Keniscayaan, pengadaan kereta cepat yang dibeli dari luar negeri mestinya juga disertai dengan inovasi model bisnis, serta tahapan penguasaan teknologi dan industri. Serta bisa dilakukan secara mandiri oleh SDM bangsa Indonesia. Proyek kereta cepat jangan bersifat mercusuar pembangunan oleh rezim penguasa. Pembangunan dan mega proyek yang tergesa-gesa dan tanpa perencanaan yang matang menyebabkan gagal menjadi wahana transformasi teknologi dan industri. Idealnya transformasi tersebut disertai dengan tahapan-tahapan yang jelas. Yakni tahapan penguasaan teknologi kereta cepat yang didukung dengan persiapan SDM teknologi dengan berbagai spesialisasi dan kompetensinya.
Termasuk penguasaan KCJB jenis CR400AF yang merupakan hasil pengembangan tipe CRH380A oleh CRRC Qingdao Sifang China. CR400AF memiliki lebar 3,36 meter, tinggi 4,05 meter, dengan panjang kepala kereta 27,2 meter dan intermediate kereta 25 meter. CR400AF akan menempuh jarak 142,3 kilometer Jakarta-Bandung dalam waktu 36 menit untuk perjalanan langsung, hingga 46 menit dengan kondisi perjalanan berhenti di setiap stasiun. Satu rangkaian CR400AF terdiri dari 8 kereta (cars), dengan komposisi empat kereta bermotor dan empat kereta tanpa motor. Dengan komposisi ini memungkinkan kereta CR400AF memiliki kecepatan desain hingga 420 kilometer per jam dan kecepatan operasional 350 kilometer per jam. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H