Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sedingin Embun Pagi

24 April 2016   06:14 Diperbarui: 24 April 2016   09:39 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pelukan gulita yang melarikan sejumput sinar

Terdengar lamat lamat suara orang mengaji

Kokok ayam pun menemani pagi hari yang akan menyapa

Dingin dalam diam si embun pagi

Setetes air dalam bintik bening rerumputan

Tak kuasa ia berpaling dalam tugas harian

Embun setia menemani pagi dalam kumparan waktu

Cahaya dari pantulan mentari akan terjejak

Lalu menguap dan embun pagi pun hilang

Masih terasa dinginnya embun pagi

Namun ia menghilang entah kemana

Berganti kembali nanti pagi di hari yang lain

Seperti itu pula perjalanan manusia

Dari tiada lalu ada dan kembali tiada

Tanpa harus bertanya kenapa

Siklus embun pagi akan terus berotasi

Dalam diam dan dinginnya embun pagi

Ada pelajaran berharga tentang sebuah kehidupan

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun