Secara ilmiah bakteri penyebab antraks apabila terkontaminasi dengan udara akan membentuk spora atau bibit yang sangat banyak jumlahnya dan mudah menyebar kemana-mana.Â
Dalam beberapa referensi Antraks (Anthrax) merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia.
Bakteri penyebab antraks, apabila terpapar udara, akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia termasuk desinfektan tertentu dan dapat bertahan selama puluhan tahun di dalam tanah.Â
Karena keberadaan spora yang merupakan sumber infeksi ini ditemukan di tanah, dahulu oleh masyarakat disebut penyakit tanah. Dikira itu adalah masalah yang ditimbulkan oleh faktor tanah.
Penularan Antraks terjadi melalui spora yang dihasilkan oleh bakteri penyebab Antraks. Spora yang tahan di tanah ini, apabila masuk ke dalam tubuh ternak melalui makanan atau minuman, akan menyebabkan infeksi.Â
Ternak yang telah terserang Antraks akan mengekskresikan bakteri penyebab Antraks menjelang kematiannya.Â
Oleh karena itu, apabila ternak terserang Antraks dipotong, maka bakteri akan membentuk spora dan menyebar kembali ke lingkungan dan sulit untuk dimusnahkan. Penularan secara langsung antar ternak tidak lazim terjadi.
Antraks adalah penyakt zoonosis, artinya antraks dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Manusia dapat tertular apabila terpapar melalui luka terbuka di kulit, menelan atau menghirup spora antraks.Â
Lebih dari 90 persen kasus antraks yang dijumpai pada manusia adalah jenis antraks kulit.Infeksi melalui luka terbuka di kulit merupakan transmisi yang paling umum terjadi pada manusia.Â
Gejala yang muncul meliputi ruam, benjolan, dan kemerahan pada kulit yang disertai perih dan gatal dan pada bagian tengah berwarna kehitaman.Â
Di sekitar kulit yang terinfeksi juga umum terjadi pembengkakan kelenjar getah bening. Selain itu, sering pula disertai dengan demam, lemah, mual dan muntah.