Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terik

15 Februari 2023   10:03 Diperbarui: 15 Februari 2023   10:05 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi (dokpri)

Matahari kian garang pancarkan cahaya

Menyapu mayapada nan kerontang

Jejak lelah pria tua

Bertopi kusam anyaman bambu

Tertatih menata kehidupan

Sekedarnya agar bisa hidup

Mengais sisa sisa sampah

Berkarung terjuntai

Matanya sayu tubuhnya rapuh

Suara perut menjerit jerit

Hanya air bening biasa

Yang tentramkan gejolak

Terdiam lelaki tua

Ketika terik menyapa

Ubun ubun terasa panas membara

Tertatih ia menuju etalase

Tersaji makanan yang membuatnya

Menelan ludah

Denting sendok piring beradu

Seakan orkestra ejekan

Ada manusia tak msmpu beli makanan

Lidah tercekat bibir terkatup

Kemana lagi membohongi cacing cacing

Terasa melilit berdentam dentam

Terik semakin terik

Ada anak manusia yang luruh

Terdiam kaku di jalanan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun