Wajah merona bersimpah  warna yang memerah
Ketidakadilan seakan mencengkerama sepenuh hidupnya
Terdiam dalam gigil seraya menahan amarah nyaris sempurna
Adakah manusia masih mempunyai nurani dalam budi pkerti
Lorong tak bertepi seakan melunglaikan langkah
Dalam diam dan teraniaya tanpa perlawanan
Tertindas dalam kebisuan yang tak bertepi
Tak ada sorak sorai sanjungan atau juga tepuk tangan
Bahkan otot otot di dalam tubuh melunglai
Atma masih bersanding dalam raga
Kesia-siaan hidup karena teraniaya
Menanti baswara selalu menuju penat dan letihÂ
Karena Kanagara milik manusia yang berkuasa dan punya tahta
Manusia teraniaya hanya terdiam dalam cahaya rembulan
Entah sampai kapan semua ini lenyap dalam hidupnya
Lembayung masih memancarkan pesona
Namun keadilan seakan enggan enyahÂ
Kesialan setia bersanding untuk manusia teraniaya
Adakah selembar adiwarna mengusap perubahan
Sehingga asmaraloka dapat didekap sempurna
Lagi dan lagi kata entah meraja
Sehingga meraih nirmala seakan jalan sempurna untuk kegagalan
Tak adakah Nuraga yang tersisa dari manusia nan berkuasa
Sekeping diam layak untuk menjadi suara batin yang terpendam