Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

FWD Life: Gokilnya Anak Muda Indonesia Menentukan Passionpreneur

26 September 2015   08:57 Diperbarui: 26 September 2015   09:15 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kopitiam Tan tempat acara Kompasiana Coverage,kopdar bebas berbagi (dokpri)

Sebuah pencerahan datang saat kopdar Kompasiana, bertempat di Kopitiam Tan kawasan SCBD, Sabtu 19 September 2015, 30 an kompasianer hadir di acara Kompasiana Coverage:Kopdar Bebas Berbagi #UnstoppableIndonesia, bukan semata bertemu dengan para kompasianer, ternyata acara yang saya ikuti benar benar cadas, ada harapan bahwa Indonesia akan jauh lebih baik dengan memiliki anak muda yang memiliki ide cemerlang sekaligus mengaplikasikan sebuah ide menjadi kekuatan bisnis mumpuni.

Menurut Bapak Paul Setio Kartono dari pihak FWD Life, masyarakat Indonesia masih kurang untuk berjiwa enterprenuer alias berjiwa wira usaha, dibanding negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura yang memiliki rata rata 5% hingga 7% jiwa enterpreneurship dari populasi penduduknya, sedangkan Indonesia baru di kisaran 1,6 %.
Paul Setio Kartono yakin bahwa passionpreneur anak muda Indonesia tak bisa dibendung, mereka memiliki originalitas dan juga inovasi, kopdar passionpreneur ini juga menjembatani para passion people dengan para investor untuk mempresentasikan ide dan konsep bisnis.


Anak Muda Indonesia, Cerdas Membuka Peluang Usaha


Para finalis tampak sedang berbincang serius dengan salah satu investor(dokpri)


Tak tanggung tanggung ada 3.500 ide bisnis dan konsep untuk menjalankannya, ide ide bisnis itu berasal dari pemikiran dan inovasi anak muda Indonesia, dan dari ribuan ide bisnis tersebut muncullah 6 finalis, dan yang hadir di Kopitiam Tan ada lima finalis karena satu finalis berhalangan hadir, saat mereka hadir untuk mempresentasikan ide bisnisnya, saya meyakini dari merekalah bangsa ini akan terus ada untuk bersaing dengan negara negara lain, kelima finalis itu adalah, Ignatius Leonardo, Anggia Rahendra, Rinda Fitra, Alicia Van Akker dan Fitri Kumala.


Mereka berlima adalah gambaran anak muda yang rata rata berusia kurang dari 30 tahun, namun daya inovasi mereka sangat mengagumkan, ada yang mengolah kulit kayu menjadi sebuah benda artistik, ada pula yang mengoptimalkan bakat vokal dan hobi bernyanyi yang meramu sebuah talenta menjadi sesuatu yang menghasilkan pendapatan yang mumpuni, ada juga mencari celah dalam potensi daerah, yap memaksimalkan tanaman kopi di Lampung lho, dan yang tak kalah menarik yaitu mendirikan rumah MC dngan konsep bisnis dan sosial.

Di era digital, peluang untuk membuat aplikasi adalah salah satu yang ditampilkan finalis, mobile aplication yang mengoptimalkan fungsi gadget di era kekinian. Disaat banyak pemberitaan miring anak muda di Indonesia, misalnya tawuran, penyalah gunaan obat terlarang dan seabrek kesan negatif, ternyata tumbuh jiwa jiwa enterpreneurship, dan anak muda Indonesia yang tetap berinovasi, masih ada!

Rumah MC Indonesia, Membetot Perhatian Dewan Juri

Sore hari yang cerah, secerah penampilan Alicia Van Akker, dengan sapaan awal “Halo, halo Hai.” Maka meluncurlah apa itu Rumah MC Indonesia, menurut si Mbak yang berpenampilan menawan, bahwa konsep Rumah MC Indonesia adalah one stop sevice for public speaking, berawal dari tahun 2012 saat masih kuliah, Alicia cuma pengen membuat management MC, namun seiring waktu berjalan, konsep jadi berubah sesuai kebutuhan dan permintaan, saat ini Rumah MC meliputi management MC, sekolah MC, komunitas MC, komunitas publik speaking, majalah publik speaking dan terakhir yaitu mengadakan event Indonesia Publik Speaking Festival.

Mengakali luasnya wilayah Indonesia, untuk lingkup festival yang pesertanya dari berbagai penjuru tanah air, maka diadakan audisi melalui video, selain itu Rumah MC pun melakukan perlombaan reguler dengan para peserta dari Jabodetabek, kegiatan ini sudah berjalan tiga tahun. Rumah MC tak melulu berorientasi bisnis namun ada fungsi sosial yang harus dikedepankan, speak,share dan sosial, konsep bisnis dan sosial berjalan seiringan, dari keuntungan Rumah MC Indonesia untuk didonasikan untuk adik asuh.

Di Rumah MC Indonesia, ada spesialisasi untuk menjadi pembawa acara agar lebih memudahkan jika ada klient yang membutuhkan, karena pada dasarnya tidak ada orang yang menguasai secara penuh kemampuan menjadi pembawa acara di semua kesempatan, pemaparan Alicia Van Akker tentang seluk beluk dunia pembawa acara alias MC mampu membetot perhatian juri dan akhirnya ia pun diganjar sebagai kampiun, juara satu nih bro!


PLUA, Aplikasi Mobile Buatan Anak Muda Indonesia

Tampil pertama di antara para finalis, Anggia Rahendra, terlihat percaya diri mempresentasikan aplikasi PLUA, menganalogikan tokoh Rama dan Shinta yang mengejar mimpi, keduanya mahasiswa yang memiliki kemampuan yang sama, mimpi yang sama, kesibukan yang sama, keduanya mencari ide bisnis untuk diwujudkan, Rama mencari peluang usaha melalui sosial media, dan Shinta menggunakan aplikasi PLUA yang jauh lebih update dan akhirnya Shinta berhasil karena informasi lebih banyak dan aplikasi PLUA membantu Shinta mewujudkan mimpi mimpinya.

PLUA hadir dengan efisiensi biaya market dan riset pasar, menekan ketergantungan pada kertas jadi lebih go green, meningkatkan produktifitas, kreatifitas, dan saing bangsa dan bagaimana aplikasi bisa meningkatkan sebuah daya saing. Era informasi memungkinkan seseorang bisa lebih unggul dengan memiliki aplikasi yang memberikan informasi lebih cepat sehingga ia pun dapat mendapat peluang lebih dulu.

Pertumbuhan ponsel pintar semakin meningkat, apalagi menurut data google, 67% pengguna smartphone di Indonesia senang dengan belanja on line, kenapa memilih aplikasi PLUA? Yap PLUA adalah suatu aplikasi penyebar informasi peluang berbasis smartphone,di dukung oleh fitur smart planning dan merekomendasikan pelaksanaan event terbaik secara dinamis, selain itu ada juga fitur berburu hadiah, promo menarik yang bisa di ketahui sehingga si pemakai PLUA mampu menangkap peluang peluang terbaik. Dengan aplikasi PLUA akhirnya Anggia mampu meraih posisi runner up, bravo.


Kulit Kayu Membawa Berkah

Kayu gabus yang biasanya, menjadi tutup botol wine, bisa menjadi sebuah benda yang digunakan sehari hari seperti dompet, tas, ransel,casing hape, memiliki tekstur kayu yang unik, namun kulit kayu ini bukan olahan dari kayu yang di tebang jadi lebih eco friendly namun memiliki kualitas lebih lentur dengan teknologi pressing, begitulah Ignatius Leonardo memaparkan presentasi tentang kulit kayu.

Kulit sintetis pun digunakan untuk bahan,namun tak menutup kemungkinan kulit aseli pun akan digunakan, kulit kambing dan sapi di datangkan dari Garut sehingga para perajin kulit pun dapat mendapat berkah juga, produk berbahan kulit kayu menyasar konsumen seperti mahasiswa, pecinta alam, karyawan dan pekerja karena mereka sudah mengerti mode dan teredukasi. Dan penjualannya pun dilakukan di distro distro kota Bandung, ada juga melalui online shop, pertemanan di dunia maya pun seringkali membuat penjualan barang barang kulit kayu ini pun di minati. Distribusinya pun menjangkau hampir seluruh tempat di Indonesia.


Terobosan produk kulit kayu ini memang sebuah passionpreneur bagi Ignatius Leonardo, kreatifitaslah yang membuat pemuda Bandung ini akhirnya meyakinkan juri bahwa tekstur kayu nan unik mampu di jual karena ke khasannya, tak heran akhirnya juara tiga di sematkan kepada Ignatius Leonardo, keren khan?


Nyalakan Nyali Untuk Jadi Passion People


Ngobrol seru bersama Yukka Harlanda, Deddy Dahlan, Paul Setio Kartono(dokpri)

Founder Passionpreneur Academy Deddy Dahlan memberikan petuah berharga tentang passion person, satu hal yang paling di ingat adalah kemampuan untuk mengolah nyali untuk memulai dunia enterpreneurship, kegamangan yang terus menerus, tenggelam dalam kebimbangan justru akan terus menciutkan semangat, maka jalan pertama adalah menyalakan nyali untuk berada di satu lintasan keinginan yaitu passionpreneur.

Sekarang memang zaman telah berubah, bahkan narsis pun bisa mendatangkan fulus, ada seorang yang menjadi youtuber yang hanya mengupload dia memainkan game dan di unduh di youtube, ada gemerincing dolar di sana. Apa yang kamu suka, apa yang kasih kamu makna, apa yang membuat hidupmu berarti, jangan ragu ragu oleh itu menjadi sebuah passion yang menghasilkan uang, mindsetnya harus di balik karena zaman sekarang sudah berbeda.

Sebagai Passion People ada resiko, nyali yang di butuhkan bukan modal semata, deg degan nggak ada duit memang sering terjadi, ketakutan untuk langkah awal berbisnis dengan modal yang sedikit seringkali memang momok yang menakutkan, namun percayalah nyali memainkan peranan penting untuk menapaki jalur Passion People, menjadi anti mainstream dalam hal enterpreneur di kontek kekinian bukanlah sebuah anomali, semangat tinggi dan determinasi dan juga nyali membuat kita akan menjadi berbeda dan sukses sebagai Passion People, cobain deh begitu imbuh Dedy Dahlan.

Brodo Lahir Karena Sulitnya Mencari Size Sepatu Jumbo

Ukuran sepatu yang tak biasa, diatas rata rata ukuran orang orang Indonesia, menyulitkan Yukka Harlanda memakai alas kaki, berawal dari mahasiswa engenering yang kesulitan mencari ukuran pas sepatu, akhirnya jalan passionpreneur pun perlahan di rengkuh, dengan modal nekad dan juga modal pertama tujuh juta yang patungan dengan rekan, akhirnya merek Brodo pun menjadi sebuah ikon sepatu yang mulai di lirik konsumen.


Karena Bandung dari sononya memang terkenal sebagai produsen sepatu berkualitas seperti di Cibaduyut, perlu di ketahui bahwa sepatu yang harganya ratusan ribu di sebuah mall terkenal, ternyata empat kali atau lima kali lebih mahal dari modal awal. Menurut Yukka untuk memulai bisnis fashion di Bandung sangatlah kondusif, kini Brodo mulai bertaji sebagai sebuah merek sepatu, siapa sangka dari seseorang yang kesulitan mendapatkan sepatu, malah menjadi enterpreneur muda yang mempunyai merek sepatu Brodo, kalau bisnis bagus biasanya investor pun akan melirik, tinggal kita lah yang pintar pintar untuk mengelola bisnis agar terus berkembang.

Banyak Manfaat Dalam Kopdar Bebas Berbagi #Unstoppable Indonesia

Di tengah kelesuan ekonomi nasional, di bawah bayang bayang nilai kurs dollar yang meroket, ada harapan untuk tetap bertahan dalam himpitan ekonomi, yang berani melawan takut kemungkinan akan menjadi pemenang nantinya, saya sebagai kompasianer merasa mendapatkan angin baru, udara segar. Kang Deddy Dahlan berkeyakinan semua bisnis di mulai dari kecil dulu, tak perlu khawatir dulu karena lama lama pun kita akan menguasai.

Kekuatan mental menjadi faktor penting, dalam memulai bisnis sering di hantui ucapan “Katanya” dan “Mungkin” ini biasanya menghambat. Saran Kang Deddy bila memulai bisnis lebih baik jangan mengekor peluang, jadilah yang orginalitas diperlukan, hampir semua bisnis itu bisa laku, maka jangan takut untuk menjadi yang pertama.
Banyak hal yang berharaga dalam kopdaran kali ini, semangat para finalis People Person memantik api semangat, apalagi dari keterangan Yukka Harlanda, Kang Deddy Dahlan dan juga Leonora Adelia yang menjadi founder Travass Life memberi bekal berharga bahwa kesempatan itu selalu ada dan sangat mungkin di raih dan tentunya menghasilkan profit yang tak bisa sebut recehan.

Terima Kasih FWD Life Indonesia


Penampilan Jakarta Pad Proect yang menghibur(dokpri)


FWD Life memberikan semangat untuk berjiwa enterpreneur, sangat berharga bisa berada di satu tempat yang mampu memompa semangat agar terlatih dalam bisnis yang mandiri, tak takut jatuh, dan meniupkan ruh nyali, karena pada dasarnya ketakutan itu karena ketidaktahuan.
Kopdar yang sangat menyenangkan, bukan saja menerima kiat kiat berbisnis ternyata hari ini merupakan hari keberuntungan saya, saat diadakan penarikan door prize, sebuah surprise pun terjadi, nomor 24 yang saya genggam di sebut pak Paul sebagai pemenang door prize, maka voucher senilai 250 ribu pun dalam genggaman, tak terkira senangnya hati, ini kali pertama ketiban door prize di acara Kompasiana Coverage , asyik pisan euy.

Dan di sesi hiburan ada penampilan Jakarta Pad Project, keunikan 'band' ini adalah memainkan gadget layaknya sebuah alat musik, irama gitar terasa melengking, ada juga keyboard serta drum, instrumen tersebut seperti layaknya bunyi alat musik sesungguhnya, ini yang membuat saya jadi terpaku di depan panggung bersama Bang Rushan Novaly, keren banget penampilan ciamik mereka, maka meluncurlah lagu lagu hit ala chart 40, dengan piawai mereka memainkan gadget dan hasilnya seperti mendengarkan band lengkap, widih sip banget lho.

Selamat kepada anak anak muda yang meraih titel jawara, dan juga para finalis lainnya, semoga passion person ini memberikan suntikan semangat untuk terus berbuat yang terbaik untuk bangsa ini, semangat selalu semoga apa yang di upayakan dalam bisnis, selama memegang prinsip prinsip kejujuran, nantinya akan menjadi sebuah kebaikan dunia maupun akhirat, mantap!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun