Pada awal dasawarsa 1980-an, Kampung ini mulai padat dengan huntara (hunian sementara), lapak pedagang kayu bangunan, warung-warung makan serta dua bangunan penting. Yaitu SD Negeri Kebumen 7/8 dan kantor Koramil kota.
Setelah Koramil dipindahkan ke Utara dan kedua SD negeri itu melebur, Kampung Klentengan semakin berkembang menjadi lingkungan pemukiman padat.
Oleh Ketua RT, Nino Sutrisno, lingkungan ini ingin ditata secara bertahap menjadi kawasan yang bersih, rapi, indah dan nyaman. Tidak hanya untuk penghuni, tapi buat tamu atau siapapun yang berkunjung.
Pepatah bijak mengatakan bahwa kalau ingin membuat yang besar, lakukan yang kecil-kecil. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Memang benar pengandaian itu. Dan ini juga disadari sepenuhnya oleh Nino serta para warga lingkungan Klentengan yang telah bergerak bersama mewujudkan impian : lingkunganku bersih, rapi dan ramah.
Impian pemimpin kecil seperti Nino bagi saya jadi sesuatu yang besar dan menantang. Betapa tidak. Dihadirkan bersama peringatan Hari Merdeka , diiyakan dan diwujudkan oleh sebagian besar wargsnya serta telah berusaha melibatkan banyak pihak yang seharusnya.
Pemerintah setempat semestinya mampu merespon positif gagasan sederhana ini. Apalagi jaraknya hanya setarikan nafas dari Kantor Camat serta sejangkauan tangan dari Kantor Kelurahan dan Kabupaten.Â
Penataan Kampung Klentengan adalah impian sederhana. Juga revitalisasi lapangan basket maupun panggung terbuka. Harapan Nino agar di musim hujan tidak kebanjiran, dibuatkan selokan dan sumur-sumur resapan alias biopori.