Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sosok Ali Dalam Menyelesaikan Krisis Air Menuju Kemandirian Masyarakat

30 Juni 2024   08:42 Diperbarui: 30 Juni 2024   20:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saking mendalamnya rasa jatuh tersebut membuat sang ibu merasakan depresi yang merayap masuk ke dalam kehidupan sehari-harinya. Ali dan adiknya pun kini harus menjadi penopang hidup keluarga tersebut dengan berusaha kerasa untuk mencari sebutir beras dalam memenuhi kebutuhannya.

Rasa depresi tersebut membuat kehidupan keluarga Ali yang dahulu dipenuhi oleh cinta sampai harapan kini terganti oleh kehampaan yang tidak terlukiskan. Sang ibu sudah berada dalam kondisi terpuruk dalam kesendirian yang terjebak dalam labirin pikiran sendiri yang dipenuhi kenangan manis bersama sang suami. 

Setiap sudut rumah memancarkan kekosongan yang menyayat hati mengingatkan kepada kepergian sang ayah yang tidak tergantikan. Sang ibu sampai berada di kondisi ling lung dengan perasaan terombang ambing. Hal tersebut karena kenangan manis bersama sang suami dan masa depan yang kini tampak suram.

Dalam kesedihan yang mendalam membuat sang ibu akhirnya menemui jalan untuk menyusul sang suami yang telah meninggalkan dunia. Di malam yang sedang sunyi-sunyinya bulan meluncur di atas langit yang berkelap-kelip sang ibu menutup mata dalam tidur panjang. 

Ali dan adik sudah pasti terkejut dan merasa terpukul karena kehilangan kedua orang tuanya secara mendadak dalam waktu yang berdekatan. Kehampaan di dalam rumah kini menjadi kian dalam bahkan di dalam rumah hanya mampu dihiasi oleh suara gemuruh angin malam yang menghembus sepi. 

Pemakaman sang ibu dilakukan di samping makam sang ayah menjadi pemandangan yang mengharukan. Kini bagi Ali dan adiknya masa depan kini tampak suram tanpa adanya cahaya kasih sayang dan perlindungan dari orang tua.

Sumber: pixabay.com
Sumber: pixabay.com

Di tengah kesedihan yang menyelimuti Ali dan adiknya masyarakat lingkungan sekitar terlihat hanya menjadi penonton tidak berdaya. Meskipun mengetahui penderitaan yang dialami keluarga Ali tidak seorang pun dari masyarakat yang bersedia memberikan bantuan atau sokongan moral. 

Masyarakat sekitar hanya melihat dari kejauhan sambil meninggalkan Ali dan adiknya terombang-ambing dalam penderitaan sendiri. Ketika Ali mencoba mencari bantuan atau dukungan nyatanya saat berada di depan pintu langsung masyarakat tertutup sangat rapat atau wajah yang menolak dengan berbagai alasan didalamnya. 

Keadaan semakin menambah kehampaan yang dirasakan oleh Ali dan adiknya karena merasa terbuang dan terpinggirkan dalam buka yang begituh dalam. Di rumah yang kini sunyi dan dingin mereka merenungkan kehilangan yang tidak terbayangkan ditambah dunia sekitar terus berputar tanpa memperhatikan penderitaan mereka yang berkepanjangan.

Ali di tengah keputusasaan dan rasa terpinggirkan merasa dendam terhadap situasi yang menghancurkan keluargannya. Dengan tekad yang teguh Ali memutuskan untuk menyelesaikan masalah utama yang telah merenggut ayah dan ibunya berupa kekurangan air bersih. Ali menutuskan untuk menggali sumur dengan penuh semangat dan keberanian meskipun saat melakukannya selalu penuh hambatan sampai ancaman dari masyarakat yang tidak setuju atas tindakannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun