Dalam pandangan Islam, soal rizki adalah soal yang sudah digariskan jauh sebelum manusia dilahirkan.
Termasuk juga soal matinya, derajatnya, nasib baik dan buruknya. Memandang rizki juga tidak semata-mata soal harta benda, tetapi kesehatan, kecerdasan itu juga termasuk rizki.
Kesehatan justru rizki yang amat besar sebab tanpa kesehatan semua kenikmatan tak berarti. Rizki (utamanya, ekonomi) memang salah satu lalu lintas peradaban manusia.
Artinya, pergerakan dunia dengan berbagai lintasan peradaban dan sejarahnya tak bisa dilepaskan dari motiv ekonomi.
Makanya, manusia itu bila menemukan satu lubang berisi emas, pasti akan berkeinginan dan akan terus mencari lubang-lubang lainnya. Harapannya dapat kembali menemukan emas.
Pandangan Islam.
Semua para Nabi dan Rasul utusan Allah Ta'ala adalah manusia pilihan yang berdiri kokoh diatas landasan akidah, tawakal dan ihtiar.
Hal mana juga dilakukan olah Rasulullah, Saw dan para Sahabatnya. Merekalah manusia-manusia yang memegang teguh dan membuat garis lurus antara tawakal dan ihtiar.
Suatu hari Rasulullah, Saw didatangi oleh salah seorang Sahabat. Ia minta agar Rasulullah, Saw berdoa kepada Allah Ta'ala supaya kemiskinannya dihilangkan.
Rasulullah, Saw, pun lantas berdoa kepada Allah Ta'ala agar si fulan bin fulan itu dijadikan orang kaya, dihilangkan kesusahan dan kesempitan ekonominya.
Apa yang terjadi ? Rasulullah, Saw, tak hanya mendoakan tapi Sahabat tersebut diberinya juga seekor kambing.