Mohon tunggu...
Toto Karyanto
Toto Karyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ketika "Orang Gila" Dikumpulkan dan Aksi Buzzer (2)

13 Oktober 2019   03:58 Diperbarui: 13 Oktober 2019   05:02 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kisah sukses Femini, atlet paralympic Kabupaten Kebumen nomor atletik yang malang melintang di ajang internasional dan kini menikmati hasil jerih payahnya dengan beragam  cerita indah acapkali menjadi intro dalam berbagai kesempatan pertemuan keolahragaan. 

Tak kurang dari kesan Marinus Yosa, pelatih tinju bertangan dingin yang telah melahirkan banyak atlet berprestasi Kabupaten Kebumen untuk tingkat provinsi maupun nasional menegaskan hal itu. 

Sebagai atlet paralympic Pelatda Jawa Tengah, sering saya panggil Yus, dia memang merasa "iri" dengan Femini yang diceritakannya telah memiliki rumah bak rumah dinas bupati, mobil dan motor keluaran terbaru serta simpanan ratusan juta rupiah dalam nada sejuta tanya.

Masih dalam alur yang sama, kisah sukses para atlet paralympic hendaknya menjadi pelecut bagi yang normal. Begitu kata Mas Priyambodo, Pengurus KONI yang Pengurus cabang olahraga bola volley dan pernah berlatih sepakbola bersama ketika dilatih oleh Bupati Kebumen, Bapak Supeno Suyodiprojo, tahun 1977. 

Satu-satunya Bupati yang sangat dekat dengan masyarakat karena kesederhanaan sikap dan kehalusan budi bahasanya. Meskipun beliau dari kalangan militer (polisi, saat itu). Tidak hanya melatih, beliau juga memberikan sepatu dan kelengkapan latihan sepakbola.  

Ada juga lapangan tenis dan shooting wall-nya yang sekarang tinggal kenangan. Di samping dua monumen kebanggaan masyarakat yakni Tugu Lawet dan Goa Jatijajar. 

Kembali kepada kegilaan Yus dan saya pernah membuat "geger" kontingen Kabupaten Kebumen pada POR Provinsi Jawa Tengah 2009 di Kota Solo yang membuat pelatih tinju ini dipanggil oleh mantan Setda, Adi Pandoyo dan dipermalukan di depan anak buahnya.  

Saat itu, saya adalah atlet cabang olahraga bridge yang lolos kualifikasi sebagai juara satu se ex  Karesidenan Kedu mengalahkan tim kuat Kabupaten Temanggung yang didukung penuh oleh pemerintahnya dengan kekuatan sepuluh kali lipat dari pada kami bermodalkan dedikasi atas nama olahraga dan hobi. 

Marsinus Yosa dan petunjunya (Brian). Sumber: Kebumen Ekspres
Marsinus Yosa dan petunjunya (Brian). Sumber: Kebumen Ekspres
Pada sesi yang saya tunggu, Dr.OR. Mansur, M.S., kembali memaparkan kisah Nabi Hud dan Sulaeman yang menginspirasi peserta pelatihan. 

Pemateri Perencanaan Program Latihan yang senantiasa berkesan eksentrik ini adalah mantan atlet klub  bola volley kenamaan, Yuso Jogja, dan chief de mision kontingen POMNAS Provinsi D.I. Yogyakarta 2019 ini sebagaimana telah disinggung pada tulisan pertama  adalah penyemangat KONI dan para atlet cabang-cabang olahraga berprestasi Kabupaten Kebumen. 

Bersama tim beliau, perkembangan dunia keolahragaan di daerah yang senantiasa dinyatakan miskin secara statistik dan dua kali diguncang OTT KPK ini terus dipantau dan berusaha diurai masalah mendasarnya : mentalitas. 

Artinya, daerah yang kaya sumber daya alam sangat potensial tidak diimbangi dengan dukungan serius dari pengambil kebijakan pembangunan daerah. 

Dengan modal kapasitas sumber daya manusia keolahragaan yang berkualitas baik cukup tersedia, momentum kepelatihan ini akan menjadi pemicu dan pemacu prestasi olahraga di masa depan. Terutama menghadapi POR Dulongmas (2020), Prakualifikasi PORProv (2021) dan PORProv (2022). 

Pelari asal Kebumen yang masuk pelatnas sedang berlatih menjaga peak performance. Dokumen : Edy Vijay
Pelari asal Kebumen yang masuk pelatnas sedang berlatih menjaga peak performance. Dokumen : Edy Vijay
Ketika berbincang dengan Coach Edy Suparman di sela momen kepelatihan ini, dengan bantuan dana pembinaan sebesar 35 juta rupiah pada2019, beliau harus berjibaku memelihara peak performance atlet pelatnas yang tengah pulang kampung. Juga menyiapkan atlet di berbagi turnamen semisal Jatim Open di Gresik bulan depan dan sebagainya. 

Banyak hal memprihatinkan karena minimnya dukungan pengambil kebijakan daerah yang dibincangkan dengan penulis. Harapan yang acapkali harus berhadapan dengan realita ironis. 

Banyak prestasi yang telah digenggam dan akan semakin banyak potensi prestasi yang sangat mungkin diraih oleh para atlet cabang atletik binaannya yang mengharumkan nama daerah. Sang pelatih yang sangat layak mendapat predikat terbaik dalam kegiatan Workshop kali ini. 

Coach Edy Suparman (atletik) sebagai peserta terbaik Workshop Kepelatihan 2019 menerima sertifikat dari Dr. OR. Mansur, MS pada acara penutupan. Dokumen: Tringudi
Coach Edy Suparman (atletik) sebagai peserta terbaik Workshop Kepelatihan 2019 menerima sertifikat dari Dr. OR. Mansur, MS pada acara penutupan. Dokumen: Tringudi
Senada dengan para pemateri dari FIK UNY yang mendedikasikan ilmu dan dirinya bagi kemajuan keolahragaan di Kabupaten Kebumen, saya pernah dan acapkali menyatakan bahwa tolak ukur kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kebumen bukan dengan indeks PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan kualitas SDM dengan  IPM (Indeks Pembangunan Manusia). 

Tapi cukup ukur saja dengan prestasi olahraga dan kegiatan apresiasi budaya berkualitas yang didukung oleh pemerintah kabupaten. Meskipun hal ini debatable , dari sini akan nampak jelas bahwa faktor birokratik (DPRD dan Pemkab) yang sering gagal paham  dalam memaknai dunia olahraga prestasi yang identik dengan hasil /capaian kontingen Kabupaten Kebumen di ajang PORProv. 

Karena itu, bagaimanapun hebatnya talenta serta kapasitas  seorang Marinus Yosa memandu bakat dan melatih para generasi muda lewat tinju, susur gua dan paralympic untuk menjadi atlet berprestasi yang mengharumkan nama daerah akan menjadi hal yang sangat tidak masuk akal dan kontra produktif tanpa dukungan memadai dari Pemerintah, DPRD dan masyarakat keolahragaan Kabupaten Kebumen. 

Begitu juga dengan Coach Edy Suparman (Edy Vijay) di bidang atletik yang mampu mengantarkan Fathma Hilmiya dan kawan-kawan menjadi kebanggaan daerah jika tack latihan saja tidak memadai untuk mendukung usaha mencapai peak performance . 

Atlet dan sekaligus pelatih binaraga. Dok. Sulis
Atlet dan sekaligus pelatih binaraga. Dok. Sulis
Banyak hal yang menjadi catatan penting dalam kegiatan Workshop Kepelatihan Pelatih Olahraga 2019 yang diselenggarakan oleh KONI Kabupaten Kebumen. Beberapa diantaranya telah disinggung pada tulisan pertama dan bagian awal tulisan ini. 

Kecintaan yang berkembang menjadi kegilaan menekuni cabang-cabang olahraga prestasi yang dilakukan oleh para pelatih dan atletnya tidak akan berujung dengan prestasi maksimal yang mengharumkan nama daerah tanpa dukungan positif dan optimal para pemangku kepentingan. Khususnya pengambil kebijakan pembangunan daerah. 

Pengalaman bertahun-tahun dan banyaknya atlet potensial hengkang ke luar daerah hendaknya jadi pelajaran berharga. Bukan hanya sekadar nyanyian sendu untuk menutup keprihatinan dan ketidakberdayaan.

Penulis (57 tahun) mengikuti salah satu segmen tes pengukuran kekuatan. Dokumen : KONI Kebumen.
Penulis (57 tahun) mengikuti salah satu segmen tes pengukuran kekuatan. Dokumen : KONI Kebumen.
Melalui media ini, saya tak sungkan menyatakan diri sebagai buzzer yang menggemakan kemaslahatan di dunia olahraga dan kebudayaan. Pada keduanya, keyakinan mengharumkan nama daerah dan kemudian sampai kepada Bangsa Indonesia terbuka lebar tanpa kekhawatiran akan kehilangan kemerdekaan berpikir, berpendapat dan bersikap. Politik, Ah Kamu. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun