Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Budaya Sungai dan Kaidah Hidrologi

6 Juni 2023   10:49 Diperbarui: 7 Juni 2023   13:46 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar terapung di Sungai Martapura (KOMPAS/Wisnu Widiantoro)

Untuk meneguhkan budaya cintai sungai perlu pembelajaran endogenous dari khazanah peradaban hidrologi di masa lampau untuk kemajuan di masa depan. Apalagi, bangsa ini sudah kehilangan kearifan dan sangat despotik dalam memperlakukan sungai. 

Banjir dan kasus pencemaran sungai tidak bisa ditangani secara incremental di wilayah tertentu saja. Tetapi harus komprehensif dengan berbasis kaedah hidrologi. Selain itu sangat dibutuhkan pemimpin yang memiliki visi yang kuat terhadap sungai. Juga mampu bertindak tepat dan penuh ketegasan untuk membenahi ekosistem daerah aliran sungai.

Perlu menata kompetensi sumber daya air, dari tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Irigasi hingga perguruan tinggi. Selain itu perlu juga pengayaan kurikulum di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan materi yang terkait dengan air. 

Agar budaya pemuliaan air tumbuh pada anak-anak. Pelajaran Geografi di sekolah jangan lagi sekadar menghafal nama-mana sungai, danau, dan perairan laut. Tetapi materi pelajaran harusnya juga menyangkut tentang kondisi atau masalah terkini dari lingkungan alam tersebut.

Untuk mengatasi sumber daya air perlu penguatan pendidikan vokasi pengairan atau irigasi. Saatnya menata SMK Irigasi dengan kurikulum yang lebih relevan dengan persoalan masa depan sumber daya air. 

Selama ini SMK irigasi hanya terpaku pada persoalan irigasi untuk pertanian. Belum mencakup dalam aspek yang lebih luas terkait dengan metode ekohidrologi, keandalan bangunan air, teknologi kemasan air minum, hingga manajemen sumber daya air untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian berbasis otomatisasi dan komputasi.

Untuk mengatasi kerusakan sungai tidak bisa hanya dengan membangun infrastruktur fisik saja, seperti proyek normalisasi atau pelurusan aliran sungai. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah menumbuhkan budaya cinta sungai. 

Masalah limbah yang mencemari sungai, waduk dan bendungan kini menjadi masalah laten. Bahkan kondisi sungai-sungai di negeri ini dalam kondisi darurat limbah.

Tingkat pencemaran limbah sudah pada taraf mengganggu infrastruktur bendungan. Bahkan mutu air baku dari bendungan seperti di Bendungan Cirata dan Jatiluhur semakin menurun akibat limbah. 

Untuk mengatasi pencemaran limbah perlu penegakan hukum dan pembentukan SDM di lapangan yang memiliki kompetensi terkait dengan sifat kimiawi air. SDM tersebut dihasilkan oleh SMK Irigasi dan SMK Kimia.

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 tahun 2017 tentang Dewan Sumber Daya Air. Dibentuk lembaga khusus yang menangani persoalan permasalahan air dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Perpres di atas sebaiknya ditindaklanjuti dengan penguatan pendidikan vokasi terkait dengan sumber daya air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun