Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyambung Hidup di Saat Bencana Itu Bernama Radio

6 Juli 2017   22:51 Diperbarui: 10 Agustus 2017   18:25 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi sadar bencana perlu kita dukung bersama(dokpri)

Suara Ferry Fadli masih tetap prima, berbilang tahun ternyata suara itu hadir kembali dalam 100 episode ADB 2, bagi kompasianer yang besar di era 80an hingga 90an, tentunya kehadiran legenda hidup Ferry Fadli seakan mengobati rindu tentang keseruan drama radio yang pernah ngehits.

Menjawab Tantangan Penanggulangan Bencana Dengan Sandiwara Radio

Era keemasan drama radio di medio tahun 1985 hingga 1990 seakan melingkupi jagad hiburan , namun maraknya televisi dan gempuran hiburan lainnya membuat pamor sandiwara radio seakan tenggelam. Sutradara ADB 2, Haryoko merasa tertantang membuat sandiwara radio yang di anggap sebagai hiburan yang kuno, ndeso dan jadul. Namun faktanya di daerah yang di luar lingkup Jabodetabek ternyata sambutan radio sangat antusias.

Dengan menjaring jumlah pendengar sebanyak 43 juta, Haryoko merasa bangga ada lanjutan episode ADB dengan jumlah episode yang lebih banyak. Drama radio memberikan pesan edukasi dengan mencegah bencana dengan menyisipkan cerita moral tentang upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.

Sebaran dan jenis bencana di tanah air mulai dari gempa bumi, tanah longsor hingga tsunami ataupun gunung berapi seakan mengintai kepulauan di nusantara, perlu niat yang kuat untuk menjawab tantangan bencana melalui segmen sandiwara radio. Baik bencana alam, bencana non alam hingga konflik sosial perlu di perhatikan lebih serius. Budaya sadar bencana di Indonesia masih rendah, perlu ada upaya sistematis agar budaya sadar bencana di tingkatkan di masyarakat Indonesia.

Nostalgia tentang sandiwara radio dengan segenap kejayaan yang pernah di miliki seakan menjadi amunisi bahwa kita pun bisa lebih peduli tentang bencana, jangan ada lagi cerita baterai seismograf di curi, tak ada lagi pembalakan hutan dengan cara membakarnya. Semoga sandiwara radio dengan kisah ADB 2 yang di bidani BNPB memberikan pencerahan tentang perlunya semua lapisan masyarakat paham apa itu mitigasi bencana menyelamatkan korban jiwa, mengurangi jumlah bencana.

Edutainment Di Daerah, Semangat Memadukan Iptek Dan Kearifan Lokal

Kearifan lokal melekat kuat dalam tatanan masyarakat, untuk mendeteksi akan adanya bencana, masyarakat sekitar gunung yang akan meletus akan melihat hewan hewan menjauh dari puncak, inilah deteksi berdasar kearifan lokal. Di zaman yang kini mulia di sebut canggih, ilmu teknologi pun sangat di perlukan, adanya seismograf dan juga sensor vulkanik memberikan rincian akurat tentang situasi terkini gunung.

BNPB selama ini berupaya untuk terus menggalakan peduli bencana dan memberikan pemahaman tersebut melalui edutainment yang lebih mudah di cerna, apa yang di lakukan BNPB untuk sosialisasi penaggulangan bencana mendapat respon positif masyarakat. Pun dengan kehadiran sandiwara Radio Asmara di tengah Bencana yang mendapat sambutan luar biasa. Semoga kita pun akan terus siap untuk sebarkan informasi tentang penanggulangan bencana, dan radio menjadi wahana strategis untuk menggemakan budaya sadar bencana.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun