Secara kesepakatan memang Republik Indonesia dirugikan dengan perjanjian ini,namun pada akhirnya Belanda melanggar isi perjanjian ini dan tak mau mengakuinya,hingga akhirnya terjadi agresi militer Belanda I yang dimulai pada tanggal 21 Juli 1947.
Walau Indonesia masih belia saat itu,ternyata kita memiliki ahli diplomatik sekaliber Sutan Syahrir,dengan didampingi anggota Mr Soetanto Tirtoprodjo,DR A.K.Gani dan Mr Moehammad Roem,mereka berhadapan dengan delegasi Belanda yang dipimpin oleh Prof.Mr Shermerhorn dengan anggota DR Van Mook,Mr Van Pool dan Dr F.De Boer,sedangkan mediator perundingan adalah dari negeri Inggris bernama Lord Killearn.
Gedung perjanjian Linggarjati ini terasa sejuk sekali,ini sangat wajar karena letak gedung ini sangat dekat dengan gunung Ciremai.
[caption id="attachment_335213" align="aligncenter" width="300" caption="Lanskap halaman gedung perjanjian(dok pribadi)"]
[caption id="attachment_335214" align="aligncenter" width="300" caption="Kamar tidur delegasi Belanda(dok pribadi)"]
[caption id="attachment_335215" align="aligncenter" width="300" caption="Kamar tidur ketua delegasi Belanda,Mr Schermerhorn(dok pribadi)"]
[caption id="attachment_335216" align="aligncenter" width="300" caption="Photo bersama para perunding perjanjian Linggarjati(dok pribadi)"]
[caption id="attachment_335217" align="aligncenter" width="300" caption="Poto para jurnalis asing yang meliput perjanjian(dok pribadi)"]
Berkeliling di gedung perjanjian Linggarjati seolah memutar rekam jejak para perunding yang pernah dimiliki Indonesia,untuk menegakan kemerdekaan,ternyata dibutuhkan tenaga serta pikiran yang begitu berat, inilah kepingan sejarah bangsa Indonesia,ada jalan saatnya diplomasi dan ada jalan saatnya berperang,sejarah telah ditorehkan oleh para founding father,beruntung saya bisa mampir ke gedung bersejarah ini.
Menurut penjaga gedung perjanjian ini,setiap bulan rata rata pengunjung sekitar 4000 orang,dan jika memasuki bulan Juni-Juli atau musim liburan anak sekolah,kunjungan bisa melonjak ke angka 10000 orang.Sungguh ini adalah pengalaman luar biasa,dan saya melaporkan spesial untuk Kompasianer tercinta,salam damai Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H