Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tantangan dan Solusi untuk Menurunkan Biaya Tiket Pesawat

30 Juli 2024   08:45 Diperbarui: 30 Juli 2024   08:50 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://databoks.katadata.co.id

Indonesia merupakan negara dengan gemerlap keindahan yang tersebar di ribuan pulau yang merupakan sebuah mahakarya alam yang tiada duanya. Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia maka Indonesia menawarkan panorama pantai yang menakjubkan serta keanekaragaman hayati yang memesona sambil didalamnya tersimpan keajaiban budaya yang beraneka ragam. 

Wilayah kepulauan ini menciptakan jaringan kehidupan yang saling terhubung melalui cara unik karena di mana setiap pulau memiliki cerita dan pesonanya sendiri. Keunggulan geografis ini memberikan Indonesia kekayaan sumber daya alam, potensi wisata yang luar biasa, dan keragaman budaya yang tak tertandingi. Semua elemen ini berpadu menciptakan surga tropis yang penuh dengan keajaiban bagi setiap orang yang mengunjungi wilayah kepulauan Indonesia.

Namun untuk dapat menikmati keindahan dan kekayaan kepulauan Indonesia akan ada tantangan besar berupa mobilitas antarwilayah. Jalur laut sering menjadi pilihan utama untuk mengatasi tantangan tersebut tetapi nyatanya didalamnya terdapat kendala seperti cuaca yang tidak menentu, waktu tempuh yang lama, dan frekuensi keberangkatan kapal yang terbatas. Kondisi-kondisi tersebut seringkali menjadikan perjalanan laut kurang efisien dan kurang nyaman saat digunakan oleh masyarakat. Akibatnya banyak masyarakat beralih ke jalur udara untuk mobilitas antarwilayah di Indonesia.

Jalur udara menawarkan kecepatan dan kenyamanan yang jauh lebih baik dibandingkan jalur laut yang memungkinkan perjalanan menjadi lebih cepat dan efisien. Selain itu penggunaan jalur udara mempermudah akses ke berbagai destinasi di seluruh kepulauan Indonesia. 

Dengan pesawat terbang pada jalur udara maka perjalanan antar pulau dapat dilakukan dengan waktu tempuh yang signifikan lebih singkat bahkan ketika cuaca ekstrem mengganggu jalur laut tetap dapat dilakukan. Fasilitas modern dan pelayanan terbaik yang sering disediakan pada penerbangan menjamin kenyamanan dan keamanan bagi penumpang lebih baik. Hal ini membuat perjalanan udara menjadi pilihan yang sangat nyaman dan aman bagi masyarakat yang ingin menjelajahi berbagai wilayah di Indonesia.

Banyaknya masyarakat yang memilih pesawat sebagai moda transportasi terlihat dari data yang dirilis oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hingga 15 Maret 2024 tercatat ada 774.800 tiket pesawat domestik yang terjual untuk periode Lebaran dari tanggal 3 hingga 18 April 2024. 

Rute yang paling populer adalah dari Soekarno-Hatta (CGK) menuju I Gusti Ngurah Rai (DPS) dengan 63.438 tiket terjual. Rute lainnya yang juga banyak diminati adalah CGK-Kualanamu (KNO) dengan 39.663 tiket terjual serta CGK-Minangkabau (PDG) dengan 32.652 tiket terjual. Berdasarkan data tersebut membuat Kemenhub memprediksi bahwa sekitar 4,4 juta warga Indonesia akan menggunakan pesawat saat musim mudik Lebaran dengan 3,6 juta di antaranya untuk penerbangan domestik dan sisanya untuk penerbangan internasional.

Sumber: https://databoks.katadata.co.id
Sumber: https://databoks.katadata.co.id

Data dari PT Angkasa Pura II (AP II) menunjukkan bahwa pergerakan penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 2,62 juta orang selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 13% dibandingkan periode Nataru 2022/2023 yang tercatat sebanyak 2,3 juta penumpang. 

Selama periode tersebut wilayah Bali menjadi rute domestik terfavorit dengan sebanyak 510.076 penumpang terbang ke Pulau Dewata. Di urutan kedua dipegang oleh Deli Serdang, Sumatera Utara dengan menerbangkan 341.543 penumpang. Untuk urutan selanjutan dapat dilihat dari gambar dibawah supaya lebih jelasnya.

Meskipun data menunjukkan peningkatan jumlah penumpang pesawat khususnya saat periode libur panjang seperti Nataru. Namun kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa peningkatan jumlah penumpang selasar dengan harga tiket yang melambung. Tingginya harga tiket domestik di Indonesia sangat memicu keluhan dari masyarakat karena biaya yang tinggi cukup memberatkan anggaran yang dikeluarkan. Fenomena ini bahkan menarik perhatian salah satu media terbesar yang mengangkat topik harga tiket pesawat sebagai isu yang perlu dibahas.


Tingginya harga tiket pesawat domestik mencerminkan besarnya beban biaya operasional dari hulu ke hilir yang ditanggung oleh penyedia layanan pesawat, termasuk pemeliharaan pesawat, gaji karyawan, biaya bahan bakar, serta pengeluaran lainnya yang diperlukan untuk memastikan layanan tetap beroperasi dengan baik dan nyaman. Selain itu harga tiket yang tinggi memungkinkan pihak penyedia layanan pesawat untuk meraih profit maksimal guna mempertahankan kelangsungan bisnisnya dalam jangka panjang. Dengan pemaparan tersebut maka pengelola maskapai memiliki dasar yang kuat untuk menaikkan harga tiket sebagai salah satu sumber pemasukan utamanya.

Namun tingginya harga tiket pesawat domestik menyebabkan layanan penerbangan menjadi tidak terjangkau bagi sebagian besar masyarakat. Hal ini menciptakan kesenjangan aksesibilitas yang signifikan karena hanya segelintir orang yang mampu memanfaatkan moda transportasi udara dalam menjalani kehidupannya. 

Padahal jika mengacu pada nilai Pancasila khususnya pada nilai yang berbunyi "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" seharusnya setiap warga negara terlepas dari latar belakang ekonomi memiliki kesempatan untuk memanfaatkan mobilitas pesawat. Kesenjangan yang ada saat ini menunjukkan perlunya pemerintah Indonesia untuk turun tangan dalam mempersempit ketidaksetaraan tersebut agar nilai Pancasila dapat terwujud secara nyata dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Untuk dapat mengatasi kesenjangan dalam industri penerbangan sambil tetap sejalan dengan nilai Pancasila maka sangat penting bagi pemerintah Indonesia untuk fokus pada pengembangan sumber daya manusia di sektor tersebut. Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan berupa pembentukan lembaga pendidikan formal yang berkualitas. 

Sekolah yang didirikan harus mampu mencetak tenaga kerja yang terampil dan berkualitas. Tidak hanya itu tenaga kerja yang diciptakan harus mampu menguasai teori dan praktek yang dapat diaplikasikan dalam industri penerbangan. Setelah tenaga kerja yang kompeten terbentuk maka diharapkan akan muncul beberapa manfaat tambahan seperti:

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/

Tambahan pertama yang didapatkan adalah kemampuan untuk memproduksi beberapa komponen pesawat secara lokal. Dengan memproduksi komponen dalam negeri maka pembelian komponen impor yang menggunakan mata uang asing khususnya dolar AS dapat ditekan. 

Mengingat harga dolar AS yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan data JISDOR Bank Indonesia (BI) tanggal 31 Mei 2024 memaparkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level 16.251. Penurunan ketergantungan pada impor komponen akan membantu mengurangi biaya pembelian komponen pesawat yang harganya berubah-ubah setiap waktu.

Hal lainnya yang akan dirasakan adalah efisiensi dalam perawatan dan servis pesawat. Tenaga kerja yang ahli dari lokal akan mempercepat waktu yang diperlukan untuk perawatan dan perbaikan pesawat. Dengan pengurangan waktu tersebut maka pihak penyedia maskapai dapat meningkatkan frekuensi operasional pesawat dan memperluas kapasitas layanan penerbangan. 

Meningkatnya jumlah penerbangan diharapkan dapat membantu menutup biaya operasional dari hulu hingga hilir bagi penyedia layanan penerbangan domestik di Indonesia. Selain itu dapat pula peningkatan efisiensi yang berkontribusi pada pengurangan tarif tiket yang akhirnya memberikan keuntungan lebih bagi para penumpang. 

Tidak hanya itu adanya tenaga kerja ahli secara lokal akan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja asing untuk melakukan perawatan pesawat. Hal ini akan mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja asing yang relatif lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja lokal.

Selain itu manfaat lain yang didapatkan adalah produksi bahan bakar pesawat yang lebih murah karena diproduksi dalam negeri. Memproduksi bahan bakar secara lokal akan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar yang memerlukan mata uang asing sehingga mengurangi beban biaya bagi penyedia layanan penerbangan. 

Lebih lanjut adanya tenaga kerja yang ahli lokal dapat berinovasi dalam menciptakan produk bahan bakar alternatif serta mengurangi ketergantungan pada sumber daya fosil dengan memanfaatkan sumber bahan bakar alam yang dapat diperbarui. Pada akhirnya hal yang dilakukan tidak hanya mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan bahan bakar fosil tetapi juga meningkatkan keberlanjutan industri penerbangan yang memberikan keuntungan jangka panjang baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan bagi Indonesia.

Sumber: https://pixabay.com/
Sumber: https://pixabay.com/

Merealisasikan atas pengurangan biaya tiket pesawat domestik seperti yang dipaparkan diatas pastinya memerlukan waktu yang tidak singkat. Transformasi dalam industri penerbangan merupakan proses yang kompleks dengan memerlukan investasi serta perencanaan yang panjang.

Bahkan jika dihitung-hitung pemaparan diatas tidak akan mampu direalisasikan dalam hitungan bulan terjadi perubahan signifikan terlihat. Namun proses tersebut ketika direalisasikan melibatkan perbaikan yang bertahap dalam berbagai aspek mulai dari pengembangan infrastruktur hingga pelatihan tenaga kerja dan inovasi teknologi.

Meskipun proses perbaikan bertahap dalam industri penerbangan yang telah diuraikan di atas dapat membawa perubahan signifikan dalam jangka panjang tetapi terdapat hambatan yang muncul dari mentalitas masyarakat. Mentalitas yang berupa "kalau ada yang sulit mengapa harus mudah?" masih merupakan budaya yang melekat. 

Mentalitas ini dapat menciptakan keruwetan tambahan dalam proses implementasi solusi yang telah dipaparkan. Sikap tersebut sering kali menghambat upaya untuk menerapkan perubahan yang dibutuhkan dengan lebih cepat dan efisien. Keruwetan ini sering kali disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti birokrasi yang rumit, resistensi terhadap perubahan, dan kurangnya koordinasi antara berbagai pihak yang terlibat.

Oleh karena itu sangat penting untuk mengubah mindset tersebut guna mendorong pendekatan yang lebih pragmatis dan kolaboratif. Melibatkan semua pemangku kepentingan secara aktif dalam mengedepankan inovasi akan menciptakan lingkungan yang mendukung inisiatif perubahan dan mempercepat proses perbaikan. 

Dengan mengatasi keruwetan yang disebabkan oleh mentalitas yang tidak mendukung membuat industri penerbangan dapat bergerak lebih cepat dalam mengurangi biaya tiket dan mencapai efisiensi yang lebih baik. Akhirnya penurunan harga tiket pesawat akan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dalam meningkatkan konektivitas antar wilayah di Indonesia dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun