Dengan adanya tol Cipali yang secara geografis berada di lima kabupaten di Jawa Barat, meliputi kabupaten Purwakarta,Subang,Indramayu, Majalengka serta Cirebon. Tentu akan berpengaruh terhadap sosial dan ekonomi di daerah tersebut, saat para kompasianer berkesempatan mencicipi visit tol Cipali, ada keterangan yang menarik dari Pak Wisnu Dewanto yang menjabat sebagai corporate Affair PT Lintas Marga Sedaya, bahwa dengan dibangunnya tol di lima wilayah kabupaten di Jawa Barat, telah melibatkan lima Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah masing masing kabupaten, dengan panjang tol 116,79 kilometer tentu diperlukan kajian intensif agar pembangunan tol tidak berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Jawa Barat yang memiliki luas areal 32.222,18 kilometer persegi tentu sangat beruntung dengan dibangunnya tol Cipali, mobilitas jauh lebih cepat, dengan dua jalur penting transportasi yang ada di wilayah Jabar yaitu Pantura dan juga terbaru yakni tol Cipali, pergerakan antar daerah akan lebih tersinergi, apalagi lima kabupaten ini memiliki potensi ekonomi yang bisa diandalkan, seperti Purwakarta yang memiliki sentra industri tanah liat, sedangkan Subang memiliki potensi pariwisata dan juga pertanian yang bisa diandalkan, Majalengka pun kini sedang bergiat untuk mempromosikan wilayahnya sebagai basis daerah wisata, sedangkan Indramayu yang kita kenal adalah sebagai pemasok minyak bumi, sedangkan Cirebon pun terkenal dengan batik Trusmi dan juga wisata kuliner.
Dengan hadirnya tol Cipali, daerah daerah tersebut memiliki akses jalan bebas hambatan yang mampu memangkas jarak tempuh, dan dari daerah daerah tersebut ada exit tol yang berfungsi untuk menjadi pintu masuk sekaligus pintu keluar dari jalan jalan yang berada di lima kabupaten tersebut, tercatat ada 7 exit tol, mulai dari exit tol Cikopo di Km 76, exit tol Kalijati, Km 98, Exit tol Subang, Km 109, Exit tol Cikedung, Km 139, Exit tol Kertajati, Km 158, Exit tol Sumberjaya,Km167, dan exit tol Palimanan di kilometer 18.
Tol Cipali yang terintegrasi dengan tol Jakarta-Cikampek yang melalu wilayah kabupaten Bekasi yang terkenal dengan 7 kawasan industri dan terbesar se Asia Tenggara, dan tak ketinggalan dengan kabupaten Karawang yang memiliki basis pertanian kuat, membuat Jawa Barat akan semakin berkembang, inilah berkah dibangunnya tol Cipali bagi Jawa Barat.
PT. Lintas Marga Sedaya,Berupaya Arif Dalam Memahami Budaya Lokal
Mempertahankan batu Blenong,salah satu cara memahami kearifan lokal(dokpri)
Sebuah korporasi atau perusahaan kerap dituding sebagai pihak yang sewenang wenang, dengan jumlah uang yang seperti tak terbatas, sebuah korporasi di identikan sebagai pihak yang memiliki arogansi dan tak mengedepankan nilai nilai kemanusiaan, atau bahkan seringkali menciderai nilai nilai lokal yang telah lama bersemayam dalam adat budaya setempat, dalam hal membangun tol Cipali, ada beberapa catatan menarik, betap Lintas Marga Sedaya melakukan terobosan terobosan yang hasilnya adalah win win solution, seperti dalam hal hal pembebasan tanah, mereka tak menyebutnya sebagai ganti rugi, namun pihak LMS menyebutnya uang kadeudeuh, atau dalam kontek bahasa Indonesia adalah uang kasih sayang, karena tak ada yang dirugikan dalam hal ini, selain itu ada pengertian soal pembebasan tanah ketika melintas di sebuah pesantren, pihak LMS memilih untuk mengalah untuk tidak menggusur sebuah pesantren, akhirnya jalan yang ditempuh adalah lebih memilih rute memutar dan tidak menggusur keberadaan pesantren, dan akhirnya menempuh jalan untuk memangkas sebuah bukit bernama bukit Salam.
Selain itu pihak LMS menghargai kearifan lokal lainnya yaitu tentang kisah batu Blenong yang berada di blok Kalimati, Desa Walahar, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, kalau dilihat dari phisik batu, batu Blenong biasa saja tak ada yang istimewa, namun oleh penduduk lokal, batu tersebut dianggap ikon, bisa saja pihak LMS menghancurkan batu tersebut untuk pembangunan tol Cipali, namun karena menghormati kearifan lokal penduduk setempat, batu Blenong tetap dipertahankan, bila pengguna jalan tol menuju arah Subang, batu Blenong akan terlihat jelas, inilah penghargaan LMS terhadap kearifan lokal yang patut diapresiasi.
Tak Meninggalkan Potensi UMKM
Dengan dibangunnya tol Cipali, mungkin masalah transportasi di wilayah Pantai Utara akan bisa dipecahkan, namun ada kekhawatiran lain yaitu potensi pendapatan dijalur Pantura yang dialami oleh warung warung pinggir jalan adalah keniscayaan, solusi tepat dan akan sama sama menguntungkan bagi kedua belah pihak, warung warung di jalur Pantura bisa berpindah di rest area yang dimiliki to Cipali, sebuah langkah yang strategis tentunya, dan pihak Lintas Marga Sedaya pun tidak menutup kemungkinan para pelaku usaha kecil dan menengah untuk bisa berjualan di tempat tempat istirahat.
Namun hal yang menggembirakan adalah pihak Lintas Marga Sedaya tetap memberikan peluang agar pengusaha kecil dan menengah bisa membuka tenant di rest area yang tersebar di tol Cipali, saat berkesempatan dalam acara visit tol Cipali beberapa waktu lalu, penulis pun melihat beberapa kios telah dibuka, antara lain kios yang menjual oleh oleh khas Majalengka, ada juga kios yang sedang bersiap untuk membuka warung makan dengan menu kuliner khas Cirebon seperti empal gentong, dengan kemungkinan kerja sama antara pengusaha UKM dan bermitra dengan pihak LMS tentu saja ini adalah kabar yang menggembirakan, bukan retorika semata, karena bentuk perjanjian kerja sama tersebut sudah mulai terlihat.
Semoga para pengusaha kecil dan menengah pun tetap diberikan keleluasan berusaha di jalan tol Cipali, walau bagaimanapun sinergitas antara pengusaha kecil dengan korporasi besar harus tetap dilakukan, agar daya topang ekonomi pun terus berjalan dan inilah yang membuat ekonomi Indonesia menjadi hebat.
Keselamatan Di Jalan Tol Adalah Keharusan