Menikmati Waktu Luang Untuk Salurkan Hobi
Selepas tidak bekerja, waktu luang semakin banyak, biasanya dari jam 8 hingga empat sore berada di tempat kerja, Â dua jam dalam perjalanan.Total sepuluh jam keluar rumah nyari nafkah.
Namun lagi lagi kata kunci yakni bersyukur, dengan kondisi apapun. Meski kehilangan gaji, namun Allah tetap memberi rezeki, inilah yang membuat penulis mendefinisikan arti bersyukur yang sesungguhnya.
Waktu luang, kembali menikmati hobi, tentu dengan durasi yang bisa kita tentukan sendiri, bisa speednya tinggi jika sedang berhadapan dengan deadline. Yup hobi itu bernama menulis, merangkai kata, mencoba memahami literasi.
Melakoni hobi, jika bekerja menunggu waktu gajian adalah keniscayaan, menulis juga menghasilkan fulus lho, walau pun tak setiap bulan mulus mendapatkan pendapatan layaknya pekerja, namun inilah seninya menjalani kehidupan.
Dari hobi dapat cuan, asal dapur ngebul, nggak nipu orang, alhamdulillah ada saja rezeki menyapa, dapat order nulis, endorse produk atau juara ngeblog. Sesuatu yang menggembirakan tentunya berkesempatan menghasilkan pendapatan dari muasalnya berupa hobi.
Yuk mumpung sedang menjalani bulan suci Ramadan, saatnya intropeksi tentang arti bersyukur, hidup memang acapkali terasa berat dan menyesakan, namun bersyukur dalam kehidupan, apa pun peristiwa yang menyertai, akan jadi lebih bisa diterima jika kita mengedapankan bersyukur.
Sudahkah Kompasianer bersyukur hari ini, kalau sudah alhamdulillah pisan euy, yuk terus bersyukur, sebagai insan yang masih diberi rezeki oleh Allah Sang Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H