Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengalirkan Imajinasi dan Proses Kreatif dalam Merdeka Belajar Lewat Museum

30 Mei 2023   19:37 Diperbarui: 30 Mei 2023   19:40 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang imajinasi - gambar Adobe Stock

Masyarakat memiliki persepsi bahwa sekolah saat ini identik dengan Merdeka Belajar. Program Merdeka Belajar dengan berbagai kebijakan turunannya bisa kurang bermakna tanpa melancarkan proses kreatif dan membangkitkan imajinasi warga bangsa.

Proses kreatif dan daya imajinasi merupakan kunci kemajuan bangsa yang esensial. Bahkan Soekarno sebagai tokoh pendiri bangsa sangat gigih menjadi pendorong proses kreatif yang luar biasa pada zamannya. Hal itu juga tercermin dari pidato Presiden Soekarno pada tahun 1956  yang berbunyi "Berjiwa besarlah, ber-imagination ! Gali ! Bekerja ! Gali ! Bekerja ! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia". Betapa pentingnya daya imajinasi menurut Bung Karno. Bahkan pada 1920 dirinya telah membentuk komunitas kreatif yang mampu mengapresiasi karya sinema dengan baik. Bung Karno ikut berperan dalam produksi film pertama bangsa Indonesia yang berjudul Loetoeng Kasaroeng yang dirilis pada 1926.

Mengalirkan imajinasi warga bangsa sesuai dengan buku The Imaginary Institution of Society karya Cornelius Castoriadis seorang filsuf dari Perancis. Dimana kekuatan imajinasi warga bangsa dan tumbuhnya budaya kreatif merupakan faktor penentu kemajuan bangsa dan memenangkan persaingan global. Secara umum pengertian imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang.

Daya imajinasi mesti ditumbuhkan sejak usia dini. Salah satu cara mengalirkan imajinasi anak yang tepat adalah dengan mengunjungi museum. Yang dibutuhkan Indonesia dalam kondisi saat ini adalah guru yang kreatif, panjang akal, inovatif, bekerja berdasarkan panggilan jiwa sehingga pikiran dan hatinya akan terus tergerak melihat lingkungan sosialnya. Kreativitas merupakan kunci daya saing bangsa menghadapi era Industri 4.0 dan kondisi dunia yang semakin dilanda oleh disrupsi di segala bidang kehidupan. Para guru mampu berperan mewujudkan gerakan Indonesia kreatif yang berbasis ruang kelas.

Semarak Merdeka Belajar perlu diimbangi dengan Merdeka Berbudaya. Yang menggambarkan kebebasan individu untuk mengekspresikan berbagai aspek kebudayaan, termasuk seni, musik, bahasa, adat istiadat, dan tradisi. Merdeka berbudaya penting dalam pembelajaran karena bisa mengalirkan daya imajinasi dan proses kreatif. Serta membantu siswa untuk mengeksplorasi dan mengembangkan minat mereka dalam berbagai bentuk ekspresi budaya, dan memahami serta menghargai keanekaragaman.

Kurikulum sekolah perlu banyak diisi dengan proses kreatif dalam bentuk kunjungan ke berbagai macam museum. Kunjungan ke museum bisa dengan cara virtual lewat internet atau berkunjung secara langsung. Warga dunia tanpa terkecuali menghadapi era disrupsi yang disertai dengan sengitnya persaingan global. Dengan demikian masalah kebudayaan menjadi hal yang strategis bagi perjalanan bangsa ke depan. Terutama usaha untuk menumbuhkan budaya inovasi sebagai kunci persaingan bangsa. Merdeka berkebudayaan jangan sekedar slogan, oleh sebab itu perlu wahana yang mampu mendongkrak Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) Nasional yang belum menggembirakan karena masih berada pada angka 53,74 persen. Skor IPK Nasional tersebut menunjukkan bahwa apresiasi, imajinasi, kesadaran serta pemahaman rata-rata masyarakat Indonesia yang terkait kebudayaan masih berada di tingkat menengah ke bawah.

Wahana kebudayaan mesti relevan dengan perkembangan teknologi terkini yang terkait dengan Revolusi Industri 4.0. Museum yang merupakan pilar merdeka berkebudayaan perlu ditransformasikan menjadi wahana yang melibatkan teknologi terkini. Kurangnya kesadaran dan pemahaman akan pembangunan kebudayaan merupakan salah satu penyebab rendahnya nilai pemanfaatan ekonomi dari berbagai cagar budaya, museum serta fasilitas dan infrastruktur kebudayaan yang telah ada.

Saatnya mengembangkan museum yang berbasis super platform atau aplikasi super yang menggunakan teknologi terkini seperti augmented reality (AR). Teknologi tersebut dapat menggabungkan objek maya/digital ke dalam sebuah lingkungan nyata, kemudian memproyeksikan objek-objek tersebut secara realtime.

Platformisasi pengelolaan museum tentu saja tidak mengurangi atau mengganggu fungsi dasar museum dalam konteks Museologi. Yang mencakup penelitian, konservasi atau pelestarian serta komunikasi yang merupakan aspek mediasi dengan masyarakat. Fungsi dasar tersebut menempatkan museum sebagai lembaga non-profit yang bertugas menyimpan, merawat, meneliti dan memamerkan koleksi.

Tetapi pada era digitalisasi sekarang ini yang ditandai dengan pertumbuhan industri kreatif yang luar biasa pesatnya, menempatkan museum sebagai wahana untuk mengalirkan imajinasi dan tempat yang nyaman untuk kontemplasi. Bangsa maju menempatkan museum sebagai navigasi peradaban. Karena perkembangan peradaban di masa lampau dan prediksi ke depan bisa di jejak.

Sebaiknya platform museum merupakan sistem informasi yang cerdas berbasis geospasial dan aspek augmented reality. Kebanyakan laman museum di Indonesia ditampilkan secara sederhana. Platformisasi museum bisa memanjakan pengunjung menikmati fasilitas ruang pamer yang atraktif dan bisa memvisualisasikan imajinasi mengenai objek tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun