Disinilah Rasulullah, Saw, ingin menegaskan bahwa perlu adanya ihtiar baik batin dan dhohir. Setelah itu baru bertawakal, berserah diri kepada garis takdir yang telah ditetapkan oleh Allah Ta'ala.
Allah Ta'ala tak menjanjikan bahwa hidup ini mudah, tapi Allah Ta'ala menjanjikan solusi atas semua persoalan, problem kehidupan yang dihadapi manusia.
Solusi Rizki.
Allah Ta'ala adalah pencipta alam raya beserta seisinya, termasuk manusia. Sekali-kali Allah Ta'ala tidak akan membiarkan mahkluknya berjalan sendiri menyusuri lorong-lorong kegelapan dunia.
Bagi seorang muslim harus meyakini semua kondisi (kaya atapun miskin) adalah terbaik. Allah Ta'ala tahu bagaimana sikap kita kalau jadi kaya raya, pun kalau dikasih kemiskinan, kesempitan, kesusahan ekonomi.
Sesuatu yang ada dalam genggaman Allah Ta'ala hanya bisa dicapai dengan mentaatinya. Allah Ta'ala sediakan jalan lebar, luas bagi hambanya untuk merubah kesusahan, kesempitan ekonomi atau kemiskinan dan problem kehidupan lainnya.
Beriman dan bertakwa dengan sungguh-sungguh dan benar, itu bisa meluaskan rizki. Berbuat baik kepada orang tua, para guru, tetangga dan kepada semua manusia, itu bisa meluaskan rizki.
Bersedekah dalam sempit maupun lapang, itu bisa meluaskan rizki. Bersilaturahmi kepada sesamanya bisa meluaskan rizki.
Salat wajib lima waktu tepat pada waktunya, syukur utama berjamaah di masjid ataupun musola, syukur dengan berdzikir, ini bisa meluaskan, melancarkan, memberkahkan rizki.
Pendek kata, semua bentuk ibadah, ketaatan kepada Allah Ta'ala dan perbuatan baik pada sesamanya adalah jalan meluaskan rizki. Sehingga, tidak ada hal yang perlu dikuatirkan bagi seorang muslim termasuk dalam hal rizki.
Kalau rizki dirasa sempit, usaha dirasa mampet, baiknya tengoklah salat kita, ibadah dan ketaatan kita kepada Allah Ta'ala juga bagaimana kita memperlakukan sesamanya.