Relief  Karmawibhagga merupakan inspirasi Sound of Borobudur, relief ini menceritakan suasana masyarakat Jawa saat itu tentang aktifitas kesenian dan tari serta musik. Tak mudah mendapatkan wujud alat yang persis sama dengan apa yang ada di relief, namun kendala tersebut diatasi dengan mereka reka alat musik dan proporsi tubuh yang ada di relief.
Antara Grammy Award Dan Borobudur Pusat Musik Dunia
Bagi insan musik dunia, pencapaian tertinggi adalah meraih ajang Grammy Award, penghargaan yang dahulunya bernama Gramaphone Award dan pertama kali di gelar pada tanggal 4 Mei 1959. Begitu juga dengan festival musik legendaris Woodstock yang dihelat pada tahun 1969.
Semaraknya musik telah jauh hadir sebelum panggung gemerlap Grammy Award dan juga Woodstock ada. 1300 tahun yang lampau, Nusantara telah mampu berada dalam situasi mengumpulkan maestro dunia musik di seluruh jagad di era komunikasi belum secanggih sekarang dan tentu saja ini merupakan tantangan tersendiri.
Dewa Budjana yang saat ini salah satu gitaris handal tanah air dan terlibat dalam Sound of Borobudur, menduga zaman dahulu disini pernah ada konser besar seluruh dunia. Bila saat ini generasi zaman kiwari ada yang merasa inferior menghadapi budaya bangsa lain dengan segala gemerlapnya. Duh rasanya nggak perlu minder deh, pendahulu bangsa ini telah mempersembahkan kebudayaan tingkat tinggi dengan musik yang tak kalah berkelas.
Borobudur pusat musik dunia adalah keniscayaan, sentuhan instrumen musiknya nggak kalah gahar dengan alat musik kekinian, untuk beberapa tahun mendatang Sound of Borobudur jika dikelola dengan tangan tangan hebat yang peduli dengan budaya lokal, Keniscayaan Sound of Borobudur mengguncang dunia hanya tinggal menghitung waktu saja.
Menjaga Borobudur menjaga Suara Musik Untuk Tetap Abadi
Badan PBB untuk seni budaya, UNESCO menetapkan Borobudur sebagai Daftar Warisan Dunia dengan nomor urut 348  tanggal 13 Desember 1991, dan diperbaharui  Nomor C 592, huruf C merjuk dari kata "Culture" karena Borobudur warisan dunia dalam kategori budaya.
Borobudur memiliki nilai spiritul, budaya, ilmu pengetahuan, politis, ekonomi, arkeologi, histori dan tentu saja musik dan terpatri dalam relief relief  candi. Bahasa musik yang bisa di nikmati secara universal, bahkan keberadaan Borobudur sendiri kerap di identifikasi sebagai kejeniusan lokal.
Yuk saatnya menjaga Borobudur sebagai aset terbaik bangsa ini, dari masa lampu kita belajar banyak hal, bangunan candi Borobudur dengan segala keanggunan pahatan yang tertera di relief merupakan cita rasa tersendiri.
Borobudur adalah kita semua sebagai bangsa Indonesia, suara Borobudur jangan sampai padam begitu saja, lalu menghilang tanpa bekas, namun suara Borobudur tetap kekal dan berbunyi tiada henti, memberi tahu kepada dunia betapa istimewanya Borobudur dengan suara suara dari relief candi.