Mohon tunggu...
Topeng
Topeng Mohon Tunggu... -

Seorang Pria Bertopeng, suka berteman dan cinta damai....\r\nsalam tertawa bahagia ... hahahahahahahahahahahahahahaha...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Celana Kolor, Pak Pejabat

27 April 2012   04:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:03 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hape-nya ganti-lah Pak, dengan BB. Biar enggak jadul...." kataku memotong pembicaraan.
"Halah.. Peng.. Peng. Bagi saya, hape itu cukup untuk SMS dan telepon saja..... Saya ini memang gaptek, Peng.."

"Hahahahahahahaha......."

Tiba-tiba ia terdiam. Sesaat, wajahnya tampak berubah menjadi begitu serius. Sesekali ia menghirup nafasnya dalam-dalam. Ah, aku merasa bersalah karena sering tertawa.

"Hape itu alat komunikasi, Peng. Itu fungsi utamanya,"
"Saya tidak terbiasa mengggunakan sesuatu jauh melebihi fungsinya,"
"Atas nama gengsi, demi status sosial, atau karena desakan pertemanan. Saya tidak biasa melakukan itu, Peng,"
"Saya lebih terbiasa berkomunikasi secara langsung dengan banyak orang,"

"Setiap subuh saya usahakan sholat di Mesjid, di sebelah rumah. Lalu, saya jalan kaki pulang pergi kurang lebih 4 kilometer. Saya menyapa satpam, pembantu dan orang jualan yang saya temui di jalan,"

"Akibatnya, saya juga disapa oleh mereka yang punya rumah. Mereka, banyak pejabat, pengusaha dan diplomat,"

"Saya memulai setiap hari dengan kedamaian dan optimisme, karena saya percaya bahwa apa yang Dia kehendaki, terjadi.

"Saya, selain sudah memohon dan bersyukur, juga menyayangi ciptaan-Nya dan berusaha membuat keadaan lebih baik,"

"Oh ya, Tuhan tidak pernah kehabisan akal, Peng. Jadi, kita tidak perlu kuatir. Percayalah...,"

"Kalau kita menyayangi orang-orang yang kita pimpin, insya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan menunjukkan cara untuk membuat mereka dan kita lebih baik,"

"Tuhan itu Maha Pencipta, segala kehendak-Nya terjadi,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun