Saat ini ada fenomena yang menyedihkan terkait sempitnya lapangan kerja layak yang tidak mampu lagi menyerap jumlah penduduk angkatan kerja.Banyak lapangan kerja namun tidak layak dan tidak menjanjikan masa depan jika ditekuni. Sempitnya lapangan kerja yang layak menyebabkan sebagian besar lulusan sekolah dan perguruan tinggi mesti banting setir profesinya.
Mestinya negara segera mengatasi akar persoalan tersebut, yang sebenarnya menyangkut pendalaman dan penguasaan ragam profesi yang sesuai dengan kemajuan zaman. Untuk itulah betapa mendesaknya program yang masif dan membumi guna mendalami berbagai ragam profesi sejak dini.Ragam profesi yang sesuai dengan era disrupsi.
Sejak duduk di bangku sekolah hingga perguruan tinggi seharusnya seseorang sudah diberikan bekal pendalaman ragam profesi secara intens. Dalam persaingan global yang sangat sengit sekarang ini, sekolah dituntut untuk mengenalkan sikap profesionalisme dan ragam profesi yang relevan dengan perkembangan zaman sejak awal.
Pemahaman terhadap ragam profesi idealnya mulai diberikan kepada para siswa sejak dini. Para siswa tidak sekedar ditanya tentang cita-cita hidupnya, tetapi yang lebih penting memberikan konten terhadap cita-cita tersebut. Pola dan sikap profesionalisme merupakan pupuk untuk menumbuhkan cita-cita seseorang. Dari sisi psikologi sosial, kebanggaan akan profesi yang dipilih seseorang dikenal sebagai Positivity. Seseorang dikatakan memiliki Positivity tinggi apabila dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya dia memiliki keunggulan dan greget atau kepercayaan diri atas profesi yang dilakoninya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H