur yang lain.

Mencuatlah pertanyaan publik, mungkinkah mengoperasikan dan mengembangkan BIJB dengan tidak "mematikan" alias menutup Bandara Husein Sastranegara. Mestinya bisa, BIJB bisa berkembang tanpa mengalihkan secara total atau menutup seluruhnya penerbangan komersial/sipil di Bandara Husein Sastranegara yang berlokasi di Kota Bandung. Karena Bandara Husein selama ini fungsi dan letaknya sangat strategis dan terlanjur disukai oleh pengguna jasa penerbangan khususnya para wisatawan.

Jika Bandara Husein "dimatikan", belum tentu BIJB juga menjadi ramai atau langsung berkembang pesat. Faktanya lebih banyak orang yang ingin datang ke Bandung lebih suka mendarat di Bandara Husein. Karena lebih nyaman, aman, murah dan efektif dari segi waktu. Sedangkan BIJB meskipun sudah ditunjang dengan adanya ruas Tol Cisumdawu, tetap saja butuh waktu yang lama bagi penumpang yang ingin menuju Bandung. Keberadaan Tol Cisumdawu bukan faktor utama yang bisa menghidupkan BIJB.

Keputusan pemindahan seluruh rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke BIJB sudah barang tentu menimbulkan respon negatif dari publik sebagai pengguna transportasi udara. Pengelola BIJB dan pemerintah daerah mestinya memegang prinsip bahwa pada hakikatnya bandara itu model bisnis yang mesti berani bersaing. Semua bandara mestinya memiliki misi untuk menjalankan usahanya serta mencari untung sesuai dengan regulasi yang telah ada.

Infrastruktur Bandara Husein Sastranegara (Sumber gambar: Kompas.com/Putra Prima) 
Infrastruktur Bandara Husein Sastranegara (Sumber gambar: Kompas.com/Putra Prima) 

Bandara Husein Sastranegara sebagai infrastruktur publik yang dibangun dengan dana investasi yang cukup besar mestinya tidak "dimatikan" secara drastis akibat terjadi kesalahan strategi bisnis bandara lain yang baru berdiri. Apalagi Bandara Husein sudah menjadi ikon sekaligus landmark Kota Bandung. Akselerasi visi dan misi bandara warisan Belanda ini sudah jelas dan sudah mapan model bisnisnya. Dengan demikian hendaknya tidak diganggu dengan alih rute dan pembatasan lainnya. Antara Husein dan BIJB mestinya dibiarkan terjadi persaingan usaha yang fair.

BIJB sebaiknya meneguhkan dirinya sebagai model bisnis bandara dengan menerapkan konsep airport city yang memberikan berbagai macam pelayanan yang tidak hanya terbatas untuk penerbangan namun juga memberikan pelayanan non-aeronautika. Sesuai dengan visi awalnya, BIJB sebagai bandara yang akan berkembang menjadi pusat kegiatan bisnis. Konsekuensi menuju airport city adalah memadukan bandara dengan hotel dan penginapan, pengiriman barang (kargo), industrial park, dan fasilitas lain layaknya sebuah kota.

BIJB Kertajati (sumber gambar:  dok Kemenhub via KOMPAS.com)
BIJB Kertajati (sumber gambar:  dok Kemenhub via KOMPAS.com)

Langkah pengembangan BIJB mesti sinkron dengan induk usahanya yakni PT Angkasa Pura II yang berusaha menggenjot pendapatan non-aeronautika. Dengan demikian aktualisasi konsep airport city perlu segera dilakukan sepenuh hati. Tanpa harus merugikan secara sepihak Bandara Husein.

Karena dengan konsep ini maka bisnis baru di sekitarnya akan muncul. Dalam pengembangan airport city, tidak hanya dibangun terminal saja, namun juga area komersial disekitarnya. Seperti hotel, area perdagangan, industri kreatif dan budaya lokal, serta fasilitas rekreasi dan olahraga.

Konsep airport city mentransformasikan sebuah bandara yang dibangun jauh dari ibukota provinsi, lama kelamaan kegiatan kota dan bisnis mengikutinya, dan pada akhirnya bandara itu mirip sebuah kota dengan fasilitas pendukung di dalamnya. Beberapa bandara terkemuka di dunia seperti Changi, Incheon, KLIA, Hongkong dan Beijing berhasil mengembangkan bandaranya dengan konsep airport city, yang menyediakan berbagai fasilitas dan layanan seperti sebuah Central Business District (CBD).

Pengelola BIJB mestinya berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk mewujudkan visinya sebagai perusahaan pengelola bandar udara kelas dunia yang memberikan manfaat dan nilai tambah kepada stakeholders.

Beberapa kali proyek renovasi dan pengembangan Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung telah dilakukan. Sehingga merupakan pemborosan yang luar biasa jika bandara ini dimatikan.

Sejarah menyatakan bahwa lapangan terbang Husein Sastranegara merupakan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda dengan sebutan Lapangan Terbang Andir. Sesuai dengan nama daerah dimana lapangan terbang tersebut berada. Sedangkan Husein Sastranegara diambil dari nama seorang penerbang TNI AU yang gugur di Yogyakarta pada 1946. Sejak kemerdekaan RI, pengelolaannya diberikan kepada TNI AU dengan status lapangan terbang militer dengan sebutan Pangkalan Udara Utama Husein Sastranegara Bandung.

Renovasi bandara Husein Sastranegara telah beberapa kali dilakukan. Renovasi yang mencakup perluasan terminal penumpang dari 5 ribu meter persegi menjadi 17 ribu meter persegi. Dengan diperluasnya terminal, kapasitas tampung terminal juga meningkat menjadi 3,4 juta penumpang per tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun