Membaca novel itu jangan grasa grusu, target pengen cepat kelar, baca novel idealnya dalam keadaan tenang, tidak terburu buru menuntaskan bacaan, sehingga intisari cerita novelnya bisa kita serap.
Nasehat itu saya terima dari blogger senior, kompasianer kawakan, saya memanggilnya Emak Elisa Koraang, ketika berada di Taman Ismail Marzuki,Gedung Ali Sadikin lantai II, ketika acara peluncuran dua novel karya Yon Bayu Wahono.
Jujurly saat ini sudah jarang baca buku fisik, sejak kemudahan membaca di hape, yang paling sering ya buka buka hape untuk menuntaskan dahaga baca. Ketika di hari ini tantangan Msytery Topic 2, Buku Bacaan Selama Ramadan.
Untungnya masih ada stok buku fisik yang tersisa, lumayan buat dibaca saat Ramadan, ada novel Prasa karya Yon Bayu Wahyono, Perempuan Penyapu Halaman karya Pepih Nugraha, serta Jalan &Makan Seru Topik Irawan.
Buku yang terakhir lebih ke narsis aja ya hehe, baca buku karya sendiri ternyata asik juga lho.Yuk kita kupas satu persatu buku dari penulis yang dengan Kompasiana tuh erat banget, Yon Bayu Wahyono tahun lalu di nobatkan sebagai Kompasianer of The Year 2023 dalam Kompasiana Award 2023.
Sedangkan Kang Pepih Nugraha merupakan pendiri Kompasiana, dan juga penulis buku yang jempolan, penggemar catur dan penggiat literasi yang piawai.
Terakhir tapi nggak penting penting banget, Topik Irawan kompasianer rusuh dari Cikarang, baru punya sebiji buku, yaitu buku indie yang diterbitkan bukan penerbit major tapi ada ISBN nya lho, buku yang mengupas tempat dan kuliner seru yang ada di Bekasi, Cirebon dan Kuningan.
Novel Prasa Teka Teki Identitas Diri
Menikmati lembar demi lembar dari novel besutan Yon Bayu,seakan berada di labirin tanya, tentang tokoh bernama Prasa, anak bungsu Jenderal Progo Subagyo, mempunyai dua kakak yang menyayanginya yakni Pram dan Tiwi.