Pada era sekarang ini, semakin banyak bermunculan peran - peran perempuan yang sukses, para perempuan yang sudah mulai menjabat sebagai CEO atau jabatan tinggi lainnya adalah pemandangan yang sangat normal di zaman ini. Para perempuan yang bisa menitih kariernya sampai ke posisi puncak tersebut tentunya menaruh motivasi dan semangat bagi para perempuan yang lainnya untuk lebih baik dan memiliki karier yang lebih baik.
Akan tetapi, masih banyak pula para perempuan yang masih menjadi minoritas dan mengalami diskriminasi dibandingkan pada laki - laki.Â
Jika dijumlahkan perempuan yang menjadi pemimpin diIndonesia sampai saat ini masih sangat - sangat sedikit dan minim dibandingkan dengan pemimpin laki - laki. Bahkan bagi beberapa kalangan melihat bahwa adanya pemimpin perempuan menjadi sutau masalah tersendiri.Â
Namun pada umumnya seorang perempuan juga memiliki hak yang sama dengan para kaum lelaki terutanma sebagai pemimpin.Â
Tetapi pada kenyataannya adalah masih banyak kebudayaan atau stereotip yang beranggapan bahwa jika perempuan menjadi seorang pemimpin maka ia telah mengungguli dan merendahkan para kaum laki - laki.Â
Masalah jabatan, misalnya, ada perempuan yang memperoleh jabatan yang tidak setara dengan yang diperoleh para kaum laki - laki. padahal mereka memiliki pemikiran yang sama. Jadi Perempuan tidak bisa memperoleh kesempatan memuncaki kariernya.
Pertanyaanya adalah, bagaimana untuk para perempuan bisa mendapatkan puncak kariernya?
Sebutah studi terbaru dari firma manajemen sumber daya manusia, Capiler, meneliti watak pribadi dan karakteristik 85 orang perempuan  yang sukses. Selain itu, mereka juga menginvestigasikan tantangan dan kebudayaan atau stereotipe yang dihadapi para perempuan di lingkungan kerja mereka. Hasil dari studi tersebut memiliki resume beberapa peristiwa yang harus dimiliki perempuan untuk bisa mencapai puncak kesuksesannya.
Pertama, para perempuan harus mempunyai sikap asertif dan tegas. Selain itu perempuan juga harus memiliki sikap agresif yaitu memiliki sifat konstruktif dengan ikut andil dalam macam - macam hal dilingkungan pekerjaan mereka. Bukan hanya itu saja, para perempuan juga harus mempunyai empati kalau ingin menjadi seorang perempuan yang berhasil. Tidak malu untuk mendengarkan dan memahami  pendapatan orang lain.
Selanjutnya, para perempuan harus memiliki sifat ego yang agak tinggi dan memiliki idealisme yang tinggi. Seorang perempuan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dalam melewati bermacam - macam tantangan dan hambatan.Â
Perempuan yang sukses dan berhasil juga memiliki energi yang cukup untuk menghadapi hari dan menjalani aktivitas sehari - hari. Dia akan penuh ambisi dan antusias serta menjaga diri. Oleh sebab itu, istirahat yang cukup sangat dibutuhkan.
Lalu, hambatan yang dilewati oleh perempuan dalam menuju keberhasilan yaitu merasa tidak benar dengan tidak menghabiskan waktu dengan keeluarga karena padatnya pekerjaan.Â
Selain itu, tanggung jawab terhadap keluarga reesistensi dari pemimpin yang tengah menjabat, performa kaum laki - laki dan kurangnya dukungan dari rumah pun menjadi hambatan lain kesuksesan perempuan.
Perempuan sebenarnya memiliki kapasitas dan kompetensi yang sama dengan yang dimiliki oeh laki - laki. Akan tetapi, masih jarangnya pemimpin perempuan diakibatkan oleh dua faktor.Â
Faktor yang pertama adalah kebudayaan atau stereotipe yang mana perempuan masih banyak yang menarik diri dalam partisipasi menjadi seorang pemimpin.Â
Faktor yang kedua adalah struktural. Solusi yang tepat untuk membantu para perempuan supaya dapat memperoleh hak yang sama sesuai dengan hak para laki - laki adalah dengan memberikan mereka pembelajaran dengan bentuk seperti pelatihan kepemimpinan bagi perempuan, seminar, workshop dan lain - lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H