Mohon tunggu...
Toto Karyanto
Toto Karyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tatanan Hidup Baru, Meninggalkan Tatanan Lama?

31 Mei 2020   23:19 Diperbarui: 31 Mei 2020   23:21 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: rightstep.com

Jika ditarik garis lurus ke masa terjadinya gerakan reformasi 1998 yang semangat dan urat nadinya adalah kekuatan masyarakat sipil.  Dengan fokus pada praktik demokrasi berkeadaban sebagai tatanan hidup baru. 

Penghapusan praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dalam menyelenggarakan kehidupan kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Maka, partai politik yang diberi amanah untuk meneruskan gerakan reformasi yang menelan begitu banyak korban jiwa, harta benda dan "nasib" anak-anak bangsa. Semestinya menjaga semangat dan urat nadi itu dengan segenap kesadaran dan kehormatan diri. Tentu lewat perilaku yang patut diteladani. 

Bangsa Indonesia memiliki catatan sejarah gemilang dalam melewati masa-masa sulit sebelum dan di sekitar Proklamasi Kemerdekaan. Para pemimpin, tokoh dan orang biasa berperan dalam mengupayakan terwujudnya tatanan hidup baru sebagai bangsa yang merdeka. Mereka adalah pejuang hidup sejati senantiasa menjaga asa di tengah situasi kehidupan yang penuh kepedihan dan kesulitan. 

Sekadar mengingatkan diri, banyak hal yang dicita-citakan dalam semangat dan tatanan kehidupan baru Indonesia Merdeka. Yaitu bersatu, berdaulat, adil dan makmur. 

Semangat yang kian menipis karena kian menguatnya keangkuhan dan ketidakdisiplinan diri dalam memaknai kemerdekaan. Mungkin juga karena menganggap cita-cita kemerdekaan hanya utopia. Karena lebih menyenangkan jadi manusia terjajah yang nampak memesona dengan segala daya pikatnya. 

Wallahu a'lam bissawwab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun