Cara pembuatan sumur resapan
Sumur resapan yang ideal itu kedalam antara 1 sampai dengan 2 meter, dengan catatan tidak boleh sampai melewati batas air tanah. Yang dipraktekkan di Desa Parereja yaitu menggunakan bis beton atau biasa disebut kluwung. Biasanya dibutuhkan sekitar 3 sampai dengan 4 bis/kluwung. Setelah sumur digali dan semua bis/kluwung terpasang baru akan dipasang bagaimana agar air meresap dengan baik.
Bagian paling bawah harus dikasih batu koral, diatasnya kasih serabut ijuk dan paljng atas kasih seplit. Tujuannya adalah untuk mengikat agar lumpur tidak kembali keatas. Ijuk juga bisa sebagai penyaring atau filter alami untuk sumur resapan. Jadi air yang masuk kedalam sumur akan bersih, walaupun tujuan utamanya adalah agar terjadi resapan-resapan air baru bisa juga dimanfaatkan warga untuk mandi dan lainnya.
Setelah semua terpasang dengan baik, baru akan dipasang tutup diatasnya. Posisi tutup harus lebih rendah dari sekelilingnya, denga. Tujuan agar air bisa leluasa masuk ke dalam sumur resapan. Lokasi yang dipilih juga merupakan daerah aliran air hujan atau bisa juga tempat yang agar rendah dari tempat sekelilingnya.Â
Target yang diharapkan
Desa Parereja sudah membuat atau memasang sekitar 80 sampai dengan 100 sumur resapan. Memang menabung air tidak serta mudah, sua pasti ada kendala atau halangan. Tapi tetap optimis dan percaya bahwa Allah akan membantu setiap umatnya yang mau berusaha. Semoga tahun berikutnya sumber mata air baru akan tercipta dan Parereja selatan tidak akan kekurangan air lagi, dan dampak dari kurangnya air bersih dapat ditekan.
Pelatihan atau peningkatan kapasitas
Walaupun dulu pernah studi banding tapi juga butuh penyegaran dan merefresh kembali pikiran kita. Lewat program kemitraan wilayah (PKW) Kabupaten Brebes itu pun dilakukan seperti pelantihan pembuatan sumur denga narasumber dari akademik universitas negeri Semarang (Unnes).
Dengan mendatangkan seorang kyai host atau apapun agar mau belajar dan berkolaborasi bersama mengatasi kekeringan air di masa pandemi. Karena masih pandemi maka pelantihan pun dilakukan jarak jauh (daring). Maka peran seorang fasilitator sangatlah dibutuhkan.Â
Semoga bermanfaat