Maka moment memaafkan bisa dilakukan kapan saja. Lebih cepat melepaskan maaf justru akan semakin baik. Peneliti Italia, Dr Pietro Pietrini melakukan studi fMRI, bahwa kemarahan atau juga dendam, ternyata menghambat pikiran rasional. Semakin berlarutnya waktu untuk memaafkan orang lain, akan berpengaruh terhadap kesehatan mental.
Yuk saatnya melepas perasaan, secara tulus memaafkan kesalahan orang lain.Tunjukan kepada dunia, kita bisa dan mampu untuk memaafkan tanpa terpaku dan menunggu momen tertentu. Tahu nggak sih gaes, bersumber dari penelitian Standford Medicine, memaafkan itu malah meningkatkan suasana hati dan optimisme.
Sadar nggak sih bahwa masa lalu, sebahagia apapun momennya, sepahit apapun kejadiannya, tetap saja kita tak bisa kembali di masa tersebut, terlebih, saat waktu kepahitan yang kita alami, jangan sampai mengalami untuk kedua kalinya. Meski sakit, saat ini adalah waktu terbaik untuk  mampu bangkit dan melupakan kejengkelan yang dialami karena ulah orang lain.
Saatnya Mencari Ilmu Ikhlas
Ada 88 kata yang maknanya sepadan dengan ikhlas. Salah satunya adalah sukarela, jika jiwa telah menggapai rasa sukarela, mengikhlaskan apapun yang terjadi, bersyukurlah.Namun jika belum berada di tahap itu, semoga diberi kesempatan untuk menggapainya.
Secara harfiah ikhlas adalah membersihkan, jika dalam penerapan sehari hari dan dipraktekan secara baik, adapun yang di dapat adalah ketenangan jiwa, mereka tak terganggu dengan hiruk pikuk yang bersifat keduniawian. Saatnya fokus ke tujuan yang telah ditentukan, agar yang dicita citakan dapat terwujud.
Berpikir positif merupakan salah satu upaya agar bisa menggapai keikhlasan, meski sedang di sakiti seseorang, tak lantas aura negatif merasuki. Lebih mengedepankan hindari prasangka, karena khawatir apa yang kita duga, malah tidak terbukti. Apapun yang kita lihat dan rasakan dan dialami, sejatinya telah ditentukan waktunya.
Semoga setelah di gembleng dalam satu bulan penuh keberkahan, jiwa yang tadinya tandus, tersemai nilai nilai kebaikan, luapan kesedihan karena orang lain yang menyakitkan secara psikis, dapat kita maafkan, belajar paripurna apa itu menjadi orang yang ikhlas. Saatnya membuang patron negatif dalam diri kita, yuk bisa yuk memaafkan kesalahan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H