Mohon tunggu...
Her Wanto
Her Wanto Mohon Tunggu... Administrasi - Abstrak

Eska Unggul Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beda Dulu Beda Sekarang, Dulu Pulang Disayang, Sekarang Pulang Dikarantina

3 April 2020   14:56 Diperbarui: 3 April 2020   15:33 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak virus Corona mulai merebak dan himbauan untuk isolasi diri atau karantina mandiri untuk orang yang baru pulang dari zona merah Covid-19. Apalagi yang baru pulang dari luar negeri khususnya negara-negara seperti China, Italia, Amerika, Spanyol, Perancis, Singapura, Iran dan lain sebagainya. Besarnya angka kematian akibat virus yang berasal dari kota Wuhan di China, benar-benar membuat semua orang di seluruh dunia kepanikan yang luarbiasa. 

Kejadian seperti ini menjadi polemik di beberapa daerah di Indonesia, dari mulai lockdown wilayah, darurat sipil, Social Distancing dan lainnya. Memicu kesiap siagaan warga di seluruh pelosok negeri, ada yang membuat posko dengan alat seadanya, seperti ruang cramber (skrining) yang pake alat modern, ada juga yang seadanya. Setiap warga yang masuk akan didata, semprot dan diberi arahan untuk isolasi diri selama 14 hari.

Beda Dulu Beda Sekarang

Dulu (sebelum ada Covid-19)

Sudah berlangsung lama kebiasaan di kampung-kampung di seluruh negeri ini adanya penyambutan luarbiasa bagi warga yang baru pulang dari perantauan apalagi dari luar negeri. Sekitar tahun 80-an  orang yang baru pulang dari luar negeri sangat diistimewakan, ada yang penyambutan luarbiasa dijemput dari bandara dengan iringan mobil para saudara dan tetangga. 

Mengadakan selamatan untuk menyambut kepulangan saudara yang baru pulang dari luar negeri, bahkan orang yang baru pulang menjadi idaman para orang tua untuk menjodohkan anaknya saking istimewanya. Dalam kelompok remaja pun pasti dia akan dijadikan pimpinan atau minimal donatur di kelompok itu. Kabar kepulangan pun sudah santer terdengar walaupun masih lama sekali. Saat di kampung pun orang akan silih berganti berkunjung ada yang sekadar rindu ngobrol masa lalu, ada juga yang memang memanfaatkan momen tersebut untuk makan, rokok gratis.

Hal yang sama pun dirasakan bagi orang yang baru pulang dari Jakarta dan sekitarnya, mereka sangat dielu-elukan oleh kerabatnya apalagi kalau dia sukses di perantauan. Oleh-oleh atau buah tangan orang yang baru pulang sangat dinantikan, dulu tahun 80-an oleh-oleh buah rambutan dan bolu adalah khas orang pulang perantauan. Penulis sendiri termasuk orang di kampung yang senang apabila ada teman yang baru pulang.

Di tahun 90-an sampai 2000 pun keadaan seperti itu masih sering terjadi. Hajatan orang yang baru pulang dari luar negeri pun pasti yang datang banyak sekali. Bahkan banyak Kepala Desa di berbagai wilayah berasal dari orang yang baru pulang dari luar negeri mungkin karena banyak uangnya. Apalagi kalau ada orang mau jual tanah maupun sawah, pasti langsung menawarkan ke orang tersebut.

Tahun 2000 sampai sekarang, keadaan menjadi tidak luarbiasa perlakuan terhadap orang yang baru pulang dari luar negeri. Mungkin karena sekarang sudah banyak media sosial dan masyarakat tahu betapa susahnya bekerja di luar negeri dan perantauan. Tapi perlakuan terhadap anak atau orang yang sekolah di luar negeri masih menjadi hal istimewa, dianggap anak tersebut benar-benar memiliki iQ yang luarbiasa dan sangat mengagumkan.

Sekarang setelah ada pandemi Covid-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun