Saat ponakan penulis masih di bangku Sekolah Menengah Atas, kampung Rajawetan geger dengan surat pemberitahuan bahwa ponakan mendapat undian berhadiah dari salah satu stasiun tivi swasta, nggak tanggung tanggung sebuah mobil di dapat, surat yang berisi pernyataan menang undian, lengkap dengan keterangan dari Kepolisian, Dirjen Pajak dan surat surat yang nampaknya aseli namun sebenarnya adalah palsu. Tentu saja kabar menangnya ponakan menjadi buah bibir di sebuah kampung kecil, dan ada upaya pihak keluarga untuk menghubungi penyelenggara undian dan mekanisme pengambilan hadiah.
Ketika penulis membaca surat yang di maksud, tentu saja tak tertahan tawa saat membacanya dan dengan mantab penulis mengatakan ini adalah penipuan, pada mulanya keluarga menganggap penulis tidak percaya, namun untunglah setelah di jelaskan bahwa pengumuman tersebut adalah bodong untuk sekedar menipu dan mendapatkan uang belaka.
Cukup sering sebenarnya penulis mendapatkan surat surat pemberitahuan memenangkan undian, dulu sih memang cukup sering ngikutin undian dari berbagai produk yang di kuisin dengan hadiah yang memang lumayan menggiurkan. Tentu beda surat pemberitahuan resmi dari pihak penyelenggara yang aseli dengan para penipu.
Musim telah berlalu, produsen memang masih menyelenggarakan kuis dengan syarat mengirimkan cangkang produk sebagai syarat keikutan kuis. Saat ini lebih sering penipu menyasar melalui SMS, atau phising untuk membuka data perbankan atau financial tecnologi yang kita punya, segera waspada dan amankan OTP atau PIN yang kita punya, waspadalah!
Menyaru Sebagai Pihak Penyelenggara, Jangan Lengah Jika Mereka Meminta Data
Tetiba mendapat telepon dari nomor yang tidak kita kenal, mula mula berbahasa lemah lembut dan menyatakan kita sebagai pemenang undian dengan hadiah sebesar 75 juta, hari gini dapat duit segede gitu siapa yang nggak ngiler sih, si penelepon meminta penulis  membuka sebuah website yang memuat daftar pemenang, pas di buka jadi curiga ternyata websitenya gratisan, hehe penipu yang nggak punya modal ternyata, eit dah masa sih blogger rusuh mau di kadalin. Ketika penulis iseng iseng bertanya kok websitenya masih pakai yang gratisan? Dari ujung telepon terdengar sebuah makian dan menutup sambungan dengan nada keki.
Pernah mengalami juga di telepon bahwa ia dari pihak BPJS, untuk pembaharuan data meminta penulis untuk memberikan PIN, agak curiga sih karena mintanya tergesa dan secepatnya memberikan data, kecurigaan semakin menjadi saat suara penelepon terlihat gusar saat penulis mengulur ngulur waktu pembicaraan namun belum juga memberikan PIN yang di inginkan, berpura pura penulis mengatakan akan menanyakan dahulu ke pihak SDM perusahaan, namun terlalu lama menunggu, akhirnya si penelepn pun kian jengkel dan menutup sambungan.
Dari pengalaman "menang undian" ataupun di telepon pihak yang tak di kenal, mereka biasanya meminta PIN ataupun One Time Password(OTP) yang memang menjadi pintu masuk untuk mencuri data dan juga saldo yang kita punya, jadi waspadalah wahai saudaraku, jangan tergiur uang yang akan di dapat, atau mobil yang di janjikan bila harus memberi tahu PIN yang kita punya, biasanya mereka penipu lho.
Beda Surat Resmi Pemberitahuan Dengan Surat Pemberitahuan Kaleng Kaleng
Meski belum ketiban rezeki nomplok dapetin hadiah rumah, namun merasakan pernah menang sebuah handphone, uang tunai dan sejenisnya dengan nominal yang biasa aja sih ada deh.
Biasanya pihak penyelenggara mewakilkan ke agensi untuk mengirimkan surat pemberitahuan bahwa kita memang benar benar memenangkan kuis, surat berkop resmi dengan alamat yang jelas dan nomor kontak yang bisa di hubungi. Kebalikan surat pemberitahuan kaleng kaleng, biasanya mereka membuat surat acak acakan dan bombastis, pakai nama nama instansi pemerintah segala tuh biar kelihatan meyakinkan.