Nostalgia saat sekolah seakan menjadi tema utama ketika bukber.Selain itu adalah kabar guru guru saat kekinian, rata rata para pengajar penulis, telah memasuki masa pensiun, bahkan beberapa dari mereka telah berpulang, Al fatihah untuk beliau beliau yang telah wafat.
Mengulik masa lalu, ibarat berputar menggunakan mesin waktu, seperti yang telah dituliskan dalam awal artikel, bahwa penulis merupakan pendukung tradisi bukber bersama teman teman lama, karena bisa bernostalgia.Manusia merupakan makhluk sosial, butuh interaksi.
Meski tidak mungkin jadi siswa, namun kenangan ketika bersekolah menjadi keping kenangan yang terasa syahdu jika di ceritakan kembali, nggak ada ruginya kok bukber sama teman lama, malah asyik banget bisa merajut silahturahmi di usia yang tak muda lagi.
Biaya Bukber di Tanggung Bersama
Buka bersama erat kaitannya dengan tempat, makanan, jumlah yang datang serta durasi bukber. Namun yang paling penting tentu saja yaitu membayar makanan yang tersaji, ada kalanya ketika bukber, seseorang yang baik hati dan tidak sombong, dengan penuh keikhlasan membayar semua bill tagihan.
Namun lebih sering sih bersepakat untuk patungan alias bayar bersama apa yang telah dimakan, tanpa perlu klaim paling sedikit makannya agar bayarnya tidak terlalu banyak.Karena patungan ya harus buka dompet masing masing.
Dalam kasus ada aja teman yang mau merogoh koceknya lebih besar dibanding teman lainnya, sebagai admin bukber, tentu penulis bersyukur ada yang mau membayar lebih, untunglah belum menemukan kasus, ketika harus buka kocek, tetiba izin ke belakang.
Keseruan bukber dengan cara patungan, justru semakin memperkokoh pertemanan, semua punya rasa kepedulian untuk bayar sama sama, lagi pula jadinya nggak ada pihak yang merasa nombok ketika bukber, semua gembira.
Nggak Ribet Adu Outfit