Mohon tunggu...
Toriq Furqon Al Mujaddid
Toriq Furqon Al Mujaddid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pertahanan Republik Indonesia

Mahasiswa Magister Program Studi Ekonomi Pertahanan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Visi Indonesia untuk Laut China Selatan: Unity Harmony Oceanic Ventures, Pendorong Kemajuan Ekonomi dan Stabilitas Kawasan

20 April 2024   13:20 Diperbarui: 20 April 2024   13:21 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dibuat oleh Penulis (2024)

Keamanan yang terjaga memungkinkan pencegahan terhadap eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan serta membantu menjaga kelestarian lingkungan laut yang kritis bagi keberlanjutan ekosistem dan ekonomi maritim regional. Dengan ketegangan yang meningkat akibat klaim wilayah yang tumpang tindih dan insiden seperti pengejaran kapal nelayan oleh penjaga pantai negara lain, urgensi untuk menghindari konflik terbuka semakin mendesak. Sejalan dengan itu, peningkatan kerjasama antar negara di kawasan ini, yang dianjurkan oleh berbagai lembaga internasional dan dipertegas dalam putusan Pengadilan Arbitrase Internasional tahun 2016 yang mendukung klaim Filipina terhadap China, diperlukan untuk menciptakan kerangka kerja multilateral yang menjamin semua pihak dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya secara adil dan berkelanjutan, serta mengamankan jalur laut yang esensial ini bagi ekonomi global.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan terletak di posisi strategis antara Samudra Pasifik dan Hindia, Indonesia memegang peran penting dalam dinamika Laut China Selatan. Walaupun secara resmi tidak terlibat dalam klaim teritorial yang tumpang tindih di Laut China Selatan, Indonesia tetap terpengaruh oleh ketegangan di kawasan tersebut, khususnya di sekitar perairan Natuna yang berdekatan dengan wilayah klaim "Sepuluh Garis Putus" China. Nugraha (2021) dalam penelitiannya mengemuakakan dengan potensi besar sebagai mediator, Indonesia telah berusaha mempromosikan dialog dan kerja sama regional melalui forum-forum seperti ASEAN, untuk menciptakan solusi damai atas konflik yang ada. Visi Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan berkelanjutan di Laut China Selatan tercermin dalam kebijakan luar negerinya yang menekankan diplomasi proaktif dan kerjasama multilateral. Melalui pendekatan ini, Indonesia berharap dapat membantu memperkuat keamanan maritim dan stabilitas regional, yang secara langsung mendukung kelancaran perdagangan internasional serta pelestarian lingkungan maritim di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia ini.

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dan menganalisis secara komprehensif potensi ancaman konflik di Laut China Selatan terhadap kedaulatan dan keamanan maritim Indonesia. Mengingat posisi geografis Indonesia yang strategis, terletak di antara dua samudra besar dan berdekatan dengan salah satu jalur perdagangan paling vital di dunia, studi ini akan mengkaji implikasi dari ketegangan regional yang berkelanjutan serta klaim teritorial yang tumpang tindih, terutama yang berkaitan dengan wilayah Natuna. Penelitian ini akan mempergunakan analisis geopolitik dan keamanan maritim, diiringi dengan evaluasi terhadap kebijakan luar negeri dan strategi pertahanan Indonesia. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah rekomendasi yang dapat mendukung formulasi kebijakan yang proaktif dan responsif oleh pemerintah Indonesia dalam menghadapi dinamika yang berubah dan menjamin pengelolaan sumber daya nasional yang berkelanjutan serta pemeliharaan kedaulatan negara.

Kontribusi dari penelitian ini terletak pada pengembangan kerangka kerja strategis untuk Indonesia dalam menghadapi dan mengantisipasi eskalasi konflik di Laut China Selatan. Dengan memfokuskan pada analisis multidisiplin yang mengintegrasikan aspek hukum internasional, keamanan maritim, dan diplomasi regional, studi ini berupaya mengidentifikasi langkah-langkah kebijakan yang optimal untuk memperkuat posisi Indonesia tidak hanya sebagai negara yang berdaulat tetapi juga sebagai pemain kunci dalam stabilitas regional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pembuat kebijakan untuk mengembangkan kerjasama regional lebih lanjut, mengoptimalkan penggunaan diplomasi multilateral dalam menyelesaikan sengketa, dan meningkatkan kapasitas pertahanan nasional untuk menjaga kepentingan teritorial serta ekonomi Indonesia. Selanjutnya, dengan berbasis pada data aktual dan relevan, penelitian ini juga akan menyoroti pentingnya mempertahankan ekosistem maritim yang sehat sebagai bagian dari keamanan nasional dan stabilitas ekonomi global.Top of Form

Pentingnya Laut China Selatan secara Geostrategis

Laut China Selatan memainkan peran yang sangat krusial sebagai arteri bagi perdagangan maritim global, dengan lebih dari sepertiga dari total perdagangan dunia, yang diestimasikan mencapai nilai triliunan dolar, melintas melalui perairan ini setiap tahun, sesuai dengan data dari United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) pada tahun 2022. Moulton menjelaskan kegiatan perdagangan yang intensif ini tidak hanya vital bagi ekonomi regional Asia, tetapi juga bagi ekonomi global, menghubungkan pasar utama di Asia, Eropa, dan Amerika. Keamanan dan kestabilan Laut China Selatan menjadi krusial dalam memastikan bahwa jalur perdagangan ini tetap aman dan terbuka, yang pada gilirannya menunjang pertumbuhan ekonomi global dan kerjasama internasional (Moulton, 2022).

Di samping perannya dalam perdagangan global, Laut China Selatan juga sangat kaya akan sumber daya alam, terutama cadangan minyak dan gas alam yang besar. Menurut laporan U.S. Energy Information Administration (EIA) pada tahun 2013, diperkirakan terdapat sekitar 11 miliar barel cadangan minyak dan sekitar 190 triliun kaki kubik cadangan gas alam. Potensi ekonomi dari sumber daya hidrokarbon ini sangat signifikan, memikat berbagai negara untuk memanfaatkan sumber daya tersebut, yang sayangnya juga sering menjadi sumber konflik teritorial di antara negara-negara pesisir. Pengelolaan dan eksploitasi sumber daya ini membutuhkan kerjasama internasional dan pengaturan yang hati-hati untuk mencegah dampak negatif terhadap stabilitas regional dan lingkungan maritim.

Selain itu, Laut China Selatan juga merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati yang kaya, yang mencakup lebih dari 3.365 spesies ikan dan 500 spesies terumbu karang, menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia pada tahun 2019. Keanekaragaman hayati ini tidak hanya penting dari segi ekologis, memberikan habitat bagi berbagai spesies yang beberapa di antaranya adalah langka dan terancam punah, tetapi juga vital untuk keberlanjutan industri perikanan dan pariwisata di kawasan. Kelestarian sumber daya hayati ini memerlukan pengelolaan yang berkelanjutan dan perlindungan lingkungan yang efektif untuk menghindari degradasi dan menjaga kesehatan ekosistem laut untuk generasi mendatang.Top of Form

Permasalahan Utama dan Ancaman Konflik di Laut China Selatan

Laut China Selatan merupakan arena konflik teritorial yang melibatkan klaim tumpang tindih dari China, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan, yang semuanya mendeklarasikan kedaulatan atas sebagian atau seluruh wilayah laut ini. Konflik ini bersumber dari kepentingan ekonomi dan strategis di kawasan yang strategis dan kaya sumber daya. Menurut Center for Strategic and International Studies, ketegangan ini sering kali mengakibatkan insiden di laut, seperti kapal penjaga pantai yang menghalangi aktivitas nelayan atau eksplorasi minyak dan gas dari negara lain, menimbulkan risiko terjadinya konfrontasi yang lebih besar.

Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam merupakan masalah serius di Laut China Selatan, di mana penangkapan ikan ilegal dan praktik yang tidak berkelanjutan telah merusak stok ikan dan ekosistem laut. Laporan dari Food and Agriculture Organization menunjukkan bahwa overfishing di kawasan ini tidak hanya mengancam keberlanjutan sumber daya hayati, tetapi juga mengurangi ketahanan pangan bagi jutaan orang yang bergantung pada perikanan sebagai sumber penghidupan utama mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun