Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Regional Payment Connectivity Kemudahan Pembayaran Menggunakan QR Kode di ASEAN

20 Juni 2023   23:36 Diperbarui: 20 Juni 2023   23:41 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanja nyaman,aman mudah menggunakan QR kod(dokpri)

Menikmati lezatnya Tutug Oncom Singaparna, Tasikmalaya,  kelezatannya tidak terlupa, menyisir  Sukhumvit 38 Street dan menjajal Mango Sticky Rice tanpa perlu ribet membayar dengan uang kontan, kemudahan transaksi dengan Regional Payment Connectivity, adalah sebuah jawaban keterhubungan antar negara di ASEAN.Bila jajan di Bangkok menjadi sama mudahnya membeli Tutug Oncom di Singaparna, dengan hanya menggunakan QR code sebagai pembayaran.

Dengan basis masyarakat ekonomi ASEAN, perdagangan pasar bebas yang bisa dilakukan oleh negara negara anggota ASEAN yang didirikan tahun 2015, bahwa potensi ekonomi ASEAN bukanlah kaleng kaleng, bukti sahihnya adalah, nilai total neraca perdagangan ASEAN sebesar 6 miliar dolar Amerika Serikat faktanya pada tahun 2021 PDB ASEAN mencapai 3,3 triliun dolar Amerika, peningkatan kerjasama ekonomi ASEAN makin intens dengan cross border transaction.

Salah satu poin penting ASEAN Matters Epicentrum of Growth, adalah visi besar ASEAN 2045 dengan penguatan stabilitas keuangan, keketuaan Indonesia Asean 2023, menjadi titik tolak bangkitnya momentum perekonomian nasional, bahwa Indonesia tetap tangguh dan bertumbuh menghadapi badai krisis seusai pandemi Covid-19. ASEAN bersiap mendapatkan kemudahan pembayaran lintas negara.

Pembayaran konvensional dengan transaksi digital tentu sangat berbeda, saatnya menikmati pengalaman bertransaksi secara cepat aman, mudah, murah, dengan keandalan yang memanjakan pengguna. Sebagai otoritas perbankan tanah air, Bank Indonesia bersama negara ASEAN mendorong hadirnya transformasi digital, yaitu implementasi QRIS cross border yang telah dilakukan bersama Thailand di Tahun 2022,kemudian  Malaysia serta negara ASEAN lain dan juga kawasan dari negara lainnya seperti India dan Cina.

ASEAN Bersatu Tak Bisa di Kalahkan

Sepuluh negara ASEAN yang secara letak geografisnya di kawasan Asia Tenggara, bersatu menjadi anggota ASEAN, dengan ikatan rumpun padi sebagai logo dan bendera ASEAN, melambangkan persahabatan serta kesetiakawanan sosial didukung dengan tiga pilar masyarakat ASEAN yang mencakup pilar masyarakat politik keamanan, pilar masyarakat ekonomi, dan pilar masyarakat sosial budaya.

Muaranya ASEAN semakin berkilau dengan kekuatan ekonomi,jangan lupa bahwa Indonesia sangat berperan dalam pencapaian ASEAN menjadi lebih baik, memberi kontribusi tiga deklarasi Bali Concord. Bali Concordrd I tahun 1976 menitikberatkan penyelesaian sengketa secara damai, Bali Concord II tahun 2003,dan Bali Concord III tahun 2011 lebih menekankan Sinergi komunitas ASEAN untuk penguatan pembangunan ekonomi.

Fakta pertumbuhan ekonomi ASEAN 2010 hingga 2021 mencapai 3,4%, ekonomi ASEAN diprediksi semakin kokoh.Dengan penandatanganan MoU Bank Sentral anggota ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Terkait Regional Payment Connectivity, ini akan semakin powerful jika negara Asia Tenggara lainnya bergabung pasca mereka mengembangkan sistem pembayarannya.

Bila menilik persaingan olahraga, negara negara di Asia Tenggara seakan kompetitif dan seakan ingin saling mengalahkan. Namun sejatinya ASEAN adalah simbol persatuan, saling menguatkan, simpul tersebut bernama digital ekonomi, inklusi keuangan serta literasi digital, menjadi motor penggerak bagi negara negara ASEAN, agar mencapai goal setting interkonektivitas sistem pembayaran digital merata, di setiap negara anggota ASEAN.

Bank Indonesia Mendorong Masyarakat Melek Digitalisasi Gunakan QRIS

Belanja nyaman,aman mudah menggunakan QR kod(dokpri)
Belanja nyaman,aman mudah menggunakan QR kod(dokpri)

Empat tahun berselang, sejak Quick Response Code Indonesian Standart(QRIS), ditetapkan dan diluncurkan pada tanggal 17 Agustus 2019, selanjutnya pada 1 Januari 2020, semua merchant menggunakan QR Code dengan standar QRIS. Lompatan penggunaan QRIS, dengan segala sosialisasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia, telah mencapai angka yang menggembirakan.

Data Bank Indonesia menyebutkan, hingga Februari 2023, nominal transaksi QRIS menggapai angka Rp 12,28 triliun dengan jumlah volume transaksi sebesar 121,8 juta.Bagaimana dengan jumlah pengguna QRIS di tanah air? Angkanya ternyata signifikan, yaitu ada 30,87 juta pengguna QRIS.

Kabar baik lainnya yang perlu diwartakan adalah, jumlah merchant yang menggunakan Quick  Response Code Indonesian Standart(QRIS) hingga bulan Februari 2023, mencapai 24,9 juta pengguna. Saat ini perubahaan tak dapat terelakan, apalagi hadirnya era industri 4.0 yang pijakannya berupa IT, internet dan sistem digital.

Keseriusan Bank Indonesia agar masyarakat lebih melek digital, memberikan program edukasi bernama Literasi Keuangan Indonesia Terdepan(LIKE IT). Semakin banyaknya generasi muda yang melek digital, tentu akan membawa angin perubahan positif, semakin paham dengan produk keuangan dan memanfaatkan QRIS sebagai sistem pembayaran secara optimal.

Dari Sistem Pembayaran Berbasis Kertas Menuju Konektivitas Sistem Pembayaran ASEAN

QRIS memberikan kenyamanan pembayaran di negara negara ASEAN(Sumber poto:bi.go.id)
QRIS memberikan kenyamanan pembayaran di negara negara ASEAN(Sumber poto:bi.go.id)

Kegiatan ekonomi tak bisa terlepas dari namanya transaksi barang, jasa dan keuangan. Mula mula hadir dengan sistem barter, kemudian hadirnya uang logam dan uang kertas menjadi lumrah sebagai pembayaran. Seiring hadirnya inovasi teknologi, kehadiran uang kertas mulai tergeser, digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia adalah keniscayaan.


Melangkah ke depan,Bank Indonesia memiliki Lima Visi Pembayaran Indonesia dan cetak biru pembayaran Indonesia 2025.Meski sejatinya sistem pembayaran digital lebih efisien dan cepat dibanding sistem pembayaran konvensional, namun resikonya pun harus diperhitungkan, seperti risiko cyber security.

Konektivitas Pembayaran ASEAN adalah bagian produk keuangan yang mengglobal, transaksi pembayaran yang tiada batas serta "hilangnya" batasan wilayah secara geografis. Namun Bank Indonesia akan terus mengawal stabilitas keuangan, sehingga tidak ada gangguan dalam penerapan sistem pembayaran ASEAN, kebijakan moneter tetap efektif.

Perlu dipahami bersama Konektivitas Pembayaran ASEAN, merupakan berkah tersendiri bagi pelaku industri tanah Air.Dengan memunculkan produk inovatif, serta luasnya volume pangsa pasar lintas negara yang bisa diakses, serta dapat dijangkau siapapun, membuka peluang UMKM Indonesia menjual produk dan menikmati pembayaran lintas negara, cross border interlinkage benar benar di depan mata, sangat sayang bila terlewat begitu saja.


Namun dalam Visi Sistem Pembayaran Indonesia di poin kelima. Bahwa Bank  Indonesia menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi keuangan digital antar negara melalui kewajiban pemrosesan semua transaksi domestik didalam negeri dan kerja sama penyelenggara asing dengan domestik, dengan memperhatikan prinsip resiprokalitas.

Merayakan Indahnya ASEAN dengan Regional Payment Connectivity

Pesona keindahan Raja Ampat di Indonesia,destinasi incaran di ASEAN(sumber poto Erlin Indarti)
Pesona keindahan Raja Ampat di Indonesia,destinasi incaran di ASEAN(sumber poto Erlin Indarti)

Luas ASEAN secara total mencapai 4,5 juta km2, beberapa negara ASEAN merupakan negara berupa kepulauan, tentu saja panorama alamnya indah mempesona yang mampu mendatangkan turis untuk berkunjung. Pesona laut dan pantai, pegunungan, adat istiadat dan ragam agama yang memantik penasaran.

Waktu yang tepat merayakan indah negara negara di Asia Tenggara,ASEAN dapat dikatakan sebagai organisasi ekonomi yang mempunyai landasan geopolitik bagi sepuluh negara anggota ASEAN, sudah siap menjelajahi wisata ASEAN? Menikmati hijaunya Banaue Rice Terrace di Filipina, atau pemandangan keren Koh Nang Yuan di Thailand, jangan lupa juga Raja Ampat di Indonesia.

Data ASEAN Tourism Forum menyebutkan jumlah wisatawan  asing di ASEAN pada tahun 2022 mengalami peningkatan hingga 1.706 dibanding tahun sebelumnya. Selepas pandemi Covid-19, saatnya hiling, tempat tujuan wisata ASEAN yang beragam,serta mudahnya bertransaksi tanpa perlu membawa uang tunai, menjadi nilai plus untuk jalan jalan di ASEAN.

Begitu juga dengan negeri tercinta Indonesia, menyambut wisatawan asing yang melancong untuk menikmati indahnya Bumi Pertiwi, wisatawan asing tak perlu pusing tujuh keliling untuk melakukan transaksi. Cukup memindai QRIS merchant Indonesia dengan menggunakan aplikasi pembayaran negaranya, maka transaksi pun dapat dilakukan inilah kemudahan  yang mengintegrasikan ekonomi ASEAN.

Bagaimana jika warga Indonesia bila berwisata ke negara negara ASEAN? Bisa tidak jajan di Thailand menggunakan Rupiah sebagai alat pembayaran. Dengan QRIS antarnegara, semua itu sangat mungkin, tak perlu repot mengkonversi atau menukarkan mata uang, seperti beberapa tahun yang lalu, simpel dengan memindai kode QR.

Cukup lakukan saja untuk wisatawan Indonesia yang sedang hiling, pindai QR standar dari negara yang dikunjungi dengan menggunakan aplikasi pembayaran Indonesia. Jangan lupa, transaksi digital dan menikmati mudahnya QRIS antarnegara, adalah dengan mengunduh aplikasi perbankan dan juga jasa keuangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun