Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sosok Ali Dalam Menyelesaikan Krisis Air Menuju Kemandirian Masyarakat

30 Juni 2024   08:42 Diperbarui: 30 Juni 2024   20:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam sebuah desa yang cukup terpencil dengan terlindungi oleh hutan belantara di sekelilingnya. Walaupun demikian desa tersebut ditinggali oleh cukup banyak masyarakat di dalamnya. Salah satu masyarakat yang tinggal berupa seorang anak kecil yang memiliki nama Ali. Ali dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai seseorang anak yang selalu ceria walaupun kondisi hidup sangatlah sederhana bersama dengan keluarganya. 

Rumah keluarga Ali terletak di pinggi desa yang dilengkapi oleh sebuah sumur kecil sebagai sumber air utama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ali juga sangat sering sekali membantu orang tuanya mengambil air dari sumur tersebut. Walaupun dekat dari rumah tetapi untuk sampai ke sumur tersebut harus melewati jalan setapak yang berbatu.

Keluarga Ali juga hidup dengan pola kehidupan yang bisa dibilang sangat sederhana namun selalu penuh dengan kehangatan didalamnya. Meskipun keluarga Ali tidak memiliki banyak harta tetapi setiap anggota keluarga akan selalu merasakan cinta sampai kepedulian yang melimpah antar anggota keluarga. Namun demikian untuk urusan kebutuhan air bersih keluarga Ali harus berbagi dengan masyarakat di desa tersebut pada sumur air yang kecil.

Sudah sejak lama kehidupan keluarga Ali nyaman tanpa adanya rintangan yang mengampiri walaupun tidak mewah seperti keluarga lainnya. Namun pada saat itu secara spesifik saat musim kemarau yang terjadi cukup panjang tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Kemarau yang panjang tersebut membuat sumur kecil yang biasa diandalkan mulai mengering. 

Bahkan jika ada air di dalam sumur tersebut nyatanya tidak mampu memenuhi aktivitas masyarakat di desa. Sehingga ketika air yang sedikit tersebut ada di sumur membuat masyarakat harus rebutan. Ditengah rebutan tersebut sudah pasti dampak kurang baik dapat dirasakan seperti terkena sikut orang lain yang akhirnya membuat memar sampai luka. Luka sampai darah keluar dari dalam tubuh juga turut dirasakan Ali ketika sedang berebut air bersih di sumur kecil.

Ali, keluarganya, dan masyarakat pastinya merasa kebingungan yang luar biasa dalam menghadapi krisis air yang semakin memburuk. Mereka secara terpaksa harus mengatur penggunaan air dengan sangat bijak tanpa terbuang percuma sedikit pun. Penggunaan air tersebut dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sampai hujan turun agar sumur kembali terisi. 

Meskipun kondisi sangat sulit dengan dibeberapa kali dipenuhi ketegangan karena saling berlomba-lomba mendapatkan air. Nyatanya Ali masih mampu mempertahankan sikap optimisnya. 

Dimana Ali sangat yakin melalui ketekunan dikombinasikan dengan kesabaran maka suatu hari nanti akan berubah menjadi lebih baik seperti yang selalu diajarkan oleh ayahnya. Pesan tentang harapan sampai ketabahan yang selalu ditanamkan oleh ayahnya kepada dirinya menjadi pendorong utama baginya untuk selalu tetap tegar dalam menghadapi berbagai tantangan hidup yang sulit.

Sumber: pixabay.com
Sumber: pixabay.com

Ketika sedang meraskaan kondisi krisis air yang semakin parah tiba-tiba saja ayah Ali jatuh sakit. Saat sang ayah jatuh sakit pastinya setiap anggota keluarga merasa terkejut sekaligus cemas. Hal tersebut karena untuk dapat melakukan penyembuhan sang ayah membutuhkan perawatan medis dengan banyak air bersih. 

Sang ibu, Ali, dan adiknya berusaha sekuat tenaga untuk mencari solusi dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi sang ayah. Namun saat sedang mencari air bersih dari berbagai sumur yang ada nyatanya tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Setelah sekian lama mencari sumur tersebut nyatanya didominasi hampir kering airnya. 

Saat sedang merasakan keputusasaan keluarga tersebut akhirnya menemukan satu sumur yang masih cukup banyak air. Tetapi sumur air tersebut dimiliki oleh kelompok lain yang berseberangan dengan masyarakat dari desa tempat tinggalnya. Dengan demikian maka ketika keluarga Ali memohon untuk diberikan air bersih secara tegas kelompok tersebut menolaknya.

Penolakan yang dilakukan oleh kelompok tersebut sangatlah memilikukan bagi keluarga Ali secara spesifik bagi Ali. Padahal pada saat itu Ali sedang mengalami keputuasaan saat melakukan permohonan meminta air bersih. Namun balasan yang dilakukan oleh kelompok tersebut tetap bersikeras menolak memberikan air bersih bagi sang ayah Ali yang sedang sakit. 

Suara sang ibu sudah sangat terguncang sampai tidak mampu berkata-kata hanya mampu mengeluarkan air mata dari matanya. Bahkan pada saat itu tangisan sang ibu sangatlah terputus-putus dibarengi dengan memalas di tengah panasnya siang hari. Ali melihat kondisi tersebut hanya mampu menatap dengan penuh kekhawatiran dan mencoba untuk berbicara dengan penuh sopan dan hormat kepada kelompok tersebut. 

Namun saat sedang mencoba berkomunikasi dengan kelompok tersebut sangatlah sulit karena tatapan Ali dibalas dengan pandangan dingin. Adik Ali yang masih kecil tentunya langsung menarik lengan kakanya dengan wajah pucat penuh dengan kebingungan karena tidak mengerti mengapa kelompok tersebut menatap keluarganya dengan sangat kejam.

Beberapa kali penolakan yang disampaikan kelompok tersebut disampaikan secara tegas tanpa adanya aba-aba. Hal tersebut tentunya membuat pada saat itu suasana sekeliling menjadi semakin tengang. Bahkan pada saat itu ketegangan terasa begituh padat sehingga hampir bisa dipotong menggunakan pisau. 

Ali yang mundur karena ditarik sang adik seketika melihat ibunya yang sedang mencari harapan di tengah kelompok yang penuh pandangan dingin. Saat sang ibu mencoba minta belas kasihan kelompok tersebut namun respon yang diberikan sangatlah keras tanpa adanya belas kasihan.

Kelompok tersebut sampai membuat blokade untuk menjaga sumur air agar tidak diambil oleh keluarga Ali. Dalam keputuasaan yang mendalam harus terpaksa keluarga Ali kembali ke rumah dengan tangan hampa setetes pun untuk sang ayah.

Tidak berhasil mendapatkan air bersih yang dibutuhkan bagi sang ayah demi kesembuhan membuat kondisi memburuk. Secara perlahan-lahan sang ayah terus memburuk karena penanganan atas perawatan tidak memadai. 

Setelah sang ayah berjuang sekuat tenaga melawan penyakit ditengah-tengah keterbatasan pada akhirnya harus merasakan hembusan napas terakhir di rumah yang terasa sangat sunyi. Kematian sang ayah sangatlah mengguncang seluruh anggota keluarga serta meruntuhkan kekuatan emosional. 

Sang ibu yang telah berjuang tanpa henti dalam mencari solusi kesehatan bagi sang ayah pastinya terjatuh sangat dalam atas perasaan kesedihan yang mendalam. 

Saking mendalamnya rasa jatuh tersebut membuat sang ibu merasakan depresi yang merayap masuk ke dalam kehidupan sehari-harinya. Ali dan adiknya pun kini harus menjadi penopang hidup keluarga tersebut dengan berusaha kerasa untuk mencari sebutir beras dalam memenuhi kebutuhannya.

Rasa depresi tersebut membuat kehidupan keluarga Ali yang dahulu dipenuhi oleh cinta sampai harapan kini terganti oleh kehampaan yang tidak terlukiskan. Sang ibu sudah berada dalam kondisi terpuruk dalam kesendirian yang terjebak dalam labirin pikiran sendiri yang dipenuhi kenangan manis bersama sang suami. 

Setiap sudut rumah memancarkan kekosongan yang menyayat hati mengingatkan kepada kepergian sang ayah yang tidak tergantikan. Sang ibu sampai berada di kondisi ling lung dengan perasaan terombang ambing. Hal tersebut karena kenangan manis bersama sang suami dan masa depan yang kini tampak suram.

Dalam kesedihan yang mendalam membuat sang ibu akhirnya menemui jalan untuk menyusul sang suami yang telah meninggalkan dunia. Di malam yang sedang sunyi-sunyinya bulan meluncur di atas langit yang berkelap-kelip sang ibu menutup mata dalam tidur panjang. 

Ali dan adik sudah pasti terkejut dan merasa terpukul karena kehilangan kedua orang tuanya secara mendadak dalam waktu yang berdekatan. Kehampaan di dalam rumah kini menjadi kian dalam bahkan di dalam rumah hanya mampu dihiasi oleh suara gemuruh angin malam yang menghembus sepi. 

Pemakaman sang ibu dilakukan di samping makam sang ayah menjadi pemandangan yang mengharukan. Kini bagi Ali dan adiknya masa depan kini tampak suram tanpa adanya cahaya kasih sayang dan perlindungan dari orang tua.

Sumber: pixabay.com
Sumber: pixabay.com

Di tengah kesedihan yang menyelimuti Ali dan adiknya masyarakat lingkungan sekitar terlihat hanya menjadi penonton tidak berdaya. Meskipun mengetahui penderitaan yang dialami keluarga Ali tidak seorang pun dari masyarakat yang bersedia memberikan bantuan atau sokongan moral. 

Masyarakat sekitar hanya melihat dari kejauhan sambil meninggalkan Ali dan adiknya terombang-ambing dalam penderitaan sendiri. Ketika Ali mencoba mencari bantuan atau dukungan nyatanya saat berada di depan pintu langsung masyarakat tertutup sangat rapat atau wajah yang menolak dengan berbagai alasan didalamnya. 

Keadaan semakin menambah kehampaan yang dirasakan oleh Ali dan adiknya karena merasa terbuang dan terpinggirkan dalam buka yang begituh dalam. Di rumah yang kini sunyi dan dingin mereka merenungkan kehilangan yang tidak terbayangkan ditambah dunia sekitar terus berputar tanpa memperhatikan penderitaan mereka yang berkepanjangan.

Ali di tengah keputusasaan dan rasa terpinggirkan merasa dendam terhadap situasi yang menghancurkan keluargannya. Dengan tekad yang teguh Ali memutuskan untuk menyelesaikan masalah utama yang telah merenggut ayah dan ibunya berupa kekurangan air bersih. Ali menutuskan untuk menggali sumur dengan penuh semangat dan keberanian meskipun saat melakukannya selalu penuh hambatan sampai ancaman dari masyarakat yang tidak setuju atas tindakannya. 

Masyarakat mencoba melemahkan tekad Ali dengan berbagai macam cara nyatanya Ali tidak pernah menyerah sedikitpun. Ali mengetahui secara jelas akan tujuannya yang berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidupnya dan masyarakat. Dalam kegelapan malam yang sedang sunyi ditemani oleh cahaya lilin yang remang-remang Ali terus berkerja keras menggali tanah untuk mencari sumber air.

Akhirnya hasil kerja keras Ali membuahkan hasil yang memuaskan saat mata air mulai mengalir dari hasil galian yang dilakukan. Air melimpah tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan hari keluarganya tetapi memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Tanah kini menjadi subur yang dapat digunakan untuk melakukan menanam tanaman dengan hasil yang sangat melimpah.

Sehingga masyarakat mampu memenuhi kebutuhan pangan dan air bersih secara mandiri. Ali juga kini dihormat oleh masyarakat lingkungan karena mampu memastikan bahwa tidak ada warga yang mengalami kekurangan air seperti yang pernah dialami di masa lampau. Kesuksesan Ali saat ini tidak hanya mempu membawa perubahan bagi diri dan adiknya tetapi juga memberikan harapan baru bagi masyarakat sekitar untuk hidup lebih sejahtera dan mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun