Seapes apesnya kehidupan yang kita rasakan saat ini, percayalah masih ada orang lain yang kehidupannya tidak seberuntung dibanding kita. Seolah kebahagiaan tak kunjung datang, yakinlah ada nyala pelita di ujung sana, menyinari dan menyemangati, bahwa hidup perlu untuk selalu bersyukur dalam hal apapun.
Kata syukur berasal dari serapan bahasa Arab, yakni kata "syakara" yang mempunyai makna membuka. Dalam hal ini adalah bahwa manusia senantiasa membuka akan nikmat serta keberkahan yang diberikan Allah SWT.
Dalam kehidupan sehari hari, kata syukur bertebaran setiap saat, dalam keadaan senang maupun gembira. Di posisi ekonomi sulit atau juga keadaan rezeki sedang berjaya. Seperti yang pernah di alami penulis.
Satu ketika dipanggil oleh HRD, kenyataannya adalah hari itu penulis, dinyatakan mendapatkan Pemutusan Hubungan Kerja, seperti galibnya pekerja, berita PHK tentu mengejutkan, apalagi tak ada tanda tanda sama sekali, beritanya mendadak.
Memilih opsi melakukan mediasi dengan Dinas Ketenagakerjaan, alasan perusahaan adalah kondisi korporasi tidak sedang baik baik saja, saat itu keadaannya pandemi Covid. Namun PHK memantik rasa syukur, ada berkah tersembunyi.
Tahun tahun terakhir Emak di dunia, dalam keadaan sakit, akhirnya mempunyai kesempatan merawat Emak, mungkin anugerah tersembunyi. Ada banyak hal mengapa kita harus optimis serta bersyukur dengan segala yang terjadi dalam hidup ini. Ada tiga hal yang dirasakan, bahwa penting banget namanya bersyukur.
Menjadi Warga Indonesia Anugerah yang Perlu di Syukuri
Tak ada opsi ketika manusia dilahirkan, tak bisa menentukan siapa orang tua, berada dimana saat lahir dan dinegara mana kelahiran itu terjadi. Banyak netizen memplesetkan negeri kita sebagai Konoha atau juga Wakanda.
Jauh banget dari slogan slogan seperti Untaian Zamrud Khatulistiwa, Indonesia Mooi atau sederet pujian lainnya bagi negeri tercinta. Jika merenung kembali, takdir telah membawa kita berada di negeri ini.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, selayaknya rasa syukur tersemat, berada di negeri yang seru ini adalah anugerah. Jika di media sosial, netizen Indonesia terkenal dengan komen komen pedasnya.
Ternyata di dunia nyata, ada banyak kebaikan yang bisa kita temui, entah itu mempunyai sahabat yang baik, teman yang nggak toxic, tetangga nggak julid, hingga ketemu orang orang baru dan sebelumnya tidak kenal, namun ramah dan bersahabat.
Bukti nyata adalah survey yang dilakukan Expart Insider versi Internation tahun 2022, Indonesia peringkat dua, negara yang ramah di dunia, hanya kalah dengan Meksiko. Pernah nggak sih bersyukur, takdir kita berada di Indonesia?
Bersyukur bahwa Indonesia mempunyai bentang alam nan mempesona, bisa piknik ke tempat yang disuka, ada pantai, lembah, gunung, hutan, hingga tempat wisata buatan kekinian, paket lengkap jalan jalan bisa dilakukan di negeri tercinta.
Beribadah Dengan Tenang
Hari ini jutaan umat muslim menikmati datangnya bulan suci Ramadan, awal puasa berbarengan dengan Hari Raya Nyepi. Alhamdulillah dengan ragam budaya serta perbedaan agama, negeri kita mempunyai modal dasar, persatuan dan juga toleransi.
Bayangkan jika sedang beribadah, malah terdengar dentuman bom, ledakan dimana mana, melewati ibadah dengan perasaan cemas. Ketika menjalankan ibadah puasa, kondisi kondusif, ke masjid pun tak ada ke khawtiran, bahkan simbol kerukunan antar umat beragama bisa terlihat jelas.
Menjulangnya Gereja Katedral dan bersisian dengan Masjid Istiqlal, menjalankan ibadah masing masing, tak ada keributan, semua dalam koridor rasa damai dan aman. Dalam hal ini kita patut syukuri, dapat beribadah dengan tenang merupakan hal yang istimewa.
Bahkan Presiden Timor Leste,Jose Ramos Horta, ketika diwawancara di salah satu televisi swasta nasional, Indonesia merupakan negara paling toleran di dunia, disebutkan oleh Jose Ramos Horta, Indonesia mempunyai keberagaman tinggi, ini bisa menjadi role mode bagi negara negara lain.
Ketenangan dalam beribadah, bisa wara wiri ke masjid, atau bagi saudara saudara sebangsa yang berbeda keyakinan, mau ke gereja, ke pura,vihara atau klenteng dengan nyaman dan aman. Yuk kita tetap bertoleransi seraya menjaga ketenangan ketika beribadah.
Menikmati Waktu Luang Untuk Salurkan Hobi
Selepas tidak bekerja, waktu luang semakin banyak, biasanya dari jam 8 hingga empat sore berada di tempat kerja, Â dua jam dalam perjalanan.Total sepuluh jam keluar rumah nyari nafkah.
Namun lagi lagi kata kunci yakni bersyukur, dengan kondisi apapun. Meski kehilangan gaji, namun Allah tetap memberi rezeki, inilah yang membuat penulis mendefinisikan arti bersyukur yang sesungguhnya.
Waktu luang, kembali menikmati hobi, tentu dengan durasi yang bisa kita tentukan sendiri, bisa speednya tinggi jika sedang berhadapan dengan deadline. Yup hobi itu bernama menulis, merangkai kata, mencoba memahami literasi.
Melakoni hobi, jika bekerja menunggu waktu gajian adalah keniscayaan, menulis juga menghasilkan fulus lho, walau pun tak setiap bulan mulus mendapatkan pendapatan layaknya pekerja, namun inilah seninya menjalani kehidupan.
Dari hobi dapat cuan, asal dapur ngebul, nggak nipu orang, alhamdulillah ada saja rezeki menyapa, dapat order nulis, endorse produk atau juara ngeblog. Sesuatu yang menggembirakan tentunya berkesempatan menghasilkan pendapatan dari muasalnya berupa hobi.
Yuk mumpung sedang menjalani bulan suci Ramadan, saatnya intropeksi tentang arti bersyukur, hidup memang acapkali terasa berat dan menyesakan, namun bersyukur dalam kehidupan, apa pun peristiwa yang menyertai, akan jadi lebih bisa diterima jika kita mengedapankan bersyukur.
Sudahkah Kompasianer bersyukur hari ini, kalau sudah alhamdulillah pisan euy, yuk terus bersyukur, sebagai insan yang masih diberi rezeki oleh Allah Sang Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H