Stadion yang pernah menjadi pasar darurat bagi Pasar Tumenggungan di masa kepemimpinan Bupati Buyar Winarso kondisinya sangat kurang terawat.Â
Selain dibuat dari lantai semen yang keras dan tidak standar, track atletik ini sepanjang pengetahuan penulis tak pernah diperbaiki dengan selayaknya setelah peruntukan yang salah kaprah dan banyak mendapat protes dari warga masyarakat itu. Apalagi kondisi lapangan sepakbolanya yang mirip arena pacuan kuada. Berdebu, bergelombang dan banyak rumput yang mengering.Â
Kondisi mengenaskan ini berbanding terbalik dengan "tuntutan prestasi" yang selalu menjadi alasan para pengambil keputusan untuk pengucuran dan besaran dana pembinaan cabang-cabang olahraga.Â
Sekadar ilustrasi, setelah adanya dua peristiwa OTT KPK atas semua petinggi Kabupaten Kebumen  (Sekretaris daerah, Bupati dan Ketua DPRD), tahun 2018 tidak ada satu senpun dana pembinaan yang dikucurkan oleh Pemerintah Kabupaten karena dialihkan untuk mengongkosi keberangkatan Kontingen Olahraga Kabupaten Kebumen ke POR Provinsi di Kota Solo.Â
Dana Hibah yang nilainya sangat kecil, berkisar 1 miliyar . Sedikit di atas Kabupaten Wonosobo yang peringkat kemiskinannya setingkat lebih baik, KONI Kabupaten Wonosobo mendapatkan kucuran dana hibah 700 jura rupiah.Â
Meski nilai nominalnya lebih kecil, mereka boleh berbangga hati dengan tambahan bonus yang nilainya setara. Sementara itu, Kabupaten Kebumen pemberian tali asih kepada para atlet berprestasi tertunda lebih dari setahun.Â
(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H