Mohon tunggu...
Toto Sukisno
Toto Sukisno Mohon Tunggu... Auditor - Berlatih Berbagi Sambil Tertatih, Menulis Agar Membaca, Membaca Untuk Memahami

http://bit.ly/3sM4fRx

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menyoal Kelebihan Pasokan Energi Listrik

18 September 2022   21:10 Diperbarui: 20 September 2022   07:15 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuh tahun program 35.000 MW listrik telah dicetuskan, bagaimana progress dari program tersebut? 

Berdasarkan data yang penulis peroleh, sampai dengan Agustus 2020, kapasitas pembangkit yang telah beroperasi dari program tersebut adalah 8.382 MW atau kurang lebih 24 persen dari kapasitas yang ditargetkan sebesar 35.540 MW. 

Program 35.000 MW sebenarnya ditargetkan selesai pada tahun 2019, yang diperkirakan akan menelan invetasi 110 triliun rupiah. Saat pandemi COVID-19 melanda, yaitu awal tahun 2020, asumsi-asumsi yang menjadi landasan pencetusan program 35.000 MW mengalami perubahan, yang diawali dari perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi.

Apa akibatnya? Seperti yang sekarang banyak diperbincangkan, terjadinya kelebihan pasokan energi listrik meskipun program ini belum tuntas sesuai dengan rencana yang ditargetkan. 

PLN selaku pemain tunggal yang diberi mandatori oleh pemerintah untuk mengelola energi listrik mengalami gangguan turbulensi yang harus segera dicari solusinya. 

Gangguan kelebihan pasokan ini dapat mengakibatkan guncangan yang lebih serius utamanya bagi internal manajemen PLN. 

Kewajiban PLN untuk membeli energi listrik terhadap produsen dengan skema take or pay (bayar atau denda) menuntut PLN untuk semaksimal mungkin dapat menjual energi listrik yang telah dibeli.

Kelebihan pasokan energi listrik sebesar 5 GW di tahun 2022 harus segera dicarikan jalan keluar untuk mengurai permasalahan yang dialami manajemen PLN. 

Munculnya wacana yang diinisiasi oleh Banggar DPR untuk menghapus penggunaan daya 450 VA dan mengganti dengan kapasitas 900 VA bisa jadi merupakan salah satu upaya untuk mencarikan solusi terhadap permasalahan kelebihan pasokan energi listrik.

Meskipun dari pihak pemerintah  yang direpresentasikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral belum mengamini usulan tersebut. 

Secara pribadi, penulis sangat mengapresiasi Kementerian ESDM sebagai representasi pemerintah yang tidak terburu-buru untuk mengamini usulan Banggar DPR karena solusi tersebut akan memicu kemunculan permasalahan baru.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun