Kajian pekanan Masjid Nurul Huda Blok  Perum Sukaraya Indah, masih membahas bab demi bab dari kitab Tanqihul Qoul karya ulama karismatik Syekh Nawawi Al Bantani.
"Bab ini sepertinya orang enggan membicarakan, apalagi orang kebanyakan tidak menginginkannya, pembahasan tentang kefakiran, karena pada dasarnya orang menginginkan kehidupan ya berkecukupan," ungkap Ustad Nurjali S.Pd.I saat membuka kajian Shubuh.
 Menyimak kajian di masjid Nurul Huda, saat Ustadz yang berasal dari Sukatani,Kabupaten Bekasi, bertausiah tentang begitu banyak orang berburu untuk hidup berkecukupan, apa pun di tempuh agar  menikmati kemapanan dan kenyamanan, bahkan saking inginnya hidup berkecukupan, apapun cara ditempuh untuk meraihnya.
Nabi Muhammad sebagai panutan ummat, role mode bagi kita semua dan kita wajib meneladani kehidupan beliau, sebagai pedoman mengarungi kehidupan. Beliau  memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala supaya hidupnya dalam keadaan "miskin".
" Ya Allah hidupkan saya dalam miskin, kumpulkan saya dengan orang-orang miskin pada hari kiamat."
Jika menilik tentang doa Rasulullah, banyak dari kita sepertinya  enggak ada yang berani,malah sebaliknya pengennya  kita kaya raya dan hidup berkecukupan. Sekuat mungkin terhindar dari namanya kefakiran.
 Justru di surga nanti, orang orang yang ketika hidupnya fakir, berpeluang masuk surga dengan mudah dibanding mereka yang memiliki kekayaan saat di dunia. Kaum Fuqoro hisabnya lebih cepat karena harta benda yang sedikit, sehingga pertanggung jawabnya terhadap harta yang melekat saat di dunia, hisabnya tidak sebanyak kaum. aghniya atau orang orang kaya.
Jika saat ini Allah menetapkan kita dalam kefakiran, jangan bersedih, tetap berikhtiar sebagai manusia, tetap berusaha dan selalu optimis. Yakin bahwa ketetapan Allah adalah yang terbaik.Meski kekurangan namun kita jangan terlalu menunjukan kemiskinan, apalagi menjual kemiskinan agar orang orang bersimpati.
Seorang muslim meski hidup kekurangan, pantang meminta minta, mengemis untuk mendapatkan harta, jauhkan mental pengemis dari kaum muslimin, jika kita di mampukan berusaha tempuhlah kehidupan dengan bekerja tanpa harus mengemis.
Dalam kitab Tanqihul Qoul disebutkan,ada dua hal kenapa kefakiran itu terjadi, yang pertama fakir merupakan ketetapan dari Allah subhanahu wa ta'ala, artinya meski sudah berusaha, berdoa,bisnis. Tetap saja keadaan tidak ada perubahan, itu namanya fakir ditetapkan oleh Allah. Yang kedua yakni fakir karena hukuman, kemiskinan yang dialami merupakan hukuman baginya. Musibah kemiskinan yang dialami karena perbuatan buruk yang ia kerjakan.
Adapun ciri fakir merupakan ketetapan dari Allah, meski dalam kefakiran tetap  memperbaiki akhlaknya, kefakiran tidak  menyebabkan dia  merasa terhina dihadapan orang lain, sehingga walaupun hidupnya miskin dia tetap menjaga diri jangan sampai meminta minta. Mereka yang teruji dengan kefakiran hanya meminta kepada Allah SWT
Â
Jalan kehidupan memang tak selamanya indah, ada di satu fase kefakiran menyapa, namun bukan untuk merutuki, tetap optimis bahwa ketentuan Allah selalu baik bagi manusia.Jangan ceritakan kesusahan hidup berulang ulang kepada manusia. Kaum muslimin akan senantiasa menjaga harga diri meski hidupnya serba kekurangan, tanpa menghinakan dengan mengemis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H