Popi tersenyum malu-malu namun ia pun menyambut karibnya itu dan ia meletakan tempat pakan ayam dan Popi keluar kandang,dengan perlahan ia menyeka keringatnya.
"Iya nih San aku sekarang jadi anak kandang,"ungkap Popi dengan mata berbinar.
"Anak kandang?Apaan juga itu!"Tanya Sandi heran.
"Anak kandang itu adalah orang yang bekerja di peternakan ayam ini,ia bekerja merawat ayam agar sehat,gemuk dan tentunya akan mahal kalau dijual nanti,lumayan San dari sini aku dapat uang,"terang Popi dengan senyum lebar.
"Ya ampun kok senekat ini sih Pop,aku kira kamu marah denganku karena aku menghilangkan bukumu nggak taunya malah nyari duit ditempat yang bau seperti ini,kok kamu mau-maunya,"cecar Sandi.
"Itung-itung latihan buat nyari uang,ternyata nyari uang itu tidak seenak minta ke orang tua kita,"terang Popi.
"Terus duitnya buat apa?"
"Insya Allah nanti jika terkumpul banyak aku akan sumbangkan ke panti asuhan anak yatim piatu tepat saat ulang tahunku nanti,kata Pak Ustadz tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah,pengen beramal dari jerih payah sendiri walau harus bekerja keras,untung Juragan Danu mau menerimaku disini,"jelas Popi seraya menatap Sandi.
"Jadi kamu tidak marah padaku?"
Popi menggeleng cepat,mereka saling pandang dan akhirnya tertawa bersama,kini Sandi tahu ternyata susahnya mencari Popi karena ia sibuk menjadi anak kandang agar ia bisa menyumbang panti asuhan anak yatim,sesuatu yang tak pernah terpikirkan oleh Sandi.Ternyata hati Popi sungguh mulia,ia rela bekerja ditempat seperti ini untuk mereka yang masih butuh perhatian.
"Kamu memang luar biasa Pop,mengorbankan waktu mainmu untuk mereka yang kekurangan tapi boleh nggak aku jadi anak kandang?"tawar Sandi sambil tertawa yang diikuti oleh Popi.